*****
Kamu tahu apa yang paling berat di dunia ini?
Angkat beban jutaan kilo? Menurut Michael sih bukan itu. Belakangan ini dia merasa hal yang paling berat adalah melihat Hera menangis. Dan akan terasa semakin berat jika dia yang menyebabkan wanita itu menangis.
Apakah itu di sebut sebagai "cinta"? Mungkin iya.
Michael mengantarkan Hera pulang ke rumahnya malam itu, walaupun dia sudah tidak menangis lagi, tetap saja Michael masih bisa merasakan rasa bersalah. Malam itu dia sedang dalam kondisi kesal dan marah besar karena sesuatu hal, lalu Hera muncul dan mengatakan kata yang membuatnya semakin marah. Michael lepas kendali.
Hari ini Hera diam saja, wanita itu tetap melakukan tugasnya membereskan ruangan dan membuatkan kopi untuk Michael. Tapi, dia diam saja.
Michael hanya bisa menghela nafas, sadar jika dia yang bersalah. Dia memutuskan akan mengajak Hera bicara nanti saja.
Michael mengingat lagi pertemuannya dengan wanita itu, dia memang datang ke alamat yang di berikan Muriel padanya, Michael penasaran jadi dia mencari alamat itu.
Michael hanya melihat dari jauh, dia tidak berani mendekat, tapi dia tahu bahwa wanita yang dia lihat adalah...ibunya. ibu yang sudah melahirkannya.
Karena itulah Michael merasa stres sepulang dari sana. Memang situasinya tidak pas dan dia malah bertemu Hera. Memang dia juga yang salah karena datang ke taman dekat rumah Hera, entah kenapa otaknya menuntunnya kesana malam itu.
Michael menghela nafas saat pintu ruangannya terketuk.
"Masuk!"
Pintu terbuka dan ada Desi yang terlihat sangat gugup, Michael tidak pernah mengerti, kenapa semua orang seakan takut padanya...
Kecuali Hera.
"Ada apa?" Tanya Michael.
Desi mendekat dan melatakan sebuah kotak seukuran kotak sepatu di depan Michael.
"Itu ada paket untuk Anda" kata Desi gugup.
Michael mengernyit, siapa yang mengirimkan paket ke alamat kantor alih-alih alamat rumahnya?
Desi mengangguk dan buru-buru keluar.
Michael membuka kotak itu dengan tergesa, dia bahkan tidak curiga jika saja isinya adalah bom atau ular berbisa yang bisa membunuhnya dengan cepat.
Rupanya paket itu berisi sepasang sepatu bayi berwarna merah, Michael bingung. Dia menggeledah isi kotak itu dan menemukan secarik kertas kecil.
Matanya panas saat membaca dua suku kata di kertas itu. Namanya, Michael Panji.
Tangan Michael gemetar saat memegang sepatu bayi yang sudah terlihat kusam itu, apakah sepatu ini...
*****
Hera sangat kesal, pasalnya saat jam makan siang Yuli malah duduk di depannya dan mengusir Desi dengan ketus, gadis itu pergi sebelum Hera sempat melarang. Dia memelototi Yuli yang malah makan dengan santai.
"Kamu ngapain?" Ketus Hera.
Yuli mendongak dan tersenyum, "makan." katanya santai, seakan mereka adalah kawan lama.
Hera mendengus, dia masih sebal pada Yuli yang licik dan suka fitnah itu.
"Gak usah bohong, sekarang apa maumu? Kamu tentu sadar kalau kita bukan teman apalagi saudara yang bisa di jadikan alasan untuk makan satu meja," desis Hera, nafsu makannya hilang seketika.
Yuli menghela nafas dan menyingkirkan makannya menjauh, memandang Hera dengan sangat serius, "baiklah, aku lugas saja, apa mbak masih suka sama Rama?" Katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Happy √
ChickLitHera bahagia, dia mencintai keluarganya, suaminya dan anak perempuannya, dia juga mencintai pekerjaannya walaupun dia memiliki bos yang menyebalkan. Tapi, apa yang harus dia lakukan saat seseorang menghancurkan pernikahan yang selama ini dia jaga? A...