Aku menganga tak percaya. "Aku bisa menjaga rahasia." Aku mengkode Jimin supaya dia mau menceritakan soal masa lalunya.
Jimin tampak menyembunyikan sesuatu dariku. "Kau benar-benar ingin mendengarnya?" Jimin menatapku serius.
Aku mengangguk, benar-benar ingin mengetahui dunia lamanya. "Iya, Jimin." Aku yakinkan dia.
"Tidak, kau pasti membenciku setelahnya." Jimin meringkuh tubuhnya kembali di antara lutunya. Jimin kembali menenggelamkan wajahnya disana.
Aku terdiam, hentikan teka-teki ini, aku lelah.
Aku membelai surai Jimin yang basah karena keringat, sesekali aku juga memijit pundaknya. Jimin menatapku lagi, mata kami bertemu lagi. " Sebelum aku menceritakan semuanya." Jimin menjeda kata-katanya sambil terus menatapku.
"Ada baiknya kau mengetahui kelakuanku setelah itu." Lanjut Jimin datar namun berkesan.
Aku memalingkan mata kemudian menatapnya lagi. "Ya, ada apa?" Aku semakin penasaran saja dibuatnya.
Jimin memicingkan matanya terus menatapku tajam, dia memegangi pundakku kemudian dia juga meremasnya kuat. "Aku.."
Jantungku kembali berdetak dengan kencang, "Apa.??"
"Aku itu seorang pem~~"
Lagu Bangtan Sonyeondan kembali menggema diseluruh ruangan, itu menandakan ada panggilan masuk di ponselku. Tolonglah, jangan merusak keadaan, Jimin baru saja ingin bercerita padaku.
"Sebentar." Pamitku pada Jimin untuk mengangkat panggilan itu, bisa saja itu dari kedua orangtuaku, kan?
Mataku membesar tatkala melihat sebuah nama yang tertera di layar ponselku. Kim Taehyung, benar, Taehyung lah yang menelponku. Astaga, bodohnya aku, bagaimana aku bisa lupa mengabari Taehyung kalau aku tidak bisa pulang. Ini bahaya, Taehyung pasti marah padaku, aish.
"Ne, Taeh~~"
"Dimana kau?" Teriak Taehyung dari seberang telepon, aku sedikit menjauhkan benda itu dari telinga supaya tidak merusak indera pendengaranku. Sesekali aku pandangi Jimin yang juga menatap kearahku.
"Jam berapa ini, gila." Taehyung masih berteriak padaku. Ralat, kali ini dia membentakku.
Aku lirik jam dinding yang melekat. "03.45 pagi." Gumamku sendiri.
"Begini, Taehyung, aku dan Par~~"
"Park Jimin, wae?" Taehyung menyela kata-kataku lagi.
"Yak! Dengarkan aku dulu." Bentakku kesal, aku melirik Jimin lagi dan kembali fokus pada Taehyung.
"Hm..?" Kurasa Taehyung marah.
"Tadi aku dan Park Jimin pergi ke berbagai tempat dan berakhir di Shibuya Crossing. Cuaca tidak baik, mobil kami terjebak di seberang, jadi aku dan pria itu tidak bisa kembali ke hotel." Semoga Taehyung tidak marah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss From The Hell ✔
Фанфик[Completed] [ Walaupun cerita sudah tamat, jangan lupa vote sama komen kalian, hargai apa yang kalian baca] [Cerita ini dipersingkat karena suatu alasan. Sewaktu-waktu akan author publish full ver yang lebih panjang dan menegangkan.] Not all psychop...