*****
"Kak!! Kak Hera!!!" April, adik Hera, menyerobot masuk ke dalam rumah begitu saja, terlihat seperti sedang di kejar hantu.
"Apaan sih? Berisik tahu gak?" Sungut Hera,.
April menarik tangan Hera dan mengajak kakaknya itu duduk di meja makan. Tampang April benar-benar menyebalkan bagi Hera.
"Apa?" Tanya Hera kesal.
April menarik nafas dalam-dalam dan memandang Hera dengan serius.
"Aku tadi melihat suamimu dengan wanita lain, dia masih muda dan cantik," kata April dalam satu tarikan nafas.
Hera mengerjap dan berusaha mencerna apa yang di katakan April.
"Aku serius Kak, apa dia selingkuh? Siapa wanita itu? Kelihatannya wanita itu tipe-tipe pelakor, Kakak harus hati-hati," kata April lagi.
Hera masih diam. Dia sendiri tengah menduga-duga. Dia percaya Rama tidak akan selingkuh. Walaupun tingkah Rama menyebalkan, tapi Rama bukan tipe pria yang senang main perempuan. Selama mereka menikah, Rama baik-baik saja walaupun rumah tangga mereka diiringi pertengkaran, tapi bukan karena masalah perempuan lain...
"Kakak jangan lupa tanyakan itu pada kakak ipar, oke?" April mengingatkan.
"Mungkin mereka teman kerja," kata Hera setelah mendapatkan kembali suaranya.
April mendengus tidak percaya, tapi dia diam saja. Sebagai adik dia sudah melakukan kewajibannya dengan baik, melaporkan apa yang dia lihat tadi pada kakaknya. Selebihnya, itu bukan urusannya lagi.
"Nah, aku lapar, apa ada makanan?" Cetus April.
Rama pulang menjelang malam, tentu saja April sudah lama pulang. Hera menemani Rama makan malam sementara Rena sedang mengerjakan tugas sekolah di depan televisi.
"Bagaimana pekerjaanmu hari ini?" Tanya Hera, dia berusaha mengusir pikiran yang berhasil di tanamkan April siang tadi.
"Baik, tadi aku pergi untuk riset pasar dengan Yuli," kata Rama.
Hera terdiam.
Yuli?
"Yuli Amela?" Bisik Hera. Hatinya seperti di siram air dingin. Apalagi mengingat bahwa bagaimana hubungan Rama dengan Yuli dulu.
"Iya, siapa lagi?" Sahut Rama tanpa beban.
Hera tersenyum paksa. Ada rasa tidak rela mengetahui bahwa suaminya pergi dengan mantan pacarnya, walaupun itu urusan pekerjaan, tetap saja Hera merasa...cemburu.
"Kalian sendiri?" Tanya Hera.
"Tidak, kami berangkat sama-sama, hanya saja pas di pasar kami berpencar," ujar Rama.
"Dan kamu cuma dengan Yuli, kan?"
Rama mendongak memandang ke arah Hera.
"Aku tahu apa yang ada di pikiranmu sekarang, tapi perlu kamu tahu, bahwa kami profesional," kata Rama menekankan.
Hera diam saja. Dia ingin melarang, tapi itu tidak mungkin. Dia tidak mau Rama berpikir bahwa dia adalah istri yang tidak pengertian.
"Kita suami istri, jadi harus saling percaya," kata Rama.
Hera ingat jika dia pernah mengatakan kalimat itu saat Rama marah karena Hera pergi dengan Michael...
Waktu itu Rama tidak mau mengerti. Tapi, sekarang Hera yang di paksa mengerti.
"Iya, kamu benar," kata Hera hampa.
Rama menghela nafas, dia beranjak dari duduknya dan memilih untuk mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Happy √
ChickLitHera bahagia, dia mencintai keluarganya, suaminya dan anak perempuannya, dia juga mencintai pekerjaannya walaupun dia memiliki bos yang menyebalkan. Tapi, apa yang harus dia lakukan saat seseorang menghancurkan pernikahan yang selama ini dia jaga? A...