Eps 6

3.5K 203 5
                                    

*****

"Sekali lagi maafkan saya, Pak," kata Hera untuk ke sekian kalinya.

Siang tadi dia di minta menemani ibu Irene jalan-jalan dan belanja, Hera menurut, dia berusaha sebaik mungkin untuk membuat wanita itu senang.

Tapi, Hera tidak tahan saat dia melihat perlakuan ibu Irene pada salah satu karyawan di toko pakaian saat mereka belanja.

Karyawan itu, entah detailnya Hera juga tidak paham, yang jelas ibu Irene menjadi marah dan mulai melakukan kesalahan. Jadi, Hera yang tidak tahan malah balik memprotes perlakuan wanita itu dan membela karyawan yang masih remaja itu, pasalnya karyawan itu bahkan sudah mengatakan maaf berulang kali dengan wajah yang hampir menangis. Hera kan menjadi tidak tega.

Tapi, rupanya ibu Irene tidak senang dengan sikap Hera.

Sekarang Hera ada di kamar Michael dan memohon maaf sejak tadi. Dia sangat menyesal, karena dia juga sudah tahu resiko atas tindakannya yang ceroboh.

Michael ingin marah, sangat, tapi saat melihat wanita di depannya ini terus menunduk dan terlihat sangat menyesal, Michael tidak tega. Lagipula, dia juga sudah memperkirakan kegagalan mereka, walaupun mereka sudah mengerahkan usaha yang luar biasa.

"Maafkan saya, pak, saya benar-benar hilang akal tadi," kata Hera lagi.

Michael menghela nafas, dia berdiri menghadap jendela kamar, membelakangi Hera.

Baru saat itulah Hera berani mengangkat kepala. Dia gugup, dia takut di pecat nanti.

"Aku tahu akhirnya akan begini," kata Michael setelah sejak tadi diam.

Pria itu berbalik memandang Hera yang langsung menunduk.

"Sebaiknya kita pulang saja," kata Michael lagi.

Hera mendongak, dia bisa melihat sinar kemarahan di mata bosnya itu saat ini. Tapi dia heran kenapa bosnya itu tidak berteriak marah seperti yang dia bayangkan tadi?

"Kembalilah ke kamarmu dan bereskan barangmu, kita pulang," kata Michael datar.

"Bapak tidak memecat saya?" Tanya Hera tidak habis pikir.

Alis Michael naik, "kamu mau saya pecat, Hera?" Dia balik tanya.

Hera menggeleng, "tidak Pak," jawabnya tegas.

Michael mengangguk, dia mengusir Hera dari kamarnya dengan dagu.

Hera kembali ke kamar, beberes dan menghubungi suaminya. Dia masih merasa aneh dengan kelakuan Michael. Padahal biasanya pria itu tidak bisa menahan emosi, senang marah, menyebalkan dan menjadi sangat arogan saat di kantor.

Lalu tadi, Hera melakukan kesalahan yang fatal tapi Michael masih lurus-lurus saja?

*****

"Makasih, Pak," kata Hera saat Michael mengantarnya sampai depan rumah. Hari sudah malam.

"Istirahat, besok saya kasih libur buatmu," kata Michael.

Hera yang tadi hendak keluar langsung berbalik memandang bosnya dengan gugup, "maksud anda saya akan di pecat?" Tanya Hera.

Michael mendengus, "sudah berapa kali aku bilang tidak?" Gerutu Michael sangat jengkel.

Dia lelah dan....lapar!

Sialnya tepat saat itu perut Michael berbunyi.

Dengan susah payah Michael menahan diri. Dia sangat malu. Sementara Hera tersenyum tertahan mendengar suara perut itu. Dia juga lapar, terakhir makan tadi sebelum berangkat pulang. Dan setelah itu mereka berdua nyaris tidak makan apapun sepanjang perjalanan.

Be Happy √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang