Vote dulu sebelum baca.
Pelan-pelan dan resapi bacaan kalian😊
Tidak tahu sejauh apapun gadis itu berlari, Sokyung masih setia dengan rasa sakitnya. Rasa ketidakpercayaan pada Park Jimin membuat tubuh Sokyung semakin bergetar dan melemah saat mengingatnya. Sesekali, Sokyung menyeka air mata dan keringat yang sudah menyatu di wajahnya. Sokyung terus berlari dan berlari, menelusuri jalanan ramai yang tadi dia lalui dengan Park Jimin, seketika tubuh gadis itu melemah dan jatuh tersungkur. Tubuh lemah Sokyung menghantam aspal dengan keras, memberikan luka goresan di siku juga lututnya.
Sokyung mengerang menahan perih sambil memegang area tubuh gadis itu yang terluka, sakit hati tentang Jimin berkecamuk dengan rasa perih yang baru saja Sokyung dapatkan. Sokyung tak cukup kuat untuk berlari lagi, hingga sekarang dia hanya bisa merangkak sambil terus mengerang sakit.
"Ah... Ahkkk..." Teriak Sokyung bersahutan dengan suara lajunya kendaraan.
Luka goresan akibat kaca subuh tadi mulai berdarah lagi. Celana yang gadis itu pakai sudah robek dan diikuti darah yang mulai merembet keluar melalui lututnya yang terluka dalam. Tak lama kemudian, sebuah mobil berhenti tepat dibelakang tubuh Sokyung yang telungkup. Sekuat tenaga Sokyung menjauh, mungkin saja orang yang keluar dari mobil itu adalah Park Jimin.
Sangat mengerikan.
Sokyung terus merangkak, terus menangis pilu merasakan perih yang tak kunjung hilang.
"Nona."
Suara seorang pria memenuhi telinga Sokyung, gadis itu enggan untuk menoleh.
"Anda baik-baik saja, Nona?" Pria itu kembali berbicara pada Sokyung, sekarang dia sedikit menunduk untuk melihat keadaan Sokyung.
Sokyung menatap pria itu, dengan jelas pria itu berwajah Asia, dan Sokyung baru tersadar bahwa pria tadi berbicara menggunakan bahasa Korea. Sokyung hanya menggeleng dengan raut wajah panik, takut orang ini akan menyakitinya. Pria yang ada dihadapannya ini menutup mulutnya, terkejut saat melihat keadaan Sokyung yang bersimbah darah.
"Kau korban pembunuhan?" Tuduh pria itu spontan.
"Siapa kau?!" Bentak Sokyung.
Lagi-lagi pria itu menutup mulutnya, membuat Sokyung keheranan dan terus berusaha menjauh walaupun tubuhnya seakan remuk sekarang.
"Kau bisa berbahasa Korea? Ah, wajahmu Asia. Kau berasal dari Korea?" Pria itu bertanya saat meneliti wajah Sokyung yang sembab dipenuhi air mata dan keringat. Sokyung tidak menjawab, dia memilih untuk diam, dan sesekali meringis ketika perih menusuk kulitnya.
"Jangan takut padaku, aku ke Jepang untuk menemui tunanganku. Apa kau perlu bantuan, Nona?" Pria Korea itu menampilkan deretan gigi bersihnya, tubuhnya terlihat gagah dengan balutan jas beserta kemeja putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss From The Hell ✔
Fanfic[Completed] [ Walaupun cerita sudah tamat, jangan lupa vote sama komen kalian, hargai apa yang kalian baca] [Cerita ini dipersingkat karena suatu alasan. Sewaktu-waktu akan author publish full ver yang lebih panjang dan menegangkan.] Not all psychop...