"Yak! Dengar ini baik-baik." Jimin memasang wajah seriusnya, sambil menatap Namjoon yang sudah pingsan dalam keadaan terikat.
"Aku sedang sibuk sekarang." Lanjut Jimin mengambil sebuah kursi dan mendudukinya.
"Aku bilang kita dalam bahaya!!!" Teriak Jessie memekakkan telinga Jimin.
Jimin memutar bola matanya malas. "Cepat katakan ada apa? Jangan membuatku bingung." Titahnya.
"Kau dimana?"
"Tempat biasa."
"Aku akan kesana, aku juga akan menyuruh Yoongi kesana."
Nutt...Nut...
Jimin menatap layar ponselnya geram, Jessie memutuskan sambungan telepon mereka secara sepihak, dan itu membuat Jimin muak.
Jimin kembali berdiri dan memasukkan ponselnya kedalam saku celana, dia menghampiri Namjoon.
Jimin mengusap-usap surai cokelat milik Namjoon. "Kau tidak akan tahu, betapa sakitnya hati seorang adik yang rela tidak bersekolah demi sang kakak." Jimin menarik-narik rambut itu, banyak rambut Namjoon yang berguguran.
Andaikan Namjoon tengah sadar sekarang, rasa sakit tarikan itu pasti menambah siksaan di tubuhnya.
"Aku membanting tulang demi kakakku, supaya dia bisa bersekolah dan mengejar semua cita-citanya." Sudut mata Jimin mulai mengeluarkan cairan bening.
"Eh! Ada si keparat ini, dan dia menghancurkan segalanya." Jimin berteriak sambil menampar wajah Namjoon, sehingga meninggalkan bekas kebiruan disana.
"Dia berkorban untukmu, bukan? Kakakku merelakan semuanya untukmu, bukankah begitu?" Jimin mulai mengeluarkan pisau yang berukuran lebih kecil dari lemarinya.
"Dan kau malah membunuhnya! Dan kau malah mengkhianatinya! Kau ingat! Ada seorang adik yang bersiap untuk membunuhmu juga sekarang." Jimin mulai menyayat pipi Namjoon, darah segar merembet memenuhi wajah tampannya.
"Kau pingsan eoh? Rasakan ini." Jimin kembali menyayat pipi Kim Namjoon, sekarang secara brutal dan kemarahan yang sudah mencapai puncak.
Terbentuklah sayatan yang berbentuk tanda silang di pipi kanan dan kiri Namjoon, itu ulah sosok Psikopat berdarah dingin, Park Jimin.
"Ouh! Indah sekali bukan? Bahkan aku ingin memenggal kepalamu saat ini juga." Kekeh Jimin pelan, menjilati darah yang berbekas di pisaunya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss From The Hell ✔
Fanfiction[Completed] [ Walaupun cerita sudah tamat, jangan lupa vote sama komen kalian, hargai apa yang kalian baca] [Cerita ini dipersingkat karena suatu alasan. Sewaktu-waktu akan author publish full ver yang lebih panjang dan menegangkan.] Not all psychop...