Eps 1

7.9K 274 9
                                    

****

Hera Ariani, gadis berusia tiga puluh tahun, single, cantik dan yang pasti ramah pada semua orang, kecuali satu, sayangnya orang itu adalah bos nya sendiri.

Yuli Amela.

Entah sejak kapan mereka berdua berseteru tidak jelas setiap kali bertemu. Tidak akan ada yang melemparkan senyum atau saling sapa dengan hangat seperti seorang teman.

Sepertinya hubungan semacam itu tidak akan pernah terjadi di antara mereka. Hanya angan dan khayalan.

Hera adalah anak pertama dari dua bersaudara, dia memiliki seorang adik perempuan yang sudah menikah tiga tahun lalu, sang adik bahkan sudah memiliki satu anak yang sangat lucu. Adiknya tidak bekerja, hanya menjadi ibu rumah tangga biasa dari suami yang seorang dokter di salah satu rumah sakit terbesar di kota.

Hubungan Hera dengan semua orang di kantor terbilang baik, sangat baik malah.

Yuli sebenarnya sangat ingin menyingkirkan Hera, tapi, karena Hera adalah orang yang ulet dan pandai melakukan tugasnya, mau tidak mau Yuli harus mempertahankan Hera.

Kata bos besar, Hera sebenarnya memiliki potensi. Bahkan bisa saja posisi Yuli di geser oleh Hera suatu saat nanti. Itu membuat Yuli semakin tidak senang pada gadis itu.

"Mbak Hera, di panggil mbak Yuli tuh ke ruangannya," kata Guntur, pria itu baru saja dari ruangan Yuli dan terlihat sangat kesal.

Yuli adalah tipe pimpinan yang tidak bisa profesional. Dia cuma mementingkan perasaan pribadinya, jadi, jika dia tidak menyukai seseorang, dia tidak akan bersikap manis walaupun pekerjaan orang itu memuaskan. Hera sangat tahu itu.

"Mau apalagi sih?" Desis Hera, mendelik pada pintu yang adalah ruangan Yuli di dalamnya.

Guntur mengangkat bahunya, "mana ku tahu," gerutu Guntur kesal.

Hera mendengus dan beranjak ke ruangan Yuli, mengetuk pintu hanya sebagai formalitas.

Hera masuk dan langsung menatap Yuli dengan kesal.

Yuli melemparkan berkas dengan kasar ke atas meja, "kamu revisi laporan itu, Guntur tidak becus mengerjakannya," kata Yuli.

Hera mengambil laporan yang di maksud, membukanya sekilas dan mendengus dalam hati.

Menurutnya laporan itu sudah cukup bagus. Memang dasar Yuli yang mencari masalah, mencari alasan agar bisa memberikan pekerjaan tambahan untuk Hera. Padahal Yuli tahu, Hera sedang menyelesaikan laporan yang akan deadline.

"Baiklah, nanti saya revisi," kata Hera sopan.

"Usahakan selesai sore nanti," kata Yuli, tersenyum manis.

Tentu kalian tahu jenis senyuman Yuli untuk Hera saat ini, kan?

Hera balas tersenyum manis juga, "akan saya usahakan," katanya.

Yuli mengangguk dan meminta Hera pergi dengan menggunakan bahasa isyarat. Hera menunduk singkat dan buru-buru angkat kaki dari ruangan penuh aura negatif itu.

****

Hera melihat Yuli dan Rama pulang bareng dengan mobil Yuli, mereka terlihat akrab.

Hingga hal itu menjadi gosip hangat di kantor. Banyak yang menduga bahwa Yuli dan Rama itu berkencan.

Mereka terlihat cocok, Yuli cantik dan Rama tampan.

"Enak yah jadi bos, kaya mbak Yuli tuh," kata Irene iri.

"Iya, kamu benar," timpal Dewi.

Kedua gadis itu meminum kopi mereka dengan sendu.

Hera mendengus, mereka tengah makan di kantin, dan topik itu --Yuli dan Rama-- menjadi topik hangat di kantin juga. Apalagi saat ini dua orang yang lagi viral itu duduk bersama berbagi meja dan obrolan yang terlihat menyenangkan, dapat terlihat dari tawa dua orang itu.

Be Happy √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang