Semua lampu kamera menyorot mereka. Ini adalah kali pertama StarDust memiliki jadwal di luar negeri dengan waktu terlama dan kunjungan di berbagai tempat yang berbeda. Tempat awal untuk fanmeeting adalah Tokyo. Semua lampu jepretan kamera berlomba-lomba mengambil potret mereka di bandara. "Kumohon beri mereka jalan!"
"Jangan terlalu dekat! beri mereka ruang!"
Suara bodyguard saling besaut-sautan memberi peringatan bagi para penggemar yang ingin mendekati StarDust. Anggota StarDust pun tidak menyangka bahwa keberangkatan mereka untuk fanmeeting akan disambut oleh banyak penggemar di bandara.
Para bodyguard mengelilingi anggota StarDust agar mereka terlindungi. Semua anggota StarDust berusaha menampilkan wajah bahagia demi fans yang sudah menunggu di bandara, terutama Lana. Ia sungguh harus bekerja super ekstra untuk bersabar dan tidak menunjukkan emosinya. Tangannya menggenggam tangan Sojin unni dengan erat guna menyeimbangkan langkahnya. Ia sungguh tidak nyaman dengan situasi bandara yang super padat seperti ini, sungguh tidak nyaman ditambah juga situasi hatinya yang sedang buruk.
Kacamata hitam dipilih Lana sebagai penutup matanya yang sedang dalam kondisi buruk. Kantung mata yang terlihat jelas serta mata yang sedikit bengkak akibat kejadiannya dengan Hanbin malam itu. Untuk memulihkan matanya Lana membutuhkan waktu berhari-hari.
"Kumohon jangan pergi lagi" ucap Lana memeluk Hanbin. ia terus terisak saat itu.
Hanbin hanya terdiam. Tidak membalas peluka Lana. Justru yang dilakukannya adalah melepaskan tangan Lana yang melingkar pada badannya.
"Jangan seperti ini" ucap Hanbin singkat.
"Kumohon jangan menghindariku lagi. Kenapa kau menjadi seperti ini?"
Hanbin hanya terdiam mendengar suara serta isakan Lana.
"Aku ingin hubungan kita berarkhi. Aku ingin kita putus" perkataan itu meluncur dengat tepat dari mulut Hanbin.
"Mwo? Kenapa kau tiba-tiba bersikap seperti ini? Apa salahku?" air mata Lana turun semakin deras.
"Kau tidak salah. Aku ingin fokus pada karir ku. Hubungan ini hanya mengganggu karir ku. Jalan karir kita masih panjang dan aku tidak ingin terganggu dengan hal sepele semacam ini"
"Kau yang meyakinkanku bahwa hubungan ini akan baik-baik saja. Kenapa kau justru seperti ini? Aku benar-benar membutuhkanmu. Aku tidak bisa"
"Maafkan aku" ucap Hanbin lalu meinggalkan Lana yang masih terisak di dalam studio.
Semua sudah berakhir. Lana hancur? Tentu saja Hancur.
---
"Bisa kau ulang sekali lagi?" perintah Hanbin pada gadis yang berada di dalam ruang rekaman.
"Ulang"
"Ulang"
"Ulang"
"Ulang" sudah terhitung berkali-kali Hanbin menyuruh Dahyun untuk mengulang rekaman.
"Tidak bisakah kau melakukan ini dengan baik!?!" suara Hanbin meninggi.
Dahyun yang di dalam ruang rekaman merasa takut dengan Hanbin.
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk membentakmu" sergah Hanbin cepat.
Dahyun keluar dari ruang rekaman.
"Maafkan aku juga oppa, kurasa aku kurang berlatih" ucap Dahyun. Ini sudah kali ketiga Hanbin bertemu Dahyun untuk melakukan rekaman.
"Istirahatlah dulu" ucap Hanbin menepuk bahu Dahyun lalu pergi meninggalkan ruang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain in Melody ✔
FanfictionYG entertaiment dengan band. Serta seorang perempuan menjadi leadernya. Apa yang kalian bayangkan? This is the first story i made. Ide nya dateng gitu aja secara tiba-tiba. Mohon maaf bila ada kekurangan dalam cerita ini. Enjoy