"Bisakah kita berbicara, nona Kwon?"
Aku terkejut bukan main. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja seseorang yang tak pernah aku bayangkan kedatangannya sedang berada di sampingku sekarang. Kim Namjoon ssaem, hampir saja jantungku berhenti berdetak karenanya.
"Nona, Kwon?" Lanjutnya lagi, karena aku belum merespon kata-katanya.
"Oh! Maaf, ssaem! Ada apa?" Aku mulai berucap.
Aku tatap wajah tampan Namjoon ssaem dengan serius, sungguh kebingunganku kepadanya semakin bertambah. Wajah pria itu terlihat sangat pucat, penampilan Namjoon juga sangat berantakan, tulang pipinya terlihat dengan jelas. Ini menandakan dia kurang sehat, dan pasti ada sesuatu tidak baik yang sedang menimpa dirinya.
"Saya ingin berbicara dengan anda sebentar! Bisakah? Nona, Kwon?" Namjoon sedikit menunduk padaku, aku bergidik tak enak hati.
"Tentu saja bisa, ssaem! Ada apa?"
"Tidak disini, mari ikut denganku."
Kim Namjoon berbalik, menuntunku ke suatu tempat. Aku mengikuti tubuh tinggi dan gagahnya itu dari belakang.
****
Di belakang kampus, di kelilingi pagar-pagar tinggi yang berujung runcing. Aku dan Kim Namjoon ada di belakang pagar itu, duduk di sebuah pondok usang yang atapnya sudah bocor, rumput-rumput ilalang yang hampir menguning menari-nari mengikuti alunan angin yang berhembus.
Kim Namjoon ssaem, berdiam diri sambil menatap lurus ke depan, seakan mengingat suatu kenangan yang lenyap di telan waktu.
"Nona, Kwon! Aku merindukan tempat ini." Namjoon menatap ke arahku sejenak, sorot matanya begitu rapuh dan dalam.
"Apa yang ingin anda ceritakan padaku, ssaem?" Angin masih berhembus kuat, menerbangkan helai demi helai anak rambutku, suatu tanda bahwa sebentar lagi badai salju akan segera menyapa bumi.
"Aku menyesal telah mengkhianatinya!" Namjoon menyeka sedikit air mata yang jatuh di sudut matanya.
Aku biarkan dia bercerita. Tidak pernah terpikir olehku, Kim Namjoon yang rapuh, bahkan dia mau berbagi keluh dan kesahnya kepadaku.
"Ayo cerita, ssaem! Aku tidak yakin, apakah aku bisa memberi saran setelah ini atau tidak! Tetapi setidaknya, aku bisa meringankan sedikit beban pikiranmu."
Kudengar dia berdecih. "Kejadian itu 2 tahun yang lalu." Dia melanjutkan.
"Namanya, Park Minji. Gadis cantik dan baik hati, memiliki umur yang sama denganku. Gadis Busan yang telah aku khianati."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss From The Hell ✔
Hayran Kurgu[Completed] [ Walaupun cerita sudah tamat, jangan lupa vote sama komen kalian, hargai apa yang kalian baca] [Cerita ini dipersingkat karena suatu alasan. Sewaktu-waktu akan author publish full ver yang lebih panjang dan menegangkan.] Not all psychop...