Chap 60 [END]

1.1K 90 16
                                    

Sudah 1 minggu Rara keluar dari Rumahsakit, di rumah dia hanya melamun kadang dia menatap tubuhnya dari pantulan dirinya yang ada di kaca sambil mengusap perutnya yang rata.

Dia masih terpukul dengan keadaannya saat ini.

Kebetulan 1 minggu setelah kepulangan Rara, bi Inah yang biasanya menjaga Keyra pulang ke kampung halamannya karena anaknya sedang sakit. Dan itu membuat Lay sedikit kesusahan untuk menjadi 2 peran, sebagai ayah dan juga sebagai ibu.

Sebenarnya lay bisa meminta bantuan pada orang tuanya atau teman-temannya untuk membantunya menjaga Keyra, karena ia juga memiliki pekerjaan di kantor.

Tapi ia tak mau terlalu merepotkan orang, ia memilih menjaga Keyra sendirian. Pekerjaan kantor ia percayakan pada Baekhyun, sesekali Lay juga ikut mengerjakan pekerjaan kantornya kalau Keyra sudah tidur.

1 minggu ini juga Rara hanya mengurung diri di kamarnya. Ia menjadi orang yang sangat pendiam, dan jarang berbicara. Setiap ditanya jawaban Rara hanya mengangguk dan menggeleng.

Untuk makan Lay dengan sabar selalu membawa nampan berisi beberapa makanan dan minuman untuk istrinya makan. Walaupun Rara hanya memakanya sedikit, tapi itu membuat Lay merasa senang. Setidaknya perutnya terisi makanan bukan ?

Seperti saat ini. Keyra masih tidur dengan pulas sebelum membangunkan Keyra, Lay biasanya yang menyiapkan makanan untuk sarapan.

Setelah beberapa menit berikutat dengan peralatan dapur, Lay membawa nampan berisi semangkuk bubur ayam dan juga segelas susu sapi rasa vanilla. Ia membawa nampan itu berjalan ke kamarnya.

Saat sampai di depan pintu ia mendengar sebuah teriakan. Dengan cepat ia membuka pintu itu dan membuat suara dentuman keras.

"RARA!"

*********

Pukul 05.00 am

Pergerakan di atas kasur membuat Rara terusik dari lamunannya. Ia tahu Lay bangun, ia pura-pura terpejam saat Lay mendekati telinga nya mengucapkan 'selamat pagi' Rara tidak meresponnya ia tetap memejamkan matanya.

Setelah Lay benar-benar sudah pergi, karena terdengar suara pintu yang tertutup. Rara mendudukan dirinya dan menyenderkan badannya di kepala ranjang.

"Maafin mama, Yira. Kamu bahagia disana nak?" ucap Rara, bermonolog sambil mengusap pipinya yang tak terasa sudah basah.

"Andai ayah lebih memilih menyelamatkan mu daripada mama. Pasti kamu sudah melihat indahnya dunia, dan pasti kakak mu Keyra akan sangat senang sayang" ucap Rara lagi.

ia memejamkan matanya kemudian menatap langit-langit kamar, kemudian mengambil sebuah pisau cutter di laci lemari nakas, dekat tempat tidurnya.

"ya tuhan, apa mungkin engkau belum percaya untuk menitipkan buah hati untukku? Jika iya, Jaga anakku di sana tuhan" ucap Rara.

"Aku ingin bersamanya, sayang mama akan segera menyusul mu" ucapnya lagi sambil menatap pisau cutter yang terlihat mengkilap dan sangat tajam.

Kemudian ia mengarahkan pisau itu di pergelangan tangannya."Aku ingin bisa melihat ia tumbuh! Tapi kenapa kau mengambilnya!!!! " teriak Rara frustasi. Ia hilang kendali sampai pisau itu dengan mulus melukai pergelangan tangannya.

"RARA!!" Teriak Lay yang berada di ambang pintu, nampannya terjatuh membuat bubur yang susah payah ia buat berserakan.

Mangkuk dan gelas jadi pecah berkeping-keping. Lay dengan cepat mendekati Rara yang hampir hilang kesadaran, ia merobek kaos yang ia pakai dan membalutkan pada pergelangan Rara yang terluka.

Lay Zhang - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang