31

69 8 0
                                    


"Apa keperluan anda datang kemari Tuan?"

Pria paruh baya itu masih terdiam mendengar pertanyaan Lana.

"Aku rasa anda salah alamat" Lana bergerak menutup kembali pintu apartemennya. Tetapi pria paruh baya itu menahan pergerakan Lana.

"Maafkan ayah MinJi-ah" ucapan itu lepas dari bibir pria tua itu.

Lana terdiam di posisinya.

"Ayah? Kau menyebut dirimu ayah!? Setelah semua yang telah kau lakukan!? Kau memilih jalang itu disaat kondisi keluarga kita sedang tidak baik-baik saja"

"Ayah benar-benar menyesal" wajah tuanya benar-benar menunjukkan penyesalan.

"Tolong pergi dari hadapan ku, aku tidak pernah memiliki ayah" Lana menutup pintu apartemennya cepat.

Lana berlalu menuju kamarnya dan menutup pintunya rapat-rapat. Rasa kesal, marah, sedih memupuk dalam hatinya. Ia tidak menyangka bahwa ayahnya datang ke dorm nya tiba-tiba.

Apa yang dipikirkannya? Menyesal ? Dasar Sinting! batin Lana

Lana merasa marah dengan keadaan yang ada. Disaat ia mulai bangkit dari rasa sakit nya dulu, cobaan itu datang lagi tanpa permisi. Semua masalah seolah-olah menyerang hidupnya tanpa ampun. Masalah dengan ayahnya yang tidak tahu kapan akan berakhir dan juga jangan melupakan masalahnya dengan Hanbin. Semenjak kejadian di rooftop itu mereka belum bertemu lagi, bahkan tidak ada lagi pesan yang saling saut menyaut pada ponsel keduanya sekedar untuk menanyakan dan mengatakan 'kau sedang apa?', 'kau sudah makan?', 'aku merindukanmu'. Keadaan sudah berubah. Lana bahkan tidak tahu apa yang membuat Hanbin seperti itu.

Jujur, Lana sungguh merindukan Hanbin. ia membutuhkan Hanbin disaat-saat terpuruk seperti ini. Ia rindu semua perlakuan Hanbin padanya.

Hubungannya dengan Hanbin mengambang tanpa ada kejelasan.

---

"Fanmeeting ?"

"Jadwal kalian untuk seminggu ke depan adalah fanmeeting. Banyak sekali permintaan untuk hal itu. Kalian akan mendatangi fanmeeting di beberapa tempat Osaka, Tokyo, Bangkok, Indonesia, Singapura, Beijing, Hongkong, dan Shanghai. Jadwal kalian akan penuh dalam dua minggu ke depan" Sojin unni menjelaskan kegiatan StarDust.

"Selamat datang hari sibuk" ucap Hyunbin.

"Delapan tempat dalam dua hari, dengan jadwal penerbangan yang begitu melelahkan" BaekJin mulai mengeluarkan.

"Brace yourself everyone, setidaknya kalian harus senang untuk bertemu fans kalian" ucap Sojin unni.

Lana hanya terdiam dan tidak memberikan reaksi apapun tentang penjelasan fanmeeting itu. In Ho yang memperhatikan itu menyenggol bahu Lana pelan.

"Kenapa kau diam saja dari tadi dan tidak memberikan reaksi?" tanya In Ho berbisik.

"Aku mendengar apa yang Sojin unni katakan. Fanmeeting, delapan tempat berbeda. Aku hanya tidak mood untuk menanggapi" ucap Lana.

"Ya! Kau sakit? Hidungmu!" seru In Ho tiba-tiba. Semua orang yang terdapat di ruang meeting itu menoleh ke arah Lana.

Lana yang mendengar seruan In Ho memegang hidungnya. Terdapat darah.

"Lana-ya, neo gwencana?" Sojin unni menghampiri Lana dengan memberikan beberapa lembar tissue.

"Aku hanya mimisian. Aku akan ke kamar mandi dulu" Lana beranjak di tempatnya.

Pain in Melody ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang