"Jae rumah lo dimana?"
"Jae ini masih jauh?"
"Jae di rumah lo ada siapa aja?"
"Jae ini serius cuma berdua?"
"Jae kenapa lo pinter?"
"Jae kira-kira setelah belajar sama lo, gue bisa ulangan besok?"
Jaemin menatap kamu sebentar seraya menghentikan langkahnya, "Can you stop talking too much baby? Or you want me to bit your lip hm?" Jaemin mengeluarkan smirk miliknya.
Kamu langsung terdiam dan berjalan duluan meninggalkan Jaemin. Ah, kenapa sekalinya berbicara dia seperti akan membuatmu mati seperti itu?
Kamu dapat mendengar Jaemin terkekeh kecil di belakangmu. Tiba-tiba, kamu merasakan tas kamu ditarik olehnya.
"Rumah gue disini, lo mau kemana?" Jaemin mencubit pipi kamu, lalu merangkulmu masuk ke dalam rumahnya.
Ups, jantung kamu seperti akan melompat keluar sekarang.
Sebenarnya tadi kamu kesal karena Jaemin tidak berbicara sepatah katapun sejak kalian menuju rumahnya. Kamu terus bertanya dan Jaemin malah terus-menerus diam. Tapi sekarang rasanya kamu menyesal karena membuat Jaemin berbicara. Iya menyesalnya karena kamu semakin suka pada Jaemin yang tingkahnya tidak terduga.
Jaemin menuntun kamu masuk ke dalam rumahnya. Rumahnya begitu besar dan bersih, wanginya pun khas, sama seperti Jaemin. Lalu ia menarik kamu menuju ke lantai 2 dimana kamarnya berada.
"Ortu lo dimana?" tanya kamu begitu kalian masuk ke dalam kamar.
"Ibu kayanya ke supermarket, ayah kerja, gue anak tunggal" jawab Jaemin singkat.
"Oh sama dong.."
Jaemin hanya melirik kamu sebentar lalu ia menggantung tasnya.
Kamu melihat-lihat kamar Jaemin, benar-benar sangat bersih. Kamarnya pun terang dan sangat nyaman. Tidak ada poster yang tertempel di dinding, hanya ada beberapa foto berfigura yang tertempel di beberapa bagian. Kamu melihatnya dan itu anak-anak NCT, ada Haechan disana yang tersenyum sangat ceria, begitupun dengan Jaemin. Kamu mendadak bahagia hanya dengan melihat foto Jaemin tersenyum, ia benar-benar sangat tampan.
Lantainya berwarna cream, dindingnya biru langit campur putih, lalu kasurnya bercover warna coklat susu dan sangat lembut. Buku-buku tersusun dengan rapih di meja belajarnya dan ada sebuah meja di samping kasur dengan lampu tidur berbentuk Baymax disana.
Ah nyaman sekali.
Kamu menengok pada Jaemin yang tengah membuka lemari baju miliknya. Lalu ia mengambil sebuah kaos berwarna hitam dan meletakkannya di paling atas tumpukan baju. Lalu ia membuka satu-persatu kancing kemejanya.
Eh tunggu.
Kamu menonton adegan ganti baju?
Jaemin menengok ke belakang, lebih tepatnya padamu, "Apa yang kamu lihat nona cantik?"
Kamu langsung membuang muka dan berbalik duduk di atas kasur membelakanginya. Kamu merasakan wajah kamu yang memanas dan sepertinya memang sudah memerah.
"Y-yaampun, gak sengaja j-juga, kirain m-mau apa" kamu membantah diri kamu sendiri bahwa kamu menatapnya yang sedang berganti pakaian.
Tak lama, kamu merasakan seseorang duduk di samping kamu. Ternyata Jaemin sudah selesai berganti baju. Lebih tepatnya dia hanya mengganti kemeja sekolahnya dengan kaos dan tetap menggunakan celana sekolahnya. Ia memainkan ponsel sebentar lalu melihat ke arahmu.
"Sekarang aja, takutnya lo kemaleman" Jaemin bangun lalu mengambil meja kecil dan meletakkannya ditengah kamarnya. Ia mengambil beberapa buku dan mulai membuka-bukanya. Kamu duduk di hadapannya.
"Besok ulangan matematika sama fisika kan?" tanya kamu, dan Jaemin hanya mengangguk.
Jaemin membuka satu halaman, lalu ia langsung memberikannya padamu. Ternyata itu soal-soal latihan fisika dan ia menyuruh kamu mengerjakannya.
"Kan lo mentor matematika aja, kok sama fisika?"
"Sekalian"
Kamu mengerucutkan bibir sebal dan mulai mencoba mengerjakan soal-soal tersebut. Tapi sayangnya, soalnya sedikit membingungkan padahal kamu sudah membolak-balik melihat ke teori dan contoh latihan soal.
Jaemin yang daritadi memperhatikan akhirnya bergerak dan duduk di samping kamu untuk membantu.
"Soal ini gampang, coba kalau dipikir pake logika jangan pake teori.. Sekarang yang ini, lo kaliin ke sini bla bla bla-" Jaemin mulai menjelaskan, tapi kamu malah tidak fokus dan memperhatikan wajahnya yang sangat tampan saat itu, bahkan rasanya setiap pelajaran yang ia jelaskan hanya masuk ke telinga kanan dan keluar telinga kiri.
"...nah gitu, ngerti?" Jaemin langsung menatap tepat ke mata kamu dan kamu terkejut setengah mati.
"E-eh?"
"Fokusnya ke buku dulu, bisa? Mandangin guenya nanti lagi" Jaemin mendorong pelan dahi kamu.
Cklek.
Terdengar suara pintu terbuka dari lantai bawah diiringi dengan suara panggilan, "Jaemin!"
"Oh itu ibu, gue turun dulu.." Jaemin berdiri dan meninggalkan kamar.
"Siapa? Bawa temen?" tanya ibunya Jaemin.
Kamu dapat mendengar obrolan mereka karena pintu kamar yang tidak ditutup rapat.
"Iya," jawab Jaemin.
"Somi?"
"Siapa somi? Amnesia" jawab Jaemin dengan nada yang sedikit aneh.
"Ya kali aja, cewe baru nih?" goda ibunya Jaemin.
"Apa sih bu?"
"Yaudah bawa nih!" Ibunya Jaemin memberikan nampan berisi es teh dan kue pada Jaemin. Jaemin menerimanya dan membawanya menuju kamar.
"Eh ibu pengen liat dong"
"Gak usah bu, nanti juga pas pulang pamitan" jawab Jaemin dengan nada malas. Ibunya itu memang kepo.
"Sorry lama" Jaemin masuk lalu menutup pintunya rapat-rapat. Ia meletakkan nampan tersebut di atas meja.
"Iya"
"Tadi sampai mana? Ayo lanjut"
◆◆◆
Kamu asik mengerjakan soal matematika karena penasaran. Iya sekarang kamu sudah bisa fokus sampai tiba-tiba sebuah kepala bersandar dengan nyamannya dibahu kirimu.
Kamu menengok dan melihat Jaemin sudah tertidur. Mungkin lebih tepatnya Jaemin ketiduran dan kepalanya tak sengaja jatuh ke bahumu.
Aduh jantung kamu berdegup dengan kencang lagi sekarang. Kamu ingin menyentuh pipinya sekarang, dia sangat lucu dan tampan disaat yang bersamaan.
Setelah menyentuh pipinya yang lebih lembut dari dugaanmu, ia bergumam, "Kapan kamu jatuh padaku? Aku ingin segera menangkapmu, Kim (Y/n)" dan ia pun membuka matanya.
Tbc.
◆◆◆
Selamat bermalam minggu dan berhalu ria~🙈
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent x Jaemin✔
FanfictionJaemin x You [END] Kamu akan jatuh cinta hanya dengan mendengar suaranya. Sept, 2018 ©_Littlefox