[Completed]
[ Walaupun cerita sudah tamat, jangan lupa vote sama komen kalian, hargai apa yang kalian baca]
[Cerita ini dipersingkat karena suatu alasan. Sewaktu-waktu akan author publish full ver yang lebih panjang dan menegangkan.]
Not all psychop...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ada apa ini? Kenapa jantungku kembali berdebar hebat?" Sokyung bergumam, senyuman mengembang dan semburat bahagia menyeruak di hatinya yang paling dalam. Sokyung menahan napasnya sebelum Jimin benar-benar hilang dari pandangan, gadis 23 tahun itu ambruk, terjatuh sambil memegang dadanya yang berdetak kencang. Setelah Jimin hilang, Sokyung menarik napas sepuas-puasnya, kenapa Jimin tiba-tiba datang? Tidak, Sokyung tidak munafik dengan perasaannya, dia sangat bahagia saat Jimin kembali menatapnya tadi, disaat Jimin mengeluarkan suaranya yang sudah masuk kedalam daftar hal yang dirindukan Sokyung.
"Tidak, aku tidak akan munafik dengan perasaanku sendiri."
Gadis itu akan tetap ambruk kalau saja benda yang ada didalam tasnya tidak bergetar, sebuah panggilan masuk mengalihkan pikiran Sokyung. Gadis itu merogoh ponsel dan melihat siapa yang telah menelponnya.
Jelas sekali, Kim Taehyung, siapa lagi kalau bukan pria itu.
Sokyung mengatur napasnya supaya tetap tenang, jangan sampai Taehyung mengetahui bahwa Jimin ada di Korea. "Ne, Taehyung, ada apa?"
"Kau dimana? Mau makan siang bersama, tidak? Cepat ke kantin, aku menunggumu." Seru Taehyung dibalik telepon.
Senyum Sokyung mengembang, Taehyung sangat perhatian padanya. "Baik, aku akan kesana, tunggu, ya!" Jawab Sokyung dengan ramah.
Sambungan telepon terputus, Sokyung berjalan keluar ruangan Park Jimin, gadis itu menutup perlahan pintu ruangan itu. "Park Jimin..." Sokyung menggeleng pelan sambil mengeja nama tersebut, seorang pria yang mengambil alih hatinya.
****
"Yak! Kau akan memakan makanan itu atau terus mengaduknya sampai dingin?" Bentak Taehyung saat melihat sang sahabat hanya sibuk mengaduk satu porsi ramen panas, dengan kepala menerawang sesuatu Sokyung terus melamun.
Diam, Sokyung tidak menjawab, Taehyung berdecih kecil kemudian mengambil ramen milik Sokyung, membuat gadis itu tersentak dan langsung menatap Taehyung jengkel. Tanpa aba-aba, Taehyung menyantap ramen milik Sokyung, gadis itu bertambah jengkel, dia pun langsung menghujami Taehyung dengan pukulan kuat miliknya.
"Kembalikan ramenku, dasar kau." Teriak Sokyung, mendapat kekehan menjengkelkan dari Taehyung. Pria itu langsung mengembalikan ramen milik Sokyung, satu suapan sudah masuk kedalam saluran pencernaan Kim Taehyung.
"Ah, aku jijik memakan sisamu." Ejek Sokyung.
"Hei, kau kira aku binatang?" Taehyung terpancing, ejekan Sokyung berhasil.
"Kau anjing rabies.. hahaa... " Sokyung menahan tawanya, wajah Taehyung sangat lucu saat kesal.
"Berarti kau teman dari seekor anjing." Balas Taehyung tak mau kalah.
"Tak sudi."
"Sudah diam,"
Keadaan kembali normal, sepasang sahabat itu kembali fokus pada makanan mereka masing-masing. Tak lama kemudian, mereka sudah selesai dengan urusan mereka masing-masing. Sokyung menyeka bekas makanan yang melekat di bibirnya dengan sehelai tissue yang sudah tersedia diatas meja.