Chap 41

653 67 10
                                    

Gue membuka mata yang gue rasain cuma sakit di kepala gue, ya kepala gue rasanya nyeri. Dan melihat sekeliling gue. Tembok putih dan bau obat obatan menyeruak di sini. Ya ini ruangan rawat rumah sakit.

Dan yang gue lihat pertama, laki laki yang tengah tertidur dengan mengenggam tangan gue yang tak di infus. Gue melihat mukanya yang damai, dan sekelebat bayangan berputar di otak gue. Dia Lay, dia cowok nyebelin yang pernah gue kenal.

Dia nyebelin, tapi gue sayang. Dan dia adalah pacar gue lebih tepatnya mantan pacar gue. Haha aneh kan? Tapi memang benar adanya, benci bisa jadi Cinta. Tapi status kita udah mantan pacar. Kemudian gue ngarahin tangan gue yang di tempel infus untuk ngusap kepala pacar gue. Dan dia pun mulai terusik, dan bangun dari tidurnya.

Dia duduk tegap dan mengucek matanya, mengumpulkan kesadaran. Setelah dia benar benar sadar...

"Rara kamu udah bangun!? Ak.. Aku panggilin dokter dulu" ucap dia bersemangat, dan gue cuma nganggukin kepala.

Lay hendak bangkit dan pergi dengan akan berlari, dan dengan cekatan gue narik tangannya.

"Kenapa!? " tanyanya. Dia sangat bodoh! Haha

"Mau kemana? " gue menjawab pertanyaan lay tadi.

"Ya aku mau manggil dokter lah" ucapnya dengan sangat polos. Dasar Zhang Bodoh Yixing. Haha apa saking senengnya? Hingga tingkat ke konyol- an nya meningkat?

Padahal tinggal memencet tombol yang ada di tembok dekat ranjang gue buat memanggil dokter, ck... Gue pun melirik ke arah tombol hijau itu. Lay yang paham akan maksud gue, menepuk keningnya. Dasar konyol!

"Aih, aku lupa. Ehehe" jawabnya dengan senyuman yang khas. Dan menampilkan lesung pipit di pipi. Aaah pengen gue cubit. Dan lay pun memencet tombol itu.

Beberapa saat kemudian, seorang dokter di temani seorang suster datang. Dan memeriksa keadaan gue. Dan setelah itu dokter meminta lay untuk mengikuti nya. Sampai di ujung pintu samar samar gue denger pembicaraan dokter dan lay.

", saudara fera , keadaannya sudah membaik pak, dan kemungkinan amnesia nya juga sudah pulih. Walaupun dia hanya mengingat kejadian dulu, dan dia lupa akan kejadian yang baru baru ini terjadi. Coba bapak tanyakan kepada saudara fera, tapi jangan terlalu banyak pertanyaan"

Dan setelah itu, terdengar suara langkah kaki yang jalan menghampiri gue. Siapa lagi kalau bukan lay. Dan dia ada di hadapan gue yang tengah terduduk mematung. Gue tengah berfikir, amnesia?

"Ra? " lay memanggil gue. Tapi gue gak jawab panggilannya.

"Fera" ucapnya lagi tapi gue tetep gak berkutik.

"Fera kim! " ucapnya dengan memanggil nama gue lengkap sambil memegang bahu gue.

Gue melirik menatapnya, "apa? " jawab gue.

"Kamu gapapa? " ucap lay dan gue jawab dengan anggukkan.

"Hmm.. Yaudah kalo ada yang sakit bilang ya? " ucapnya

Gue jawab dengan mengangguk, dan saat lay hendak pergi gue mencekal tangannya. "Lay, gue dijodohin" ucap gue.

Ekspresi lay seketika berubah. Dia seperti mematung? Kenapa? Ucapan gue salah?

"Sayang apa yang kamu ingat? " tanya lay. Ke gue

Gue mengernyit bingung, ingat?
"Tentu saja aku mengingat, kalau mama dan papi mau ngejodohin aku, dan.. Ah.. Kamu juga akan di jodohkan kan lay? Dan kenapa aku disini? " tanya ku.

"Ehmm.. Sudah jangan terlalu di pikirkan. Yang penting aku sayang kamu" ucap lay kemudian mencium kening gue lembut dan ciuman di kening itu berlangsung lama seolah menyalurkan rasa sayang.

Lay Zhang - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang