00. Prolog

8.5K 501 61
                                    

Mungkin tuhan pun tidak tahu, kapan kehidupan jahatku akan berakhir, bagiku mungkin tidak akan pernah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin tuhan pun tidak tahu, kapan kehidupan jahatku akan berakhir, bagiku mungkin tidak akan pernah.

Masa lalu yang kelam, aku lupakan dengan cara hidup seperti ini.

Tanganku tidak pernah menyentuh darah sebelumnya, aku tidak pernah memegang pisau tajam selain memotong makanan sebelumnya.

Sampai akhirnya, gadis itu, gadis biadab itu membawaku kedalam dunia penuh dosanya.

Awalnya aku tidak terima, aku hanya sekedar melihat gadis itu memotong bagian demi bagian organ tubuh manusia bersimbah darah didepannya. Ia tersenyum nakal padaku, memberi kode bahwa aku juga akan melakukan semua itu.

Hari demi hari aku lalui, aku mulai menggenggam pisau itu, memasuki dunia gelap atas suruhan gadis biadab, gila dan penuh dosa itu. Tetapi jujur, aku ketagihan.

Aku suka suasana disaat korban meminta maaf padaku, meminta aku untuk melepaskannya, berteriak kesakitan disaat aku mulai.

Memotong tangannya.

Memotong telinganya.

Memotong kakinya.

Mengoyak isi perutnya.

Wajah tampanku, menjadi umpan pertama untuk mengait korban pembunuhanku. Tidak akan ada yang menolak, jika bibir tebal yang aku miliki ini menyentuh bibir miliknya. Kau juga tidak akan menolak bukan?

Sampai akhirnya, aku merasakan kembali kehidupan yang dipenuhi warna, walaupun hanya sedikit putih dan abu-abu. Aku sangat bersyukur.

Kwon Sokyung, gadis 23 tahun jurusan Jurnalistik, mengambil alih perhatianku saat pertama kali melihatnya.

"Bunuh gadis itu, Park Jimin."

Tidak.

Tidak akan pernah.

"Kau rela mengorbankan semua uang ini, demi gadis gila itu?"

Ya, aku rela, jangan menghasutku lagi, gadis sialan.

"Jimin, apa kau bodoh?"

Tidak kawan, aku tidak bodoh, awalnya memang merasa begitu. Tapi saat bersama gadis yang kau cintai, bodoh pun bisa membunuhmu. Kau tidak akan peduli dengan apa yang telah kau perbuat selama ini.

Tapi masalahnya, gadis itu meminta ciuman dariku. Ouh, jangan Jimin, jangan lupakan motto hidupmu.

Jangan mengharap ciuman dariku, jika kamu tidak ingin mati sama seperti mereka yang telah pergi.

Jika bibirmu itu menempel di bibir milikku, kata hidup lepas dari jiwamu.

karena siapapun yang menciumku akan mati.

Kau bukan manusia normal.

Tapi kau adalah seorang .

PSYCHOPATH.

BLACK KILLER.

I DIDN'T WANT TO HURT YOU, BUT I WANTED TO KILL YOU.

PARK JIMIN.

~~

Cara membaca cerita ini.

♡ Jangan lupa masukin cerita ini ke reading list kalian.

♡ Jangan lupa vote sama komen sebagai bentuk penghargaan kalian.

♡ Kalau suka, tolong share cerita ini ke teman-teman kalian.

♡ Kalau tidak suka, tolong saran dan kritiknya.

♡ Dan yang terakhir, jangan lupa follow akun saya supaya tidak ketinggalan update cerita dari saya.

Kiss From The Hell ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang