Extra Part 2

4.9K 134 0
                                    

***

Desi duduk dengan gelisah di kafe yang sudah dia sepakati dengan seseorang yang belakangan ini menjadi semacam secreet admirernya, dia tidak tahu siapa orang itu, dia bahkan tidak tahu nama orang itu. Tapi, dari banyaknya pesan yang di kirimkan orang itu melalui WhatsApp, Desi heran karena sepertinya orang itu sangat mengenalnya...

Bahkan orang itu tahu makanan kesukaan Desi secara spesifik!

Hari ini mereka berjanji untuk bertemu. Desi mengatakan dia akan memakai baju biru.

Dia sudah memakai baju warna biru. Duduk di meja nomor 7 seperti yang sudah di sepakati. Desi beberapa kali memandang ponselnya. Dia sangat gugup, tadi dia meminta Hera mengantarnya tapi wanita itu sibuk dengan urusan pribadinya.

Desi menarik nafas dan mencoba untuk tidak gugup. Dia toh memang sangat penasaran dengan orang yang beberapa pekan ini mengusik rasa ingin tahunya.

Ponselnya bergetar.

Aku melihatmu.

Desi mengerjap membaca pesan itu. Dia celingukan lagi, memperhatikan setiap tamu yang ada di kafe.

Hingga Desi melihat wajah yang sangat tidak asing dengan kepala plontos itu. Pria itu memandang tepat ke arah Desi, tanpa ekspresi.

Desi tidak percaya. Tidak mungkin orang yang selama ini membuatnya tersenyum tidak jelas adalah rekan sekantornya sendiri. Dia berdiri dalam keadaan linglung dan bersiap pergi.

"Desi!" Guntur buru-buru mengejar Desi dan menahan lengan gadis itu. Dia bisa melihat wajah pucat Desi.

"Kamu bukan dia kan, Guntur?" Bisik Desi, memandang tajam pada Guntur.

Guntur menarik nafas panjang, dia sebenarnya tidak siap dengan situasi ini. Tapi, dia juga tidak bisa kalau terus berpura-pura.

"Memang aku," kata Guntur.

Desi menggeleng tak percaya, dia ingin memaki, tapi kata-katanya tersangkut di tenggorokan karena di landa syok yang tidak di sangka-sangka.

"Bagaimana bisa?" Bisik Desi.

"Apa yang salah?" Guntur balik tanya, dia sudah frustasi! Sudah sejak lama dia menaruh perhatian pada gadis itu, tapi Desi tidak peka juga.

Desi menepis tangan Guntur dan berlari pergi dari sana.

**

Di kantor suasana menjadi sangat canggung. Desi tidak mengolok atau mengejek Guntur lagi seperti yang selama ini dia lakukan. Dia bahkan tidak berani memandang pria itu dengan cara yang sama seperti sebelumnya.

Semua ini gara-gara aplikasi tolol yang dia coba! Aplikasi yang katanya bisa menemukan jodoh! Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Guntur yang menyamar di aplikasi itu!!

Hera tidak fokus dengan sekitarnya, masalah rumah tangga membelitnya begitu rupa hingga Desi tidak sampai hati untuk curhat pada wanita yang sudah dia anggap sebagai kakaknya sendiri itu.

Desi sedang membuat teh hangat untuk dirinya sendiri saat Guntur juga masuk pantry, pria itu berdehem dan sibuk dengan kopinya, Desi gugup mendadak, tangannya juga gemetar. Padahal selama ini dia tidak pernah seperti ini terhadap pria di sebelahnya itu!!

"Kenapa kamu tidak menjawab pesanku?" Celetuk Guntur.

"Aku capek jadi tidur cepat," jawab Desi. Dusta tentu saja.

Guntur mengangguk dan membiarkan Desi pergi lebih dulu.

**

"Bagaimana kalau aku sampai di pecat dari sini?" Tanya Desi pada dirinya sendiri, dia memandang ke ruangan bos yang beberapa hari kosong.

Be Happy √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang