*****
Michael sudah ada di depan rumah Hera. Tapi, dia masih tetap tinggal di dalam mobil. Entah kenapa dia menjadi ragu. Padahal malam ini dia melihat lampu di rumah itu belum padam, artinya Hera masih terjaga.
Michael menghela nafas, dia memandang ponselnya dan tersenyum sendiri saat akhirnya Hera membalas pesannya melalui WhatsApp.
'saya sehat walafiat, pak, Anda jangan lebay, saya cuma ingin cuti beberapa hari.'
Cuma itu tapi mampu membuat senyuman di wajah Michael tak lekang oleh waktu.
Ya Tuhan, Michael sadar jika dia sudah tidak tertolong lagi dengan perasaannya ini. Awalnya dia pikir jika dia cuma penasaran, tapi semakin hari rasa penasaran itu malah semakin parah dan berubah.
Hingga seseorang mengetuk kaca jendela mobilnya, membuat Michael terlonjak dan nyaris membuat ponselnya terlempar. Michael menoleh dan menggerutu, ternyata Rama.
"Mau apa dia?" Sungut Michael sambil keluar dari mobil.
Rama terlihat lelah dan pucat, mungkin sakit, Michael tidak tahu dan tidak peduli. Mereka juga jarang sekali bertemu saat di kantor.
"Ada apa?" Tanya Michael defensif.
Rama diam beberapa saat, dia melirik ke pintu rumah Hera, dia tahu maksud kedatangan Michael. Tadinya dia mau datang untuk bertemu Rena dan membahas beberapa hal dengan Hera, tapi dia melihat mobil Michael di sini.
"Bisa kita bicara sebentar?" Tanya Rama.
Michael mengerutkan keningnya, dia pikir Rama akan mengajaknya berkelahi lagi seperti waktu itu.
"Katakan saja," kata Michael, melipat kedua tangannya di depan dada dan menyandar pada body mobil.
"Tidak di sini, pak." kata Rama, dia tidak mau jika mendadak Hera keluar dan memergoki mereka.
Michael mengangguk setuju, entah kenapa, "di mana?" Tanyanya.
Rama menghela nafas, "ikuti saya," kata Rama, dia masuk ke dalam mobilnya.
Michael melakukan hal yang sama dan dia mengikuti mobil Rama dari belakang hingga mereka berhenti di depan salah satu warung kopi sederhana yang tidak jauh dari rumah Hera.
Michael turun dan berdiri di samping Rama, memandang tempat itu dan mengernyit.
Tanpa mengatakan apapun Rama mengajak Michael masuk dan duduk di kursi panjang di sana, Rama memesan dua gelas kopi dan mengajak Michael duduk di salah satu meja kecil dekat pintu.
Michael celingukan memandang dekorasi tempat itu yang sangat sederhana. Cuma ada tiga meja dengan masing-masing dua kursi plastik, sementara di depan meja --sebutlah bartendernya warung kopi-- ada satu kursi panjang yang duduki lima orang yang sedang minum kopi sambil menghisap rokok. Ruangan itu penuh aroma rokok dan kopi.
Kopi mereka datang, Rama mengucapkan terima kasih dengan hangat pada pelayan, dia mendorong kopi milik Michael, "kopi Anda," katanya.
Michael mengangguk dan meminumnya hati-hati, dia mengangguk lagi, "cukup enak," katanya tulus.
Rama tersenyum, "ini tempat favorit saya, Hera benci di sini karena katanya terlalu banyak asap," kata Rama.
Michael memandang pria di depannya itu, dia tahu Rama akan mengatakan sesuatu yang penting, mereka toh selama ini tidak pernah akur.
"Aku pikir kamu ingin mengatakan sesuatu, Rama." celetuk Michael.
Rama mengangguk, ibu jarinya menyusuri pinggiran gelas dengan pikiran setengah mengambang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Happy √
ChickLitHera bahagia, dia mencintai keluarganya, suaminya dan anak perempuannya, dia juga mencintai pekerjaannya walaupun dia memiliki bos yang menyebalkan. Tapi, apa yang harus dia lakukan saat seseorang menghancurkan pernikahan yang selama ini dia jaga? A...