04💥

11.5K 1.9K 169
                                    

Gara-gara perkataan Arin, kamu jadi semangat supaya bisa mendengar suara Jaemin lagi. Walau hanya sekali, tapi rasanya ia menjadi sebuah candu yang tak diduga-duga.

Kamu sesekali memperhatikan Jaemin yang tengah menyalin materi dari papan tulis. Ia sangat rajin, berbeda dengan kamu yang mau belajar tergantung pada mood. Jika sedang baik, mungkin belajar, jika tidak ya, kamu hanya akan memandang kosong setiap buku yang kamu lihat. Lagipula, pelajaran sekarang rasanya tidak semenyenangkan dulu.

Kamu menggigit-gigit pulpen seraya terus memperhatikan Jaemin. Tak diduga, ia menengok ke arahmu sebentar. Kamu yang merasa tercyduk langsung tersenyum dengan penuh kepolosan. Dan sialnya, ia malah membuang mukanya, seperti ilfeel melihatmu.

Kamu terkejut bukan main dengan reaksinya. Apa-apaan ini?

◆◆◆

Di hari berikutnya, kamu datang lebih awal dari biasanya, mungkin karena dendam di hari yang telat kemarin.

Di koridor, kamu berpapasan dengan Jaemin yang sepertinya akan pergi ke toilet. Kamu berinisiatif menyapanya.

"Jae!" Teriak kamu seraya melambaikan tangan.

Dia menengok dan hanya menatap kamu, pandangannya seperti mengatakan 'Apa lo?'

Ia mengabaikan kamu. Kamu menatap punggungnya yang terus menjauh.

Ah kenapa semenyebalkan ini?

"Arinn!!" Rengek kamu begitu masuk ke kelas. Arin menyambut kamu dengan senyumnya.

"Galau lo?" kamu mengangguk sebagai jawaban.

"Ngeselin banget sih jadi orang, gue jadi kepo kenapa dia ga mau ngomong.. Padahal menurut gue dia bisa jadi most wanted di sekolah ini" jelas kamu.

"Hahaha mana gue tau dikira gue bapaknya" Arin terbahak-bahak.

"Eh yang ada elu emaknya" balas kamu sebal.

"Spiko maaf"

"Spiko?"

"Speaking typo"

"Bolot! Receh! AH ARIN MAH!" kamu dan Arin tertawa bersama-sama.

Setelah tertawa cukup puas, kamu mulai berbicara lagi, "Gue sapa, dia malah buang muka, gue gedeg ah.. Diperhatiin juga malah kek gak suka gitu"

"Eh, hm, gimana kalo lo coba kasih apa gitu ke dia.. Siapa tau dia terima, seenggaknya dia bakal ngucapin makasih buat lo" itu saran Arin.

"Oh iya, dia kan jarang ke kantin juga kalau istirahat"

"Nah, coba nanti siang beliin jus kotak itu"

"Okey siap, bantu ya rin!" kamu mengacungkan ibu jarimu pada Arin.

"Dengan senang hati bos!"

◆◆◆

Jam istirahat rasanya datang begitu cepat. Kamu dan Arin buru-buru untuk membeli sekotak jus dikantin. Setelahnya, kalian kembali ke kelas. Kebetulan sekali, bangku Jaemin kosong, mungkin orangnya tengah pergi entah kemana.

"Gue simpen di kolong aja, eh sticky notes nya tadi dimana ya?" kamu mencari-cari sticky notes yang sudah kamu tulis tadi.

"Ini ini" Arin memberikannya.

Kamu menempelkan sticky notes tepat dibagian depan jus, lalu meletakannya di bawah meja tanpa sepengetahuan Jaemin.

'For you! - Kim'

Itu isi sticky notesnya. Setelah itu, kamu dan Arin kembali ke kantin untuk makan siang.

Setelah makan siang sekitar 15 menit, kamu dan Arin kembali ke kelas dengan harapan Jaemin akan memberikan respon baik.

Di dalam kelas hanya ada Jaemin, kamu dan Arin masuk dengan ragu-ragu. Mungkin anak-anak lain masih beristirahat sebab waktunya masih ada sekitar 10 menit lagi.

Kalian duduk di bangku masing-masing, begitupun kamu. Kamu agak sedikit canggung, was-was, dan tidak sabar untuk melihat reaksi Jaemin soal jus yang kamu berikan padanya itu.

Kamu mengetuk-ngetuk pulpen seraya membolak-balikkan buku, berpura-pura belajar agak tak terlihat begitu tegang.

Tiba-tiba Jaemin beranjak dari bangkunya dan menghampiri kamu. Di depan sana Arin melihat dengan perasaan deg-deg an. Jaemin meletakkan sekotak jus seperti yang kamu berikan, tapi warna sticky notesnya berubah menjadi putih, padahal sebelumnya pink.

Setelah meletakannya, ia kembali duduk di bangkunya dan mulai menggunakan earphone, menyetel lagu, lalu memejamkan mata dan menyandarkan kepalanya di meja.

Setelah memperhatikannya, kamu membaca sticky notes pada kotak jus yang Jaemin letakkan dimejamu.

'I don't need like this - Jae'

Rasanya, sekarang kamu mau meledak karena emosi menghadapinya.

Silent x Jaemin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang