"Aku rasa kita juga harus kembali ke Korea." Yoongi duduk sambil menyilangkan kedua kakinya, menatap Jessie yang sedari tadi hanya sibuk berbolak-balik.
"Aaahhkkkk...." Teriak Jessie sambil menjambak rambutnya kuat, napas wanita itu tersengal karena menahan amarah.
Yoongi memutar bola matanya malas. "Ck, marah seperti ini tidak ada gunanya." Ejek pria itu.
"Kau mencintai Park Jimin sehingga kau mau saja menjadi budak cintanya, menjijikkan." Lanjut Yoongi tanpa rasa takut.
Jessie melemparkan tatapan mematikannya kepada Yoongi. "Kau pikir aku marah karena Jimin lebih memilih gadis sialan itu daripada aku? Hah?" Bentak Jessie.
Yoongi menaikkan kedua pundaknya, mengisyaratkan 'Ya dan tidak'
"Aku benci laki-laki, aku membenci semua cinta di dunia ini. Aku hanya memikirkan diriku sendiri, Yoongi. Jangan harap kau akan selamat jika membuat masalah denganku."
Yoongi menghela napas panjang, kemudian berdiri, menatap Jessie dengan tatapan acuh tak acuh. "Aku tahu, kau tidak perlu menjelaskannya. Jadi, kenapa kau marah?" Yoongi membelai rambut pirang Jessie sambil mengejek.
"Lepaskan tangan kotormu dari tubuhku, Min Yoongi." Jessie menepis kasar tangan Yoongi.
"Ck, kau lebih kotor dariku, jalang." Yoongi terkekeh, dan terus menggoda Jessie.
Jessie geram. Yoongi menyadari itu.
"Tidak, seberapa pun kotornya kau, aku akan tetap mendukungmu, aku akan selalu ada di pihakmu." Jelas Yoongi.
Jessie diam, jelas dia tidak suka dengan tindakan Yoongi.
"Jimin menemukan cintanya, itu berbahaya. Kita tidak bisa kehilangan Jimin, dia sangat membantuku. Kita harus tetap menjaga Park Jimin supaya dia terus menjadi bagian dari kita, jangan sampai Jimin kembali menemukan cahaya, kembali ke kehidupannya yang dulu." Jessie berbicara sambil menekankan setiap perkataannya.
Yoongi mengangguk. "Aku mengerti. Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
"Seperti katamu, kita pulang ke Korea."
"Mencari gadis itu..." Jessie menjeda kalimatnya.
"Dan membunuhnya." Ucap Jessie dan Yoongi serempak.
****
Sokyung menatap tubuhnya dari pantulan cermin kamarnya. Dia sudah bersiap untuk pergi ke kampus, bukan untuk kuliah, ada suatu hal yang perlu dia lakukan disana.
"Besok musim semi." Gumam gadis itu seraya menyisir rambutnya pelan.
Kepala Sokyung sibuk memikirkan seorang pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta, orang yang membuat kepala gadis itu berpikir tentang masa indah untuk mereka kedepannya. Runtuh, pikiran itu runtuh seketika, rasa tak percaya dan kecewa, benci dan cinta tak dapat Sokyung bedakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss From The Hell ✔
Fiksi Penggemar[Completed] [ Walaupun cerita sudah tamat, jangan lupa vote sama komen kalian, hargai apa yang kalian baca] [Cerita ini dipersingkat karena suatu alasan. Sewaktu-waktu akan author publish full ver yang lebih panjang dan menegangkan.] Not all psychop...