27🌊

7.6K 1.3K 44
                                    

Putus.. Tidak.. Putus.. Tidak..

Ah pikiranmu kacau sekali. Apa Somi sungguhan dan tidak main-main? Bagaimana ini?

Tiba-tiba kamu teringat bahwa Jaemin bilang, kamu harus mengatakan apapun yang terjadi pada Jaemin. Dan ini adalah saatnya.

Tok tok..

"Hai (y/n)!!" Sapa Arin seraya tersenyum lebar.

"Whoaa Arin!!" kamu sangat bahagia karena Arin datang.

Arin langsung menghampiri kamu dan memelukmu erat, seperti sudah lama tidak bertemu.

"Aduh kok lu bisa gini sih? Sini bilang sama gue siapa pelakunya biar gue bantai huhu.." Arin menepuk-nepuk punggung kamu pelan.

"Udah lah. Kok lu sendiri sih?" tanya kamu.

Arin melepaskan pelukannya, kemudian menatap kamu sendu.

"Harusnya sama Jaemin."

Kamu bingung, "Terus dia mana?"

Arin menunduk, "Tadi dia ditarik anak-anak kelas sebelah, gengnya Sunwoo. Terus gue gatau gimana karena gue gak boleh ikut. Yaudah gue ke sini duluan."

"Hah?! Emang dia kena masalah apa?!" kamu terkejut bukan main.

Gengnya Sunwoo berisi beberapa anak nakal seperti Hwall, Han, dan Changbin. Dan Sunwoo yang berstatus sebagai ketua itulah yang paling parah. Ia seringkali keluar masuk BK dan berhasil lolos dari hukuman. Ia itu terlalu cerdik sehingga guru merasa lelah mengurusinya.

"Gue juga gak tau, sorry."

Tiba-tiba kamu terpikirkan sesuatu, "Eh ambilin ponsel gue dong di sana." kamu menunjuk sebuah meja yang agak jauh dari ranjang.

Arin tak menjawab, ia malah langsung bergegas mengambilkan ponsel milikmu. Setelah mendapatkannya, ia memberikannya padamu.

"Kenapa?"

"Gue takut, ini kerjaannya Somi, rin" jawab kamu seraya mengutak-atik ponselmu.

"Jadi beneran kejadian yang nimpa lo ini ulah Somi? Firasat gue bener dong"

Kamu menatap Arin, "Somi ngancam gue."

Kamu pun menceritakan kejadian tadi pagi, dimana Somi ingin kamu mengakhiri hubunganmu dengan Jaemin, serta bagaimana ia mengancam akan melakukan hal yang tidak-tidak pada Jaemin.

Kamu mendapat notifikasi.

[Jeon Somi :
You don't wanna see your boy get hurt, right? Don't tell him anything. Xoxo]

 Xoxo]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sialan" umpat kamu begitu melihat pesan dari Somi yang disertai dengan foto Jaemin.

"Coba liat"

Kamu menunjukkan pesan tersebut pada Arin.

"Kayanya, mending lo ngalah aja deh" ujarnya setelah melihat pesan tersebut.

Kamu menatap Arin tak percaya, "Kenapa?"

"Kita gak bakal tau sejauh apa Somi bertindak. Gue gak mau lo terluka, Jaemin juga. Apalagi kalo emang Somi ini kerja sama dengan Sunwoo, gue gak mau lo berdua kenapa-napa."

***

Buaghh..

Dughh..

Brakkk..

"Weh jago ya, tidak mengerang nih anaknya" pria itu tersenyum miring, kemudian anak buahnya yang tengah menonton itu tertawa keras.

"Hahahaha, pasrah kali.." ucap anak buahnya.

"Wanna more?" Tawar si pria yang barusan membuat babak belur korbannya.

"Ck," si korban hanya mendecih meremehkan, membuat si pria yang notabennya adalah anak kurang ajar itu naik pitam. Ia kembali menghantamkan pukulannya tepat mengenai wajah dan tubuh korbannya.

Duagh..

Duaghh..

Bughhhh..

***

Jaemin duduk di sisi taman, menatap tangannya yang sedikit nyeri akibat terkena bebatuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin duduk di sisi taman, menatap tangannya yang sedikit nyeri akibat terkena bebatuan. Ia benar-benar lelah dan membutuhkan banyak energi. Dan hal tercepat untuk mengisi energinya adalah dengan melihat atau mendengar suaramu.

Suaramu seperti lantunan musik Beethoven, yang membuat dirinya tenang dan nyaman.

Ia mengeluarkan ponselnya dan segera mencari kontakmu. Setelahnya, ia mulai menelponmu.

"Halo?" Suaramu langsung memenuhi indra pendengaran milik Jaemin.

"Sayang.." ujar Jaemin seraya tersenyum. Rasa sakit di tubuhnya mendadak menghilang begitu saja.

"Kenapa Jae? Kamu gak ke sini?"

Jaemin yang mendengar nada khawatir darimu itu langsung terkekeh.

"Maaf sayang, aku ada urusan."

"Urusan apa sampe aku dilupain?"

"Aku gak lupa sama kamu kok, baru sempet aja buat ngabarin." Jaemin membela diri.

"Jangan marah sayang.."

Hening.. baik kamu maupun Jaemin, kalian berdua sama-sama tak berbicara dan larut dalam pikiran masing-masing.

"Aku ingin bicara sama kamu." Ucapmu memecah keheningan.

"Bicara sekarang.."

"Ayo kita putus"

Jaemin tertegun mendengar ucapanmu. Rasanya semuanya berhenti, termasuk detak jantung dan aliran darahnya.

"Jae?"

"Jaemin?"

"Iya?"

"Ayo putus.."

"Oke"

Jaemin langsung memutus sambungan secara sepihak. Ia yang sebelumnya duduk itu langsung berdiri dan beranjak dari taman tersebut dengan wajah sedikit marah.

Silent x Jaemin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang