Rasa iba, terkejut, kasihan memupuk menjadi satu dalam diri Hanbin. Perasaan nya mungkin tidak sekacau yang dialami Lana, tapi Hanbin dapat merasakan perasaan itu melalui mata Lana saat berbicara dengannya tadi.
"Apa saja yang sudah kau dengarkan tadi?" tanya Lana tiba – tiba setelah menyeret Hanbin sesaat setelah keluar dari lift dan kini ia membawanya ke dalam studio yang hanya berisikan mereka berdua.
"Mendengarkan apa maksudmu ?" Hanbin bertanya balik seolah – olah ia tidak mendengarkan apapun.
"Kim Hanbin. Aku tidak mau berbelit – belit saat ini. Aku melihat siluet bayangan di pilar dan terlihat tali sepatumu menjuntai. Hmmm.. Oke. Tidak apa – apa jika kau tidak mengaku" Lana membuang nafasnya secara kasar.
"Aku tidak tau kau mendengar seberapa banyak , tapi apakah kau bisa menjaga itu semua? Anggaplah kejadian tadi tidak pernah kau lihat. Tolong bersikaplah seolah – olah tidak pernah mendengar apapun" Mata Lana menatap mata Hanbin seolah memohon.
Hanbin hanya diam tidak menjawab apa yang dikatakan Lana. Dilihatnya manik mata Lana yang menunjukkan rasa kecewa dan marah.
"Aku memohon padamu" ucap Lana lagi lalu meninggalkan Hanbin yang masih terdiam di dalam studio.
Hanbin merasa ia hanya mengetahui tentang gadis itu sebanyak satu persen. Masih banyak yang belum ia ketahui tentang gadis itu. Bagaimana mungkin Hanbin bersikap biasa saja disaat ia mendengar semua percakapan Lana dengan produser itu. Dia sungguh ingin membantu Lana, tapi tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Kenapa kau bisa menahan semua itu di saat kau benar – benar hancur?
---
Semenjak kejadian pertemuan dengan ayah kandungnya Lana lebih memilih menyibukkan diri di studio untuk membuat lagu. Berjam – jam ia berada dalam studio, entah lagu apa yang dibuatnya. Hampir setiap hari juga ia tidur di studio. Dia kembali ke dorm hanya untuk mandi setelah itu berangkat lagi ke studi menyibukkan diri. Membuat lagu dan memetik gitar dalam studio setidaknya bisa menenangkan pikiran Lana terhadap masalah nya.
Semua member nya khawatir akan perubahan yang dialami Lana. Kantung mata yang semakin menjadi – jadi, tubuh yang terlihat kurus. Lana banyak melewatkan jam makannya, alasannya sama ia tidak mau diganggu saat membuat lagu. Membernya bahkan sudah putus asa untuk mengajak Lana pulang ke dorm hanya untuk mengajak nya beristirahat. Membernya sampai rela berbohong pada kedua manager StarDust saat mereka bertanya mengenai apa yang terjadi pada Lana hingga ia berubah seperti itu, saat ditanya mereka hanya menjawab "Lana memang seperti itu saat terkena sindrom sang gila pembuat lagu".
Mereka menyerah, tidak ada yang bisa membuat Lana kembali. Benteng yang sudah dibuat Lana dengan susah payah hancur begitu saja saat orang yang benar – benar tidak ingin ia lihat lagi dalam hidupnya datang dengan perasaan yang tenang tanpa mengakui apa dosa – dosanya. Semua member StarDust tau bagaimana Lana benar – benar dalam masa sulitnya kala itu, di saat ibunya sakit dan ayahnya pergi meninggalkan keluarganya begitu saja dan memilih bersama wanita jalang kaya raya di luar sana. Lana dan kakaknya mati – matian bekerja untuk menghidupi kehidupan mereka serta mengobati ibunya. Usaha dan tekadnya yang besar untuk menjadi musisi sukses, semua itu dilakukan semata – mata oleh Lana untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya. Agar keluarganya tidak di pandang sebelah mata dan di injak – injak oleh orang – orang jahat di luar sana.
Member StarDust berusaha memahami apa yang dirasakan leader nya sekarang. Mereka berusaha memberi Lana jarak untuk menenangkan pikirannya, tapi apa yang dilakukan Lana sudah terlalu jauh. Ia menyakiti dirinya sendiri.
---
Musik keras serta aroma alkohol menyeruak pada indera pernafasannya. Laki – laki itu menengok ke arah kanan dan kiri mencari seseorang dalam club yang baru dibuka beberapa hari lalu.
"Lana hilang. Ia tidak ada di studio dan tidak ada di kamarnya. Aku dan anggota yang lain sudah mencari – cari ke tempat yang pernah ia datangi namun dia tetap tidak ada. Tolong bantu kami mencarinya" Hyunbin mendatangi tempat latihan para anggota iKON meminta bantuan.
Hanbin yang mendengar ucapan Hyunbin dengan segara keluar dari ruang latihannya dan bergegas memanggil taxi. Entah apa yang dipikirkannya ia menuju ke tempat ini untuk mencari Lana.
Dilihatnya sudut – sudut club itu dengan seksama, dalam hitungan menit ia berhasil menemukan yang dicarinya.
Gadis itu itu terduduk menunduk di meja bar. Pikirannya melayang. Terdapat lima gelas yang ia habiskan malam ini.
"Ayo pulang, kenapa kau berada disini ?" Hanbin menarik lengan Lana.
Dalam keadaan mabuk ia melepas paksa rangkulan Hanbin.
"Hyunbin-ah sudah kubilang jangan menggangguku! Biarkan aku sendiri! Aku sedang membuat lirik lagu" Lana memukul – mukul lengan Hanbin.
"Kau harus pulang, kau bahkan membenci tempat ini" Hanbin merangkul Lana dan menuntunya untuk membawanya pulang.
"Sudah ku bilang biarkan aku sendiri, aku tak mau pulang--" ucapan Lana terhenti, ia tertidur tiba – tiba karena efek mabuknya. Untung dengan cepat Hanbin menangkapnya dalam pelukannya agar ia tidak terjatuh.
Dengan sabar Hanbin membopongnya keluar dari club dan membawanya pulang ke dorm.
Sesampainya di dorm StarDust Hanbin menggendong Lana untuk dibawa ke kamarnya. Beruntungnya password dorm Lana tersimpan pada ponsel Lana sehingga Hanbin bisa dengan gampang masuk ke dormnya.
Di kamar nya Lana ditidurkan pada kasurnya, Hanbin dengan cekatan memasangkan selimut agar gadis itu tidak kedinginan nanti. Diperhatikannya muka Lana yang sedang tertidur, dibelainya rambut gadis itu dengan lembut.
"Kenapa kau sehancur ini?" tanya Hanbin pelan.
Yang ditanya pun tetap terdiam dengan mata terpejam.
"Kumohon berhentilah menyakiti dirimu lagi" ucap Hanbin lirih sambil menatap gadis yang tengah tertidur itu.
Hanbin mengambil ponsel dalam saku celananya untuk menelpon seseorang.
"Lana sudah di dorm."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain in Melody ✔
FanfictionYG entertaiment dengan band. Serta seorang perempuan menjadi leadernya. Apa yang kalian bayangkan? This is the first story i made. Ide nya dateng gitu aja secara tiba-tiba. Mohon maaf bila ada kekurangan dalam cerita ini. Enjoy