03💢

12K 2.1K 116
                                    

Kamu memasuki kelas setelah memastikan Jaemin masuk lebih dulu. Pikiran kamu terus bergelut soal Jaemin.

Kenapa suaranya seindah itu?

Kenapa senyumnya semanis itu?

Kenapa ia bilang kamu tidak boleh berbicara dengannya lagi?

Dan kenapa jantungmu berdetak secepat ini ketika memikirkannya?

Kamu jadi panik sendiri, rasanya ingin lari jauh entah kemana. Tapi berakhirlah kamu disini, bertemu lagi dengan Jaemin yang seperti biasanya.

Kamu menyukai sisi lainnya yang seperti tadi. Ketika ia berbicara, tersenyum, menolong, bahkan memelukmu demi tidak ketahuan guru BK.

Yaampun kamu terbawa perasaan.

Kamu duduk di bangku milikmu yang tepat berada di sebelah Jaemin. Arin terlihat berlari menghampirimu.

"Tumben telat" ucapnya.

"Iya, ponsel gue mati jadi alarmnya gak bunyi"

"Sue" Arin sedikit menahan tawanya.

"Gurunya kemana?" tanya kamu.

"Dia harus ngisi acara gitu katanya, piket udah ninggalin tugas tapi dikumpul minggu depan, makanya anak-anak pada santai"

Kamu mengangguk-angguk sebagai jawaban. Sekarang kamu tengah berpikir, cerita tidak ya pada Arin soal masalah kamu dan Jaemin tadi?

"Eh rin, gue pengen cerita tapi di bangku lo ya!" kamu langsung menarik Arin menuju bangkunya yang berada di paling depan.

"Eh santai dong"

Begitu duduk, kamu langsung menceritakan semua kejadiannya dari awal, mulai dari kamu telat bangun hingga kamu ditolong oleh Jaemin dan masuk ke dalam gudang.

Dan apa reaksi Arin?

"EH BAHARUDIN GAK USAH HALU DIKIRA INI DRAMA FANFICTION APA!" Arin malah tertawa terbahak-bahak dengan ceritamu.

"Serius udinnn!!" kamu ingin memukul Arin sekarang juga karena reaksinya.

"Ah gak percaya gue, buktiin coba! Kalo sampe dia ngomong gua jungkir balik tengah lapang"

"Yeuu kan dia bilang gue gak boleh ngomong sama dia lagi" ucapmu.

"Lah tapi kan lo belom bilang makasih kan? Coba aja dulu wkwkwk.."

Akhirnya dengan berat hati, kamu berjalan menuju meja Jaemin dan berdiri tepat dihadapannya yang tengah duduk, membaca sebuah buku, dengan earphone yang terpasang sempurna di telinganya.

"Jae" panggil kamu.

Ia menengok, lalu melepas salah satu earphonenya.

"Makasih, buat yang tadi" ucap kamu gugup dan sedikit gemetaran.

Jaemin menatapmu sebentar, lalu matanya kembali fokus pada buku yang tengah ia baca.

"Lo gak akan ngucapin sama-sama atau apa gitu?"

Jaemin tak menengok padamu sedikitpun, ia malah kembali menggunakan earphonenya dan kembali berkonsentrasi pada rangkaian kata yang tengah ia baca.

Rasanya kamu ingin mengamuk sekarang, bagaimana bisa ia membiarkan kamu seperti orang gila, berbicara sendiri tanpa ada yang menjawab? Masa bodoh sekarang kamu jadi bete. Kamu kembali kepada Arin.

Arin tengah tertawa terbahak-bahak lebih parah dari sebelumnya, bahkan ia memegangi perutnya yang mungkin mulai sakit diakibatkan terlalu banyak tertawa.

"Gak usah ketawa lo ah!" Kamu duduk di atas meja Arin seraya melipat tangan, tak lupa dengan bibir yang sedikit dikerucutkan tanda sedang kesal.

"Santai.." Arin menepuk-nepuk pundak kamu.

"JaeKim shipper deh gue.. Gue percaya sama cerita lo. Jangan nyerah buat denger lagi suaranya dan liat senyumnya" Arin tersenyum.

Ah ternyata teman seperti Arin tidak selalu menjengkelkan, ia memiliki sisi baik di dalamnya.

Silent x Jaemin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang