Pt. 24 ( Of All )

1.2K 118 52
                                    

Long Chapter..

"Jimin, ssaem?" Panggilku dengan tatapan bingung padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jimin, ssaem?" Panggilku dengan tatapan bingung padanya.

Bukannya menjawab, dia malah melesat masuk kedalam rumahku, tanpa seizinku juga.

"Kau selalu lupa, ya?" Jimin berbalik menatapku yang mematung, dia menjeda kata-katanya.

"Jangan panggil aku ssaem jika kita sedang berdua, kau mengerti?" Lanjutnya sambil menekankan kata ssaem.

Aku berjalan mendekat kearahnya, memegang lengannya lalu menariknya. "Mau apa kau kesini?" Ucapku masih terus menariknya

Andai saja kekuatanku lebih besar dari Jimin, tentu saja pria ini bisa ku usir dari sini. Mau apa dia kerumahku jam segini? Apalagi sekarang aku ada urusan yang sangat penting, dasar peganggu.

"Apa kau butuh bantuan?" Jimin menahan tubuhku, dia menatapku.

Bantuan apa maksudnya?

"Bantuan apa maksudmu?" Bentakku padanya. Sungguh, ketika aku tidak melihat pria ini, hatiku selalu saja ingin bertemu dengannya. Tetapi kalau sudah seperti ini, muak sekali rasanya.

"Membantumu untuk tidur." Kesannya datar, tetapi aku yakin Jimin sedang menggodaku.

Aku menepuk kuat lengannya. "Dasar kau mesum." Hanya itu yang dapat aku katakan.

"Mesum, apa? Maksudku, apa kau perlu bantuan untuk membereskan semua perlengkapanmu." Jimin mengelak.

Cih.

"Semuanya sudah selesai, Park Jimin tolong pergilah. Apa yang akan dikatakan para tetangga jika melihatmu disini malam-malam bersama seorang gadis." Ucapku secepat kilat.

Jimin terkekeh, dia melanjutkan langkahnya menuju kamarku.

"Kalau mereka curiga, kau tinggal bilang kalau aku ini kekasihmu, mudah, kan?"

What?

"Yak! Satu langkah saja kau masuk, jangan harap kau bisa keluar dari rumah ini dengan selamat." Cegahku padanya, disaat Jimin mulai memegang gagang pintu kamarku.

"Jadi, kau mengancamku, Nona? Kau tidak takut padaku?"

Jimin gila, dia menampilkan smirk nakalnya padaku. Astaga, Ya Tuhan.

Aku berlari kearahnya, kemudian menarik pria itu untuk duduk di sofa. Aku dan Jimin sama-sama duduk berhadapan, canggung sekali rasanya.

Kiss From The Hell ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang