24♨

8.4K 1.4K 96
                                    

Jaemin tengah fokus mengeringkan rambutmu dengan handuknya, dan kamu? Kamu hanya bisa menatapnya saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jaemin tengah fokus mengeringkan rambutmu dengan handuknya, dan kamu? Kamu hanya bisa menatapnya saja. Entah mengapa, rasanya Jaemin terlihat sangat tampan dengan rambut setengah basah.

"Dingin?" tanyanya setelah selesai mengeringkan rambutmu. Kamu mengangguk, dan dia tersenyum. "Mau sesuatu?"

"Mau makan mie? Boleh?"

"Tidak" jawabnya cepat.

"Loh, kan kamu nawarin. Ayo buatin!" titah kamu seraya cemberut.

"Tidak mau" ucapnya lagi.

Jaemin menyimpan handuk basah tersebut di kamar mandi yang terletak di kamarnya. Sedangkan kamu tengah asik memeluk bantal seraya memperhatikannya.

Hujan deras masih terus saja mengguyur, tapi syukurlah, karena hubungan kalian sudah membaik. Dan sekarang kamu sedang berada di kamarnya, berdua saja. Ibunya tengah pergi ke rumah neneknya.

Saat ini kamu memakai hoodie serta celana training milik Jaemin yang tentu saja sangat kebesaran pada tubuhmu. Tapi tak apa, lagipula rasanya hangat.

"Ayo turun" ucap Jaemin memecah lamunanmu.

Kamupun mengikutinya turun ke lantai bawah, katanya ia ingin membuatkanmu sesuatu yang hangat. Ia tau persis kamu kedinginan sejak tadi. Kamu duduk di meja makan dan memperhatikan Jaemin yang mulai sibuk dengan peralatan dapur.

"Mau dibantu?" tawar kamu.

Jaemin menggeleng, "Nanti kamu lecet, kan sayang"

Kamu terkekeh mendengarnya.

Setelah sekitar 10 menit berkutat dengan alat-alat tersebut, Jaeminpun memberikan kamu semangkuk cream sup dengan segelas air hangat.

"Dihabisin.." ucapnya seraya tersenyum.

Kamu mengangguk dan mulai makan. Jaemin yang duduk di hadapan kamu hanya memegang sebuah gelas yang sepertinya berisi coklat panas.

"Kamu gak makan?"

"Liat kamu bikin aku kenyang"

"Mulai deh.."

Jaemin tersenyum menanggapi perkataanmu, lalu dia meminum coklat panasnya itu sedikit demi sedikit seraya memperhatikan kamu makan.

Cukup lama hingga tiba-tiba ia meringis.

"Aaahhh" ringisnya seraya memegangi matanya. Kamu yang terkejut langsung menghampiri dan duduk disampingnya.

"K-kenapa jae?" tanya kamu panik.

"Mata aku perih" jawabnya.

"Kemasukan coklat?"

"Engga, aku gak ngedip liat kamu." Jaemin langsung menatap kamu seraya tersenyum.

"Cie panik" godanya melihat wajah kamu yang terlihat khawatir.

"Kamu kerasukan apaan sih!" kamu memukul lengannya.

"Jangan dipukul dong, kan ini pacar kamu, harusnya disayang." Ia menyandarkan dagunya pada tangannya, tak lupa dengan kedua manik matanya yang terus menatapmu, membuat kamu jadi salah tingkah sendiri.

"Berisik!"

Jaemin tertawa melihat wajah kamu yang mulai bersemu merah, kemudian ia menarik kamu ke dalam pelukannya.

"Maaf udah marah"

Kamu ikut memeluk tubuh Jaemin yang hanya berbalut kaos putih dan celana pendek berwarna hitam. "Gapapa, maafin aku juga ya"

Jaemin menepuk-nepuk kepala kamu, "Kamu cantik"

Kamupun terkekeh lalu melepas pelukannya, "Aku ingin tau soal kamu yang sesensitif itu soal aku sama Haechan"

Jaemin terlihat berpikir, "Yakin?"

"Iya!"

"Somi itu, dulunya dibully" ucapnya memulai cerita.

"Oh iya?" kamu sedikit tak percaya.

"Iya. Dia diintimidasi satu sekolah. Dan aku sebenernya gak tega liat dia kaya gitu, sampe ya aku nolongin dia setiap kali dia dibully. Pernah sekali dia dikunci di gudang, dan untungnya aku lewat sana pas mau pulang," Jaemin menghela nafas.

"Terus karena hal itu kita deket, dan dia nyimpen perasaan buat aku. Kita pacaran, tapi aku tiba-tiba jadi ikut kena bully satu sekolah."

"Kok gitu?!" kamu jadi ikut kesal.

"Ya karena aku mau aja pacaran sama orang culun wkwk" Jaemin terkekeh.

"Somi sekarang dan dulu itu penampilannya beda banget. Somi yang sekarang itu berkat usaha aku loh" Jaemin memamerkan smirknya.

"Bangga kamu?" kamu mendecih sebal.

"Hahaha gak juga. Setelah Somi jadi cantik itu, dia malah selingkuh sama Haechan. Dan ya, aku cukup kaget banget karena itu. Setelahnya aku putus sama Somi dan gatau kenapa aku masih aja kena bully."

"Gara-gara itu, kamu jadi pendiem banget dan tertutup?" tanya kamu memastikan.

Jaemin mengangguk, "Iya, aku gini karena aku gak mau ada yang perlakuin aku kaya gitu lagi. Aku ingin terlihat mengintimidasi buat orang-orang."

"Terus hubungan kamu sama Haechan?"

"Kita ga permasalahin, karena Haechan sendiri gatau kalo aku pacarnya Somi. Padahal kita segrup, tapi mungkin karena emang takdirnya gitu." Jaemin tersenyum mengakhiri ceritanya.

"Kamu, gak ingin kembali ke sifat asal kamu?"

"Engga," Jaemin menggeleng. "Aku mau semua perhatian aku terfokus ke kamu. Gini lebih baik, gak akan ada yang berani ganggu kamu, karena menurut mereka, pacar kamu ini menyeramkan"

"Padahal aslinya masih bayi" ucap kamu seraya tersenyum.

"Hahaha, aku ini udah gede. Kamu tuh yang bayi" Jaemin mengusak rambutmu.

Kamu hanya tersenyum karena mendapatkan kembali perlakuan manis Jaemin. Kamupun menengok jendela dan terlihat bahwa hujan telah reda.

"Jae, hujannya udah reda" ucapmu seraya menunjuk jendela.

"Ayo aku anter pulang"
























██████████

Maap kalo geje

Silent x Jaemin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang