36

91 7 0
                                    


Matanya mengerjap menerima sinar matahari yang masuk melalui celah pada gordennya.

"Ah... sudah pagi". Ia melirik gadis yang tertidur dalam dekapannya.

"Good morning Lan" ucapnya pelan tidak ingin gadisnya itu terbangun. Hanbin menyentuh pipi Lana pelan. Dibelainya wajah itu, matanya melihat tiap inci wajah Lana. Perlahan ia mengecup dahi Lana.

Setelah memperbaiki hubungan mereka malam itu, yang hanya Hanbin inginkan malam itu adalah bersama dengan Lana. Hanya dengan Lana, serasa pada malam itu ia tidak membutuhkan siapapun kecuali Lana. Hanbin meminta Lana untuk tetap tinggal di kamarnya itu untuk melepas rindu, ya melepas rindu. Dengan cuddle sepanjang malam membicarakan banyak hal hingga akhirnya mereka tertidur, jangan membayangkan mereka akan melakukan hal itu. Hanbin tidak akan mengambil hal berharga Lana sebelum menikahi gadis itu.

Hanbin mengelus rambut Lana pelan, "Kenapa kau tidak kunjung bangun? Kau terlalu nyaman dengan dekapanku ya?" dicoleknya pipi gadis itu.

Lana menggeliat mendapat colekan itu.

"Erhhhh..." Lana berusaha membuka matanya.

"Good Morning Kim Hanbin" ucap Lana. Matanya masih setengah terbuka.

"Morning..."

"Tidurmu nyenyak?"

"Sangat sangat nyenyak, kau?" tanya Lana. Matanya sudah terbuka lebar sekarang.

"Tentu saja nyenyak, aku tidur denganmu maka dari itu tidurku sangatlah nyenyak" Hanbin tersenyum seraya mengecup bibir Lana cepat.

"Ya! aku belum sikat gigi" Lana menutup bibirnya dengan tangannya.

"Wae? Aku tetap menyukainya"

"Bukan begitu, hanya saj—" ucapan lana terpotong dengan kecupan Hanbin lagi.

"Berhentilah, setidaknya biarkan aku menggosok gigi ku dulu"

"Itu tidak perlu smurf" ucap Hanbin dengan nada yang terdengar manja. Hanbin menarik Lana ke dalam pelukannya, ia memeluk gadisnya itu erat seolah-olah agar gadis itu tidak pergi darinya lagi.

"Kau kenapa?" tanya Lana disela-sela pelukan Hanbin.

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin memelukmu seperti ini"

"Tapi aku sulit untuk bergerak"

"Biarkan saja seperti ini untuk 5 menit, aku sudah nyaman dengan posisi seperti ini" ucap Hanbin. ia menenggelamkan kepalanya pada tengkuk leher Lana. Lana bisa merasakan hembusan nafas Hanbin dan itu membuatnya sedikit geli.

"Baiklah. Hanya 5 menit, tidak lebih. Aku harus kembali ke dorm ku setelah ini"

"Hmmm"

"Kim Hanbin"

"Ssttttttt.... diamlah sebentar" perintah Hanbin.

"Baiklah" Lana hanya menurut apa yang dikatakan Hanbin.

"Kim Hanbin, setelah ini aku akan melakukan konferensi pers" Lana tetap berceletuk meskipun Hanbin menyuruhnya untuk diam.

"Apa semua baik-baik saja setelah ini?" lanjut Lana.

Hanbin menegakkan posisinya, ia mendengar ucapan Lana yang terdengar ragu dan takut.

Hanbin menangkup pipi Lana dengan kedua tangannya.

"Semua akan baik-baik saja, percayalah. Kejujuranmu akan dihargai nantinya meskipun nanti masih banyak orang yang menghujatmu. Ini juga bukan sepenuhnya salahmu" Hanbin berusaha meyakinkan Lana.

"Aku hanya takut semuanya akan makin memburuk setelah ini"

"Kau sudah berusaha dengan sangat keras, mungkin ini memang saatnya untuk membuka semua. Tuhan sudah mengatur skenarionya sendiri, yang perlu kau lakukan hanya berusaha dan terus percaya dengan apa yang kau lakukan"

Lana hanya memandangi Hanbin, ia berharap apa yang diucapkan Hanbin benar adanya.

Mereka sama-sama terdiam hingga suatu suara terdengar.

"Astaga! Maafkan aku mengganggu waktu kalian, aku akan kembali beberapa saat lagi" ucap seseorang lalu ia kembali menutup pintu kamar Hanbin lagi.

Hanbin dan Lana langsung menegakkan tubuh mereka bersama. Mereka berdua langsung berlari menuju pintu kamar dan keluar dari ruangan itu.

"Ya! Jung Chanwoo, Jangan memiliki pikiran yang macam-macam"

"Aku hanya cuddle dengannya" ucap Lana. 

Chanwoo hanya terdiam melihat kedua sejoli ini menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"HYUNG! HYUNG!" Chanwoo berteriak memanggil para anggota iKON yang lain, raut mukanya seperti menemukan sesuatu yang langka.

"Astaga! Kenapa kau berteriak seperti itu!?" Hanbin membekap mulut Chanwoo dengan kedua tangannya.

"HYUNG! HYUNG! HMPPPPPP... KEMARI! HMPPP"

Suara langkah tergesa-gesa anggota iKON mulai terdengar.

"MWO! MWO?!" anggota IKON berkumpul di ruangan tengah begitu mendengar suara Chanwoo.

"Mereka tidur bersama"

Seluruh anggota iKON memandang ke arah Hanbin dan Lana langsung. Tatapan menyelidik mereka sungguh intens.

"Aku hanya cuddle dengannya, aku berani bersumpah" ucap Hanbin.

"Jung Chanwoo terlalu melebih-lebihkan, aku hanya cuddle dengannya. Sungguh! Bajuku masih lengkap kan? Yunhyeong oppa bajuku masih sama seperti kemarin malam aku datang kan?" mata Lana bergerak menuju arah Yunhyeong, berharap laki-laki itu satu pendapat dengannya.

"Bajunya masih seperti kemarin" ucap Yunhyeong.

"Benarkan kataku?? Kau ini selalu melebih-lebihkan seperti BaekJin. Kau tidak pernah melihat orang cuddle kan?? Dasar otak mesum. Sudah, aku ingin kembali ke dorm ku. Kim Hanbin, oppadeul annyeongg.." Lana beranjak dari tempatnya lalu keluar dari dorm iKON.

Sesaat setelah Lana benar-benar keluar dari dorm, semua anggota iKON menyelidiki Hanbin lagi.

"Kau sudah melakukan 'itu' dengannya?" tanya Jinhwan penuh telisik.

"Astaga hyung! Sudah kubilang hanya cuddle. Aku bersumpah" jari telunjuk dan jari tengah Hanbin terangkat menunjukkan bahwa dirinya tidak berbohong.

"Kau yakin?" kali ini Bobby angkat bicara, sebelum-sebelumnya ia tidak pernah ingin tahu urusan membernya, tapi untuk kali ini entah mengapa ia perlu memastikannya.

"Yakin 100%, aku tidak akan mengambil harta berharganya sebelum aku benar-benar menikahinya" nada Hanbin terdengar sangat meyakinkan.

"Woahhh.. Yeoksi Kim Hanbin. Kau benar-benar pacar yang baik" ucap Donghyuk.

------

Konferensi pers akan belangsung beberapa menit lagi. Lana sudah menyiapkan mentalnya untuk semua yang akan terjadi kedepannya.

"Semua akan selesai dengan baik" Lana mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"Kau harus bisa melewati ini semua" ucap In Ho menepuk bahu Lana. Semua anggota StarDust menemani Lana untuk konferensi pers ini. Mereka tahu Lana pasti membutuhkan banyak dukungan, dan dukungan yang bisa mereka berikan hanyalah untuk tetap disamping Lana.

"Lana saatnya kau keluar" ucap Sojin unni.

Lana berjalan ke panggung untuk konferensi pers. Dilihatnya ayahnya sudah datang. Lana duduk di kursi yang telah disediakan. Di depannya sudah terdapat banyak sekali microphone dari beberapa pihak media yang datang, lampu kamera juga telah memenuhi ruangan konferensi pers.

Ia dan ayahnya terduduk dan mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada media, mereka juga menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh wartawan.

"Apapun yang terjadi dia tetaplah ayahku, meskipun ia pernah melakukan sesuatu yang menurut kalian semua fatal dia tetaplah ayahku. Kumohon jangan menghujatnya" ucap Lana di akhir sesi konferensi pers. Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulut Lana, padahal dalam hatinya ia sungguh menyesal mengatakan kata-kata itu. 

Pain in Melody ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang