Pt. 15 (Why)

1.3K 142 37
                                    

Kaki Sokyung tergerak memasuki rumah, sedangkan tangannya tergerak untuk memegang knop pintu dan segera membukanya dengan malas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaki Sokyung tergerak memasuki rumah, sedangkan tangannya tergerak untuk memegang knop pintu dan segera membukanya dengan malas.

Dia mencium bau dari pakaiannya. "Kenapa bisa seperti ini?" Sokyung memegangi perutnya yang mual, mabuk darahnya akan di mulai dari sekarang.

Sokyung berlari mempercepat langkah untuk memasuki kamar mandi rumahnya. Sesampainya disana, mulut Sokyung terbuka untuk mengeluarkan semua cairan menjijikan yang berasal dari perutnya itu.

Sokyung memegang kepalanya, setelah semuanya selesai, barulah sakit di kepalanya itu terasa amat sangat menyakitkan.

"Ah! Eomma, Appa, kepalaku sakit." Lirih Sokyung sambil mengusap kepala dan perutnya secara bergantian.

Bibirnya pucat, dan keadaan yang kacau balau tidak dia hiraukan. Di pikiran gadis itu sekarang adalah, bagaimana caranya sakit kepala yang dia rasakan sekarang bisa mereda secepatnya.

Dan juga, dia seharusnya tidak menyuruh Kim Taehyung untuk pulang, bisa saja pria itu menolong dirinya untuk membelikan obat pereda sakit atau semacamnya.

Tapi sekarang, nasi sudah menjadi bubur. Dia juga segan untuk sekedar menelpon Kim Taehyung untuk kembali kerumahnya. Sokyung juga tahu, Kim Taehyung pasti sangat lelah.

Sokyung mulai membuka pakaian berlumurkan darah kering dan memasukkannya kedalam tong sampah yang ada disana. Air pancuran yang berasal dari shower rasanya amat menyegarkan bagi gadis itu, dia berkeramas hanya untuk memijit kepalanya yang serasa ingin pecah.

Sekarang pukul 7:30 malam, seharusnya dia tengah menonton film musim dingin sekarang,  bersama sang sahabat, Kim Taehyung. Tapi hanya karena satu kejadian, rencana itu berubah menjadi angan-angan.

Sokyung mengambil handuk yang tergantung di pintu kamar mandinya, dan segera menuju kamar tidur untuk mengganti pakaian yang lebih bersih dan lebih santai tentunya.

Jam kembali menunjukkan pukul 8:00 malam, Sokyung berdiri di depan pintu rumahnya dengan keadaan rambut yang masih basah tanpa di sisir, dan piyama biru selutut. Gadis itu mulai membuka loockscreen ponselnya, dan melihat berita tentang keadaan cuaca.

"Tidak ada salju hari ini, baiklah." Titahnya saat layar benda persegi empat tersebut memberikan informasi.

Sokyung terniat untuk membeli beberapa obat, ada Minimarket di dekat apartemen-nya. Jarak Minimarket itu berkisar 500 Meter dari tempat dia berdiri sekarang.

Sokyung menatap ke sisi kanan dan kirinya, setelah dia merasa bahwa jalanan aman untuk dia jalani, barulah Sokyung melangkahkan kaki gontai menuju Minimarket tersebut.

"20 ribu, Nona." Ucap ramah sang kasir disaat Sokyung meletakkan belanjaannya ke atas meja kasir.

"Apa obat ini bisa meredakan sakit kepala dengan cepat?" Ketus Sokyung menatap sang kasir, sorot mata gadis itu menunjukkan keletihan.

Kiss From The Hell ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang