Eps 20

3.6K 168 6
                                    

*****

Hera sedang berjalan-jalan menghilangkan jenuh di malam hari, dia kesal sebenarnya pada Rama. Pria itu pergi ke rumah orang tuanya sambil membawa Rena. Katanya cuma sebentar tapi tidak kunjung pulang hingga hari berganti malam. Apalagi Rama juga tidak bisa di hubungi.

Sudah berkali-kali Hera mengingatkan pria itu untuk belajar menggunakan ponsel !! Tapi, Rama terus saja mengabaikan.

Hera jajan makanan ringan di pinggir jalan saat dia lapar, dia tidak peduli dengan orang-orang yang memperhatikannya, dia sadar kok kalau dia terlihat seperti orang linglung.

Hera makan di warung tenda, menggerutu beberapa kali saat dia masih tidak bisa menghubungi suaminya. Sepertinya membuat orang lain cemas itu memang hobi Rama.

"Yah hujan!" Pekik salah satu pengunjung warung.

Memang hujan, Hera mengeluh. Kenapa hujan tidak memperingatkan dulu sih kalau mau datang? Hera kan tidak membawa payung dan dia tidak mungkin tinggal lama-lama di warung, apalagi hari juga sudah malam.

Terserah, Hera tidak peduli, dia tidak keberatan jika harus pulang dalam keadaan basah. Hatinya sendiri sedang kesal dan cemas sekaligus.

Hera berjalan menyusuri jalanan, rumahnya tidak terlalu jauh kok karena memang sejak tadi Hera cuma berjalan kaki, jadi dia tidak akan bisa pergi jauh-jauh dari rumah.

Hera sudah basah dari ujung rambut ke ujung kaki, tapi dia tidak peduli dan terus berjalan sementara orang-orang di sekitarnya sibuk mencari tempat untuk berteduh, Hera tetap berjalan menembus hujan.

Hera berhenti di depan taman komplek, seseorang membuatnya berhenti. Orang itu tengah duduk dan sengaja atau tidak sadar membuat tubuhnya sendiri basah.

"Pak?" Panggil Hera.

Michael mendongak dan melihat Hera yang memandangnya cemas.

"Ngapain Anda hujan-hujanan begini?" Tanya Hera.

Kamu juga ngapain hujan-hujanan, Hera?

Tapi Michael tidak mengatakan itu. Hera berjongkok di depannya dan jelas-jelas terlihat khawatir.

Jangan mencemaskanku, pulanglah segera dan tinggalkan aku!

"Pak?" Panggil Hera lagi. Dia benar-benar bingung dengan tingkah Michael.

"Pergi." kata Michael singkat.

Hera sudah kedinginan dan mulai menggigil, jadi kondisi Michael tentu saja sama kan? Pria itu hampir membeku. Duduk di bawah guyuran hujan seperti orang idiot.

"Bapak kesini sendirian?" Tanya Hera dengan bodohnya, dia celingukan dan memang mereka sendirian.

Siapa yang mau tetap tinggal di taman, saat malam hari dan kondisi hujan?!

Hera menghela nafas, gemetar, dia menarik tangan Michael, tapi pria itu bergeming hingga Hera merasa sedang menarik sebuah batu yang sangat besar.

"Pak, ayo kita pulang. Nanti anda sakit," ajak Hera tidak tega.

Michael cuma diam memandangnya. Hera menariknya lagi dan kali ini Michael mau mengikutinya.

Hera menuntun Michael seperti anak kecil, menggerutu dan mengomeli pria itu, sementara Michael tetap diam dan berjalan seperti di alam mimpi. Melayang.

Hera membawa Michael ke rumahnya, meminta pria itu berganti baju, Hera meminjamkan pakaian Rama yang sudah lama tidak di pakai.

Sementara Hera berganti pakaian di dalam kamar. Setelah itu dia membiarkan teh panas untuk tamunya.

Be Happy √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang