"Kapan kamu jatuh padaku? Aku ingin segera menangkapmu, Kim (Y/n)"
Jaemin mengubah posisinya lalu mendekatkan wajahnya pada wajahmu. Kamu refleks mundur tapi Jaemin terus mendekat sampai kamu sudah tak bisa menjauhkan wajahmu lagi.
Jaemin menatap tepat pada matamu, cukup lama sampai rasanya kamu sudah mati kaku.
Tanpa diduga, Jaemin mencubit kedua pipimu lalu ia kembali pada posisi normalnya, yaitu duduk di samping kamu.
"Udah jam setengah 7, gue anter lo pulang" Jaemin bangkit lalu meraih hoodienya yang ia gantungkan di balik pintu kamarnya.
Kamu masih mematung ditempat, tak begitu mengerti dengan situasi dan kondisi yang baru saja terjadi.
Jaemin bersandar pada dinding kamarnya dan melihat ke arahmu, "Waiting for what?" tanyanya dengan nada aneh.
"A-ah.." Kamu langsung tersadar dan membereskan alat tulis milikmu. Setelahnya kamu langsung mengikuti Jaemin keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah.
"Bu, nganter temen dulu ya" Jaemin mengambil kunci motor yang tergantung dengan rapih di ruang bersantai milik keluarganya, tapi kemudian ibunya keluar dari dapur.
"Eh bannya kempes" jawab ibunya Jaemin santai.
Jaemin langsung melihat ke arahmu. "Eh gapapa gue bisa pulang jalan juga sih.." ucap kamu.
"Yaudah gue temenin.." Jaemin kembali menggantungkan kunci motornya.
"Makasih ya tante maaf udah repotin" Kamu berpamitan pada ibunya Jaemin.
"Gak sekalian makan di sini?" Kamu geleng-geleng sebagai jawaban. "Ngga usah bu, udah malem juga hehe.. Makasih banyak ya"
"Sering-sering ke sini ya!" ucap ibunya Jaemin.
"Iya bu.. Permisi ya!"
Kamu dan Jaemin keluar bersamaan, kemudian pintu dan gerbang rumah ditutup oleh ibunya Jaemin.
Kamu pun berjalan pulang ditemani Jaemin, kebetulan rumah kalian ada di komplek yang sama, hanya berbeda beberapa blok saja dan tidak terlalu jauh juga.
Sebenarnya kamu cukup kaget karena tadi siang Jaemin tiba-tiba mengajakmu belajar bersama di rumahnya, tapi masa iya rezeki ditolak? Jadi kamu langsung meng-iya kan dan berakhirlah kalian terus berdua saja hingga detik ini.
Kamu merasa senang.
Sekaligus bingung dengan ucapan Jaemin sebelum pulang tadi.
"Ja-" baru saja kamu akan mengajaknya mengobrol, tiba-tiba ia bernyanyi seraya menatap bintang di langit.
"Twinkle twinkle little star..
How I wonder what you are..
Up above the world so high..
Like a diamond in the sky.."Jaemin bernyanyi dengan sangat pelan dan lembut, nadanya tidak seperti anak kecil sehingga lagu tersebut terasa sangat nyaman. Walaupun suaranya kecil, jalanan yang sangat sepi menyebabkan kamu dapat mendengar suaranya dengan jelas. Entah untuk yang keberapa kalinya kamu terpesona lagi dan lagi pada Jaemin.
"Suara lo bagus" ucap kamu tiba-tiba. Kamu langsung menunduk malu, bisa-bisanya pujian itu lolos begitu saja dari bibir kecilmu.
Jaemin tidak menjawab, dia sibuk memperhatikan langit di atasnya. Kamu pun melihat ke atas dan cukup takjub dengan pemandangan malam ini.
Bintang bertebaran diantara langit biru gelap tersebut, cahayanya benar-benar terang antara satu sama lain, dan itu sangat indah. Kamu cukup menikmati pemandangan tersebut untuk beberapa saat.
"Bintang jatuh" ucap Jaemin seraya memfokuskan pandangannya pada bintang yang jatuh tersebut.
Kamu pun melihatnya, "Make a wish ayo!"
Baru saja kamu mengangkat tanganmu, tiba-tiba tangan itu malah ditarik dan digenggam oleh pria tampan di sebelahmu ini.
"Lo berharap sama bintang jatuh?" tanya Jaemin dan kamu cukup terkejut dengan tingkahnya.
"Emang kenapa?" tanya kamu balik.
"Dibanding lo berharap sama bintang jatuh, kenapa lo gak berharap sama gue?"
Kamu hanya mengedipkan mata beberapa kali menanggapi kata-kata Jaemin.
"Gue juga berharap sama lo.. Berharap lo ngerti kalo lo spesial buat gue."
◆◆◆
Makin lama makin ngaco napadah
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent x Jaemin✔
FanfictionJaemin x You [END] Kamu akan jatuh cinta hanya dengan mendengar suaranya. Sept, 2018 ©_Littlefox