Park Jimin's pov..
Aku mulai mengenakan jaket yang tergantung di pintu gubuk tuaku, dan setelahnya menatap Kim Namjoon yang masih pingsan dengan keadaan terikat.
Aku berniat untuk melihat seorang gadis yang entah kenapa dia selalu memenuhi kepalaku akhir-akhir ini, dia adalah, Kwon Sokyung.
Saat berada di depan kediamannya, aku melihat gadis itu berjalan menuju minimarket, dan aku pun mengikutinya.
Aku menunggu gadis itu di depan bangunan bertuliskan 'Buka 24 jam' tersebut. Di bawah lampu jalan yang remang-remang menerangiku, Kwon Sokyung keluar sambil membawa satu kantong putih kecil di tangannya.
Dia menatapku dengan sayu, tanpa ada rasa takut seperti pertama kali kami bertemu. Sokyung berjalan mendahuluiku.
Jujur aku benar-benar merindukan gadis ini.
Dari raut wajah dan gaya bicaranya pun aku tahu, Sokyung terlihat sangat lelah dan frustasi. Ingin aku tertawa melihat dia marah-marah dan kesal padaku, aku lebih menyukai Sokyung yang marah daripada Sokyung yang kaku saat bersamaku.
Tepat setelahnya, pengakuan dari gadis itu berhasil membuat tubuhku kaku, rahangku membeku tak bisa mengatakan apapun.
Aku teringat apa yang di katakan Jessie beberapa jam yang lalu. Tentang pembunuhan, apakah Sokyung ada hubungannya dengan kasus pembunuhan terang-terangan, Jessie?
Astaga, aku harus menemui wanita itu.
"Park Jimin, tolong aku."
Kakiku kembali terhenti, aku menoleh ke belakang dan mendapati tubuh Sokyung yang tergeletak di jalanan.
"Kwon Sokyung, kau tidak apa, kan? Hei!" Aku menepuk-nepuk pelan pipi bak pantat bayi miliknya, sangat lembut.
Tidak ada jawaban, dia pingsan.
"Aish!"
Aku menngendong tubuh jenjangnya, membawa Sokyung menuju ke rumahnya.
Aku rebahkan dia di ranjang, pertama kali bagiku memasuki kamar seorang gadis selain kamar kakakku, pertama kali bagiku berada sedekat ini dengan seorang gadis.
Aku pangku wajah Sokyung dengan kedua belah tanganku, dan aku tatap wajah cantik nan polos milik gadis itu.
Lekat, sangat lekat dan dalam aku memandanginya.
Mataku berhenti untuk menatap benda mungil bewarna pink cherry, itu bibir Kwon Sokyung. Lekukan bibirnya sangat indah.
"Tidak! Dia tidak pantas untuk menjadi korbanmu, Park Jimin." Gumamku sambil mengusap bibir gadis itu.
Aku beralih mengusap leher putih susu milik Sokyung, dapat aku rasakan aliran darah gadis itu yang tenang di dalam sana, aku menutup mata sambil merasakan denyut nadi Kwon Sokyung yang teratur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss From The Hell ✔
Fanfic[Completed] [ Walaupun cerita sudah tamat, jangan lupa vote sama komen kalian, hargai apa yang kalian baca] [Cerita ini dipersingkat karena suatu alasan. Sewaktu-waktu akan author publish full ver yang lebih panjang dan menegangkan.] Not all psychop...