Eps 16

3.1K 168 9
                                    

*****

Shape of my Heart   ~~ Backstreet Boys.

Play.

Hera bersenandung mengikuti irama lagu yang dia putar berulang-ulang sambil membersihkan rumah. Mendengarkan lagu lawas memang cukup membantu menenangkan pikiran.

Tapi kesenangan dan ketenangan itu terhenti saat pintu rumahnya ada yang mengetuk.

Hera menghela nafas dan membuka pintu. Reflek dia mundur saat melihat tamunya. Dari sekian banyak orang yang dia kenal, dia tidak pernah berpikir kalau bos besar lah yang akan datang.

Hera menelan ludah.

Jonathan tersenyum ramah.

"Boleh saya masuk?" Tanya pria itu.

Hera tergagap dan mengangguk, mempersilakan tamunya masuk sementara dia mematikan musik yang mengalun cukup keras tadi.

"Anda...Anda mau minum apa, pak?" Tanya Hera gugup.

Jonathan mengangkat tangannya, "tidak usah repot, saya tidak lama di sini. Duduklah ada yang ingin saya sampaikan."

Hera mengangguk dan duduk di depan tamunya itu yang masih saja tersenyum. Melihat Jonathan dari dekat begini, Hera semakin bisa melihat kemiripan pria itu dengan Michael. Di banding dua putra Jonathan yang lain, memang Michael yang nyaris mirip dengan ayahnya.

"Kalau boleh tahu, ada perlu apa sampai Anda repot-repot datang ke rumah saya?" Tanya Hera.

Jonathan tidak langsung menjawab, dia memandang sekeliling ruangan yang di tata dengan apik walaupun sangat sederhana dan perabotan seadanya.

Jonathan kembali memandang Hera, "saya ingin memintamu kembali bekerja, Hera," kata Jonathan lugas.

Hera mengerjap.

"Tapi, pak..."

"Michael berkeras menolak menandatangani surat pengunduran dirimu, saya tidak tahu alasannya," sela Jonathan. Dia masih tidak mengerti apa yang di inginkan putra bungsunya itu.

"Tapi pak, saya sudah berjanji dengan suami saya..."

Jonathan mengangguk, "saya sudah bicara dengan Rama Mahendra sebelum menemuimu."

Hera mengerjap lagi, dia tidak bisa membayangkan apa yang di lakukan Rama jika memang yang di katakan Jonathan benar.

"Dia setuju, nah saya harap kamu juga setuju." kata Jonathan, itu membuat Hera tersentak tidak percaya.

Jonathan berdiri, Hera ikut berdiri.

"Nah, saya tunggu besok pagi, oke?" Katanya.

Hera cuma diam. Dia tidak tahu harus mengatakan apa. Dia juga tidak enak kalau langsung menolak. Ini Jonathan langsung yang memintanya, bagaimana mungkin Hera menolak?

"Saya pamit dulu. Sampai jumpa besok, Hera."

Hera diam, dia mengantar Jonathan hingga pria itu masuk ke dalam mobil.

"Apa yang harus aku lakukan?" Bisik Hera pada dirinya sendiri.

Saat Rama pulang, pria itu tidak langsung membahas masalah yang sudah jelas. Rama terlihat seperti mengulur-ulur waktu hingga Rena tidur. Hera yang sudah tidak tahan akhirnya menyerah.

Sebelum Rama menutup tubuhnya dengan selimut, Hera menarik tangan suaminya itu hingga terduduk.

"Aku tahu apa yang ingin kamu katakan," kata Rama sebelum Hera membuka mulutnya.

"Pak Jonathan datang," kata Hera. Rama sama sekali tidak terkejut.

"Jadi, apa keputusanmu?" Tanya Rama datar.

Be Happy √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang