21📲

8.5K 1.4K 47
                                    

"Kita juga orang tua kamu kok chan, udah ya jangan nangis.."

"Makasih om, tante.." ucapnya di sela-sela tangisan.

"Sekarang kamu nginep di sini dulu aja ya, tante buatin coklat panas buat kamu.."

Karena merasa kebisingan, kamupun perlahan membuka mata dan berjalan gontai keluar dari kamar untuk menengok kebisingan tersebut. Kamu menuruni tangga dan terkejut melihat ayahmu tengah bersama Haechan yang sedang menangis.

"K-kenapa yah?" tanyamu seraya menghampiri mereka.

"Hai (y/n), maaf ganggu waktu tidur lo.." gumam Haechan menatapmu sayu.

Oh kamu jadi merasa sangat sedih, ia terlihat sangat kacau. Matanya bengkak, rambutnya berantakan, dan sudut bibirnya terlihat sedikit sobek dengan darah yang sudah mengering.

Ayahmu pergi, berniat membiarkan kalian mengobrol berdua saja.

"Kenapa?" tanya kamu setelah duduk disampingnya.

Bukannya menjawab, ia lebih memilih untuk memelukmu dan menangis. Kamu mengusap-usap punggungnya agar ia menjadi sedikit lebih tenang. Rasanya, agak aneh melihat Haechan yang biasa bersikap menyebalkan kini menangis.

"Ini coklat panasnya, ibu beresin kamar kosong dulu sebentar ya, biar bisa dipake Haechan" ucap ibumu seraya meletakkan segelas coklat panas di meja.

"Iya bu.."

Ibumu tersenyum lalu pergi meninggalkan kalian.

Haechan melepaskan pelukannya padamu, ia mengusap air matanya dan tersenyum miris padamu. "Cengeng banget gue haha"

"Gapapa kali.. Masalah sama orang tua lo?" tanya kamu mencoba memastikan.

"Iya, biasa. Tolong rahasiain gue ada di rumah lo ya, ke siapapun, plis"

◆◆◆

"Pagi chan!" sapa kamu setelah siap untuk berangkat sekolah.

"Iya, pagi" sapanya balik.

Kamu memperhatikan Haechan yang tengah mengaduk-aduk buburnya tanpa ada niat untuk memakannya.

"Jangan diaduk mulu, jijik.." ucap kamu, dan Haechan hanya menghela nafas sebagai reaksi.

Kamupun sarapan ditemani ibu, ayah, dan Haechan tentunya. Biasanya jika ada Haechan rumah akan terasa seperti pasar. Tapi kali ini benar-benar sepi seolah Haechan tidak ada.

"Chan, gue sekolah dulu ya.. Kalo ada apa-apa lo bisa sms, telpon, atau apalah. Jangan sungkan, kaya ke siapa aja sih.." pamit kamu seraya mengenakan sepatu di depan pintu.

Haechan yang tengah bersandar pada pintu itu mengangguk, "Iya, gampanglah.. Tiati!"

"Yo!" jawab kamu seraya mengambil ponsel yang terletak di jendela.

◆◆◆

Jam istirahat datang cepat. Jaemin yang duduk di sebelah kamupun menunjukkan ponselnya padamu, bertanda bahwa dia mengirimimu pesan.

"Dari pagi gak bales chat" ucapnya pelan, bertujuan agar hanya kamu yang mendengarnya.

"Di tas dari pagi hehe.." jawab kamu seraya tersenyum.

Kamupun membawa tas milikmu ke pangkuanmu, lalu mengeluarkan ponsel dan terkejut setengah mati karena yang kamu pegang saat ini bukanlah ponsel milikmu. Kamu menekan tombol lock dan tampilan lockscreen dengan foto Haechan.

Ponsel kalian sepertinya tertukar saat di rumah.

"Elah di pasword lagi, kan gatau.." gumam kamu seraya memandangi ponselnya.

"Kenapa?" tanya Jaemin yang sedaritadi memperhatikan kamu.

"A-ah itu.." kamu panik seketika.

"Aku malah bawa ponsel ibu, k-kayanya ketuker" ucap kamu cepat seraya memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas. Takut-takut Jaemin mengetahui bahwa ponsel yang ada padamu ini ponsel Haechan, bukan ponsel ibumu.

"Oh.." jawab Jaemin singkat.

"(Y/n)!! ANTER WC CEPET KEBELET!!!" teriak Arin yang langsung menarik-narik lenganmu.

"E-eh iyaiya.." Kamu pun ikut saja ketika Arin menarik kamu keluar kelas, tak lupa untuk terlebih dahulu tersenyum pada pacarmu yang mulai berbicara di sekolah.

Jaemin membalas senyummu dan hanya menatap kamu yang keluar kelas tergesa-gesa dengan Arin. Kini ia merasa benar-benar bosan. Walau sudah biasa bersikap dingin dan tak pernah berbicara, entah mengapa kali ini ia merasa sangat bosan sekali.

Jaemin jadi ingat, sejak pagi Haechan tidak muncul di grup chat NCT. Biasanya anak itu akan berisik mengucapkan selamat pagi dan mengingatkan segala hal untuk aktivitas seharian penuh.

"Coba chat deh.." gumam Jaemin pelan.

Ia pun mengetikkan beberapa kata lalu mengirimkannya pada Haechan. Tepat setelah pesannya terkirim, ponsel dari dalam tas milikmu bergetar dan terdengar olehnya.

Jaemin jadi curiga, tapi kemudian ia berpikir bahwa itu hanya kebetulan.

Jaemin kembali mengirimi Haechan dengan puluhan pesan, dan ponsel di dalam tas milikmu terus bergetar.

Karena merasa agak janggal, Jaeminpun membuka tasmu dan..

"What the-" Jaemin terkejut karena ia sangat mengenali ponsel Haechan.

Somi yang baru saja masuk ke kelas menyadari tingkah aneh Jaemin.

"Hal-"
"Ulah lo?" Sapaan somi terpotong oleh ucapan Jaemin.

"Dih nuduh lo? Apaan dulu?!" Somi yang tak terimapun membentak Jaemin.

"Ponsel Haechan, ada di tas (y/n)" Jaemin menunjukkan ponsel milik Haechan tersebut.

"Menurut lo, gue sekurang kerjaan itu sampe kudu nyolong ponsel Haechan?" sarkas Somi yang langsung meninggalkan Jaemin.

"Eh sebentar," Somi menghentikan langkahnya dan berbalik melihat Jaemin.

"Mungkin kali ini pacar lo selingkuh lagi sama Haechan.. hahaha!"

Silent x Jaemin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang