"Kyaaaaa!!! Hmmmpphhh!!"
Brakkk..
Somi jatuh pingsan seketika.
"Ck, lo lama banget bangsat! Citra gue makin rusak bodoh!" Ucap Sunwoo seraya menjauh darimu.
Di sana, di dekat Somi, ada Jaemin tengah memegang sebuah sapu tangan yang baru saja ia gunakan untuk membekap mulut Somi hingga pingsan.
Tubuh kamu sudah jatuh terduduk sedaritadi, tak mengerti akan situasi dan kondisi yang terjadi.
"Hwall?" Panggil Sunwoo.
Hwall yang berdiri dekat pintu menengok.
"Kater lo.." Lanjut Sunwoo.
Hwall tersenyum lima jari kemudian melempar katernya ke sembarang arah.
Jaemin yang sudah memastikan Somi tergeletak pingsan menghampirimu. Sementara Sunwoo dan Hwall mencoba mengangkat tubuh Somi dan membawanya keluar.
Jaemin menghentikan langkahnya dan berjongkok di depanmu. Ia menatapmu dalam, cukup lama hingga tiba-tiba ia terlihat sedikit menahan tawa.
"H-hiks.." Kamu malah semakin menangis. Rasanya, melihat Jaemin ada dihadapanmu seperti ini, membuatmu tambah sedih.
Dan tentunya, bingung.
"Ssssttt-" Jaemin menepuk-nepuk kepalamu pelan, kemudian menghapus air matamu yang terus turun.
"Maaf.." lirihnya pelan.
"Sekarang ikut dulu ya?" lanjutnya seraya menggenggam tangan kirimu.
***
"Pssstt-" Jaemin menyenggol Sunwoo yang tengah berhadapan dengan guru BK, di sebelahnya ada Hwall.
"Apa?" ucap Sunwoo dengan berbisik.
"Target dimana target?" tanya Jaemin dengan berbisik juga.
"UKS, dibius bro, serem."
Jaemin hanya membentuk bibirnya seperti huruf O. Kamu yang berada di sebelahnya lagi-lagi tak mengerti. Sebenarnya ada apa sih? Kenapa Sunwoo dan Jaemin terlihat akrab sekali? Dan, mengapa Somi harus dibius segala?
Guru BK dengan gender laki-laki yang tadinya tengah memainkan ponsel itupun tiba-tiba beranjak dari kursinya dan menghampiri Sunwoo.
Jaemin dengan sigap langsung menyembunyikan genggaman tangannya pada tanganmu di belakang tubuhnya. Ah iya, kamu tidak sadar kalau daritadi tanganmu masih digenggam olehnya.
"Kamu-"
"AMPUN PAK AMPUN KAN ANAKNYA GAK SAYA APA-APAIN PAK, ITU CUMA AKTING PAK. AMPUN!" Sunwoo langsung saja berjongkok seraya memohon-mohon, bahkan wajahnya terlihat seperti akan menangis.
"Kan saya belum selesai berbica-"
"JANGAN KELUARIN SAYA PAK, MAKSUD SAYA BAIK,"
Guru BK yang kakinya dipeluk oleh Sunwoo itu terkekeh. Hwall yang tadinya ada di sebelah Sunwoo itupun tertawa puas. Begitu pula Jaemin, ia terkekeh. Sementara kamu, hanya memandangi hal tersebut.
"Iya tau. Gak usah kaya gitu. Nah (y/n),"
Kamu yang terpanggil langsung merasa tegang, "I-iya pak?"
Jaemin menggenggam tangan kamu erat, lalu memandang kamu sekilas dan tersenyum.
"Kamu tidak tau apa-apa?" tanya guru BK tersebut.
"Tidak ta-"
"Dia korban pak, yang waktu itu kena air keras, terus emang sering diganggu juga." Jaemin memotong ucapanmu.
"Oh begitu. Baiklah, terima kasih banyak atas buktinya. Kalau ada perlu, kalian akan bapak panggil lagi."
***
Setelah meninggalkan ruang BK, kalian ber-4, kamu, Jaemin, Sunwoo dan Hwall pergi ke sebuah restoran cepat saji yang tidak jauh letaknya dari sekolah. Tadinya kamu sempat menolak karena trauma juga, apalagi pada Sunwoo. Tapi Jaemin bilang, semua akan dijelaskan seraya makan.
Setelah pesanan datang, kalian ber-4 mulai makan. Sejak tadi hening, tak ada yang berani membuka pembicaraan. Bahkan kamu dan Jaemin saja hanya saling melirik.
"Ehem.."
"Luka di perut lo udah sembuh?" tanya Sunwoo seraya melihat Jaemin.
Yang ditanya langsung memegangi perutnya, "Sialan, luka jaman kapan lo bahas lagi!"
"Pft-! Yang waktu Sunwoo berantem sampe nyebur got?" Hwall menimpali.
"GOTNYA GAK USAH DIBAHAS!" Sunwoo yang duduk di sebelah Hwall langsung memukul kepala bagian belakang Hwall.
"Aduh-!" Hwall langsung meringis, lalu tiba-tiba ketiganya tertawa, kamupun hanya bisa ikut tersenyum.
"(Y/n), maafin gue ya." ucap Sunwoo tiba-tiba, dan itu terlihat tulus.
"Kita ga maksud nyakitin kamu" timpal Hwall.
"Emang, sebenernya gimana sih?" tanya kamu bingung.
"Gue pura-pura ada di pihak Somi, kerja sama, ngedeketin lo, buat akhirnya ngejatohin dia." Sunwoo mengaduk-aduk makanannya.
"Waktu itu, tepat sebelum kita putus, aku bantu Sunwoo buat nolongin orang, ya, berantem. Lalu karena predikat Sunwoo di sekolah yang dikenal anak nakal, kayanya bisa dimanfaatin buat jatuhin Somi." ucap Jaemin.
"Padahal Sunwoo ga bener-bener nakal, dan sebenernya kita juga deket. Dan kebetulan Somi percaya banget sama Sunwoo, haha. Maaf gak bilang sama kamu, kamu pasti takut ya?" lanjut Jaemin seraya menatap kamu lembut. "Aku gak suka, kamu terus diganggu dia."
"Seluruh bukti ada di ponselnya, karena dia emang suka mengabadikan kelakuannya. Iya, dia ada masalah mental gitu deh," jelas Hwall.
"Totalitas aja, sengaja gak ngasih tau, biar seru, hahaha.." Sunwoo ketawa.
"Gak dimaafin-" ketus kamu padanya.
"E-eh ya, jangan gitu dong."
"Bukannya sengaja gak ngasih tau juga, Sunwoo aja jalaninnya atas perintah Somi. Semuanya, udah diluar kendali lah. Makanya nunggu waktu yang tepat banget itu tuh." Jaemin mencubit pipi kamu.
"Ahh, iya deh dimaafin." kamu melepaskan tangan Jaemin.
"Terus hubungan kalian gimana?" tanya Hwall polos, persis seperti anak kucing.
***
"Aku pulang ya." Jaemin mengusak kepala kamu lembut.
"Iya,dah..!"
"Dahh.."
Jaemin menjauh dari depan rumahmu. Langit yang telah menggelap itu mengiringi langkahnya.
Walau sekarang masalah Somi telah selesai, entah mengapa rasanya masih ada yang mengganjal.
"Jaemin!" Teriak kamu kala Jaemin sudah agak sedikit jauh.
Jaemin yang merasa dirinya dipanggil langsung berbalik.
"Hati-hati" ucap kamu.
Jaemin tersenyum sangat manis, lalu melambaikan tangannya padamu. Setelahnya iapun pergi menjauh dari pandanganmu.
***
Maaf banget kalau kesannya maksa tamat:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent x Jaemin✔
FanfictionJaemin x You [END] Kamu akan jatuh cinta hanya dengan mendengar suaranya. Sept, 2018 ©_Littlefox