Part 10

2.9K 230 3
                                    

Malam harinya, setelah melewati hari tersial bagi Evelyn selama hidupnya di Immortalia. Tersial? Tentu kata itulah yang pantas untuk menggambarkan hari yang telah dilewati Evelyn. Bagaimana dia tidak merasa seperti itu? Selain bangun kesiangan untuk melakukan aktivitas sehari-harinya. Dia lagi-lagi harus bertemu dengan dua penghisap darah alias vampire yang sangat dibencinya. Evelyn menghela napas panjang jika ingat kejadian tersebut.

Lalu didalam kamarnya yang berada dilantai dua. Seperti biasa sebelum tidur Evelyn membuka jendela kamarnya untuk menatap langit malam, yang mana malam ini langit bertabur bintang dan rembulan yang bersinar terang. Evelyn tak tahu kenapa dia begitu suka menatap langit? Dia sering merasa ada sesuatu dilangit, sesuatu yang membuatnya tenang, dan sesuatu yang harus dia ingat!

Apa yang ada dilangit? Hingga aku merasa ada sesuatu yang sangat penting dan berhubungan dengan hidupku. Sesuatu yang terlupakan dan harus ku ingat! Batin Evelyn sambil menatap langit malam lewat jendela kamarnya.

*****

Jauh-jauh diatas langit tertinggi, seorang pemuda malaikat yang memiliki wajah sangat tampan sedang duduk termenung. Dia duduk diatas bintang yang bersinar paling terang. Dia termenung sambil menatap kearah bumi yang merupakan planet ketiga dari susunan tata surya. Sebuah planet yang dihuni oleh makhluk fana dan abadi.

"Sean," sapa seorang pemuda malaikat yang baru datang menghampiri pemuda malaikat yang duduk termenung.

Pemuda malaikat yang dipanggil Sean itu menoleh kearah angel lain yang menyapanya. "Ethan, adik kecilku yang manis." ujarnya sambil tersenyum.

"Cukup Ethan, aku tidak suka kau sebut manis Kak!" protes angel yang baru datang.

"Iya-iya, aku cuma bercanda." ujar Sean sambil terkekeh geli.

"Iya, tidak apa-apa! Jika itu bisa membuatmu sedikit ceria."

"Hmm, kau baik sekali adikku yang manis."

Ethan langsung merengut mendengar Kakaknya yang lagi-lagi mengatakan dirinya manis.

Melihat ekspresi adiknya Sean tambah terkekeh geli. "Maaf-maaf, aku cuma bercanda!"

Ethan mendengus kesal lalu berkata, "Iya, tidak apa-apa!" ujarnya yang kemudian melanjutkan perkataannya. "Apa benar saudari kembar Evelyn telah ditemukan dan pulang?"

Sean menganggukkan kepalanya sebagai tanda jawaban. "Ternyata dia berada di pack werewolf  lain dan hilang ingatan, tapi sayang Evelyn ternyata tidak bersamanya dan dia pun tidak tahu dimana Evelyn Sekarang. Seperti itulah cerita yang kuketahui saat berkunjung ketempat tinggal orang tua Evelyn."

"Astaga, pantas saja saat kau bahkan keluarganya mencari Evelyn dan saudari kembarnya didunia manusia tapi kalian tak menemukannya selama ini. Ternyata saudarinya berada didunia immortal, terus apa mungkin Evelyn juga berada didunia immortal seperti saudarinya?"

"Mungkin saja, makanya sekarang aku akan fokus mencari Evelyn didunia immortal. Aku yakin black witch itu sengaja membuang mereka ditempat yang jauh dan terpisah agar kami sulit untuk menemukan mereka."

"Kau tahu? Kata para tetua malaikat. Jika kau tidak juga menemukan Evelyn, maka kekuatan malaikat yang kau pinjam untuk mencari Evelyn selama ini bisa kau miliki lagi! Asal kau kembali menjadi malaikat seutuhnya, dan kata para tetua juga kau itu malaikat berbakat yang tidak ada bandingannya."

"Aku tahu, para tetua sudah mengatakan itu kepadaku. Namun keputusan ku untuk menjadi manusia itu sudah final, dan aku yakin suatu saat aku akan menemukan Evelyn."

"Tapi bagaimana jika, Evelyn sudah-"

"Tidak, aku yakin Evelyn masih hidup," ujar Sean memotong kata-kata Ethan, karena dia tahu apa yang akan dikatakan oleh adiknya tersebut. "Evelyn gadis yang kuat, cerdas, dan aku percaya dengan keyakinan ku bahwa dia masih hidup disuatu tempat. Suatu tempat yang tidak aku ketahui keberadaannya sekarang, tapi aku yakin aku akan menemukannya suatu saat nanti."

"Baiklah, aku hanya bisa mendo'a kan semoga dia bisa cepat ditemukan. Tapi maaf ya kak, karena aku tidak bisa ikut membantu mencari! Sebab kau tahu sendiri tugasku sebagai malaikat pemula sangatlah banyak."

"Iya, tidak masalah! Aku mengerti Ethan." balas Sean sembari merangkul Ethan, yang merupakan adiknya tersebut.

.

To be continued...

The Half-Blood GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang