*****
Hera memandang pintu ruangan Michael dengan ragu. Dia ingin meminta ijin untuk lusa karena harus menghadari pertemuan orang tua di sekolah Rena.
Tapi, yang Hera lakukan cuma berdiri diam. Guntur memperhatikan wanita itu dengan kening berkerut. Biasanya Hera akan menerobos masuk begitu saja walaupun dia tahu pemilik ruangan bukan pria yang hangat dan menyenangkan.
Setelah beberapa menit cuma berdiri, Hera memutuskan untuk masuk.
Michael sedang berbicara dengan seseorang di telpon, kelihatannya sangat serius. Pria itu melihat Hera dan meminta Hera menunggu.
Hera duduk di sofa dan memperhatikan bosnya.
"...sudah aku katakan, aku tidak butuh bantuanmu, Kak, aku bisa sendiri," Michael terdengar kesal.
Mendadak Hera merasa menyesal, dia seperti penguntit yang mencuri dengar pembicaraan pribadi orang lain.
Michael memandang Hera, "...Iya terserah kakak mau mengataiku apa, yang jelas aku tidak butuh apapun dari kakak, aku bisa mengurus urusanku sendiri," Michael menutup telpon dengan kasar.
Hera bergerak gelisah di tempat duduknya saat Michael mendekat.
"Maaf pak, saya tidak tahu kalau Anda sedang..."
"Tidak masalah, lagipula saya sudah terbiasa dengan ketidaksopananmu," kata Michel santai.
Hera tersenyum minta maaf, Michael menghela nafas dan duduk di sofa single, dia memandang Hera, menunggu.
"Katakan ada apa," katanya, dia mengerling ke arah tangan Hera yang memerah karena air panas tadi.
"Saya mau cuti untuk lusa, Pak," kata Hera.
Michael mengernyit, "Hera, kamu tentu ingat bahwa kita sedang benar-benar sibuk saat ini mempersiapkan project..."
"Saya tau, tapi saya harus menghadiri pertemuan orang tua di sekolah anak saya Pak," sela Hera.
Michael mendengus samar, dia sangat tahu bagaimana Hera, wanita itu pasti akan mengutamakan keluarga.
Tapi, mereka juga akan ada rapat penting dengan dewan direksi, persentasi sebagus mungkin agar ide mereka di terima dan menjadi team yang utama di banding team yang di pimpin oleh Yuli.
Dan cuma Hera yang bisa melakukan persentasi bagus di antara team mereka. Jika Hera tidak datang, lalu siapa yang akan melakukan?
"Acara itu jam berapa?" Tanya Michael mencoba diplomatis.
Dia akan mengijinkan Hera keluar jika acara pertemuan itu tidak bentrok dengan waktu persentasi.
"Di mulai jam sembilan pagi Pak," jawab Hera.
Michael mengangguk, "kita rapat jam dua, jadi saya ijinkan kamu pergi ke sekolah itu lebih dulu, lalu kembalilah ke sini secepatnya, paham?"
"Pak..." Hera protes, dia tidak bisa berjanji akan hal itu. Dia tidak bisa memastikan apakah acara pertemuan itu akan selesai sebelum jam dua.
Tapi, Michael mengangkat tangannya.
"Itu sudah yang terbaik yang bisa saya berikan," katanya.
Hera menghela nafas, percuma saja protes lagi. Michael tidak akan mau mendengar.
*****
Rena sangat senang karena Hera bisa ikut dengannya ke sekolah. Dia bisa pamer pada teman-temannya bahwa dia memiliki seorang ibu yang hebat. Rena sudah tidak tahan dengan teman-teman yang selalu mengejeknya karena biasanya Rena ditemani nenek jika mengambil rapot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Happy √
ChickLitHera bahagia, dia mencintai keluarganya, suaminya dan anak perempuannya, dia juga mencintai pekerjaannya walaupun dia memiliki bos yang menyebalkan. Tapi, apa yang harus dia lakukan saat seseorang menghancurkan pernikahan yang selama ini dia jaga? A...