Keadaan mulai membaik. Mulai. Baru mulai.
Lana sudah bisa menerima bahwa orang itu telah kembali. Mau tidak mau memang harus dipertemukan. Ia sudah menyiapkan mental seandainya dipertemukan lagi untuk keperluan shooting beberapa hari lagi. Hatinya sudah mantap.
Para member StarDust juga lega Lana sudah mulai kembali, ia sudah tidak melewatkan jam makannya, dan sudah mau untuk kembali ke dorm untuk beristirahat meski itu hanya beberapa jam. Tidak masalah bagi para membernya, semua butu proses dan waktu. Setidaknya Lana tidak menyakiti dirinya lagi.
"Aku akan ke studio setelah ini" ucap Lana pada Hyunbin yang sedang menonton tv.
"Ke studio lagi? Sekarang jam lima sore. Kau akan kembali ke dorm jam berapa ?"
"Hmm.. aku tidak tau. Tapi aku akan kembali ke dorm saat menyelesaikan lagu nya" Lana menjawab pertanyaan Hyunbin dengan nada yang ciut, takut tidak diberi izin oleh Hyunbin. Semenjak kejadian di club itu semua anggota membernya menjadi sangat protektif padanya, setiap dia kali dia bergerak pasti ada yang bertanya 'Kau mau kemana? Mau apa?'. Lana juga harus menghubungi para membernya setiap saat, memberitahukan apa yang dilakukannya. Para membernya juga menetapkan Lana harus pulang ke dorm untuk beristirahat jika ia masih ingin pergi ke studio. Mereka semua mendadak seperti ayah single parent yang disuruh menjaga putrinya saat istrinya sedang mengadakan perjalanan bisnis ke luar negeri.
"Baiklah. Tapi ingat pesanku jangan lupa untuk makan malam. Makanlah di cafetaria nanti. Aku benar – benar akan memastikan mu dengan bertanya pada staff apakah kau benar – benar memakan makan malammu"
"Jangan lupa memakai jaket tebal, aku liat berita cuaca tadi pagi suhunya dingin dan ada angin. Kau mau kubawakan sesuatu untuk cemilan saat kau nanti di studio ? atau Jus ? Ata—"
"Ya. Kim Hyunbin. Aku baik – baik saja. Sungguh. Kau tak perlu protektif seperti itu padaku. Kau bahkan melewatkan jam makan siang mu tadi. Uruslah keperluan mu dulu" Lana memotong perkataan Hyunbin.
"Aku baik – baik saja. Aku tidak bohong" Lana berusaha meyakinkan Hyunbin.
Sebelum Hyunbin mengeluarkan kata – kata lagi, Lana pamit untuk pergi ke studio.
"Sudah ya, aku pergi dulu"
---
Lana berjalan dengan lambat untuk menuju studionya. Earphone nya hanya bertengger di telinga kirinya. Pikirannya tak fokus pada lagu yang di dengarnya. Biasanya jika earphone sudah menempel pada telinganya ia akan ikut bernyanyi mengikuti lagunya, tapi untuk kali ini berbeda karena Lana dalam kondisi tidak baik – baik saja. Ia membayangkan apa yang terjadi saat ibu dan kakak nya mengetahui bahwa ayah nya masuk lagi ke dalam hidup mereka setelah sekian lama menghilang.
Lana hanya berharap semua kehancuran yang pernah ia lalui dengan keluarganya dulu tidak terulang lagi. Cukup dia yang hancur, sebisa mungkin Lana memikirkan cara agar membuat ayahnya menyesal telah meninggalkan keluarganya dulu.
Berjalan dengan pikiran yang penuh membuatnya tak sadar bahwa ia sudah berada di gedung agensi nya. Bertepatan ia masuk ke dalam agensi seluruh anggota iKON juga berjalan keluar. Lana bahkan tidak menyadari saat Jinhwan menyapanya.
"Lana annyeong..." Jinhwan menyapa sambil melambaikan tangannya.
Lana tetap berjalan.
Member iKON dibuat heran dengan Lana yang tidak menyapanya balik.
"Mwoya? Dia tetap berjalan tanpa menoleh. Apa kau membuat masalah lagi dengannya?" June menyenggol lengan Hanbin.
Hanbin yang melihat Lana seperti itu hanya diam sambil memandanginya, ia mengerti alasan dibalik sikap Lana yang seperti itu.
"Sudah biarkan. Ayo kita segera makan" ucap Yunhyeong.
Mereka pun berjalan lagi menuju pintu keluar.
"Ah! Aku baru mendapat ide untuk lagu baru. Kalian duluan saja, aku akan menyusul!" ucap Hanbin lalu berlari lagi ke dalam gedung agensi nya.
Bukan ide untuk lagu baru yang membuat ia kembali, tapi gadis yang tadi berjalan melewati membernya. Hanbin hanya ingin memastikan bahwa gadis itu baik – baik saja.
---
Dilihatnya gadis itu dari pintu studio yang memiliki kaca berbentuk persegi.
Gadis di dalam studio itu memetik gitar nya seraya menuliskan sesuatu di kertas. Hanbin sesekali melihat gadis itu, lalu kembali memasuki studio nya agar dia tidak ketahuan saat tiba – tiba Lana keluar. Ia stanby di dekat pintu menunggu Lana keluar.
Satu jam setengah ia menunggu Lana, akhirnya..
Kriettt.. pintu studio Lana terbuka.
Gadis itu keluar dari studio dan berjalan ke arah cafetaria. Hanbin memberi jeda beberapa menit lalu berjalan mengikuti Lana agar gadis itu tidak curiga bahwa ia telah mengikutinya.
Sesampainya Hanbin di cafetaria agensi dilihatnya gadis itu sudah terduduk sendiri dengan makanan di depannya menghadap arah yang berlawanan dengan Hanbin.
Hanbin dengan cepat mengambil nampan makanan dan meminta lauk serta nasi pada ahjumma penjaga cafetaria, setelah itu ia menuju meja Lana dan duduk di depannya.
Lana yang melihat Hanbin datang tiba – tiba hanya melihatnya sekilas lalu fokus pada makananya kembali. Dilihatnya gadis di depannya terus menerus untuk memastikan bahwa ia baik – baik saja dan memakan makanannya dengan baik. Hanya diam yang menemani makan malam mereka, hingga Lana mengeluarkan suaranya.
"Jika kau ingin makan, makan saja. Jangan menatapku sepanjang waktu" nada dingin Lana masuk ke indra pendengaran Hanbin.
"Apa kau baik – baik saja?" tanya Hanbin.
"Aku selalu dalam keadaan baik – baik saja" Lana menjawab dengan nada yang lebih dingin.
Hanbin yang mendengar jawaban Lana merasa kesal dengan sikap berpura-pura kuat dan tegar yang dilakukan oleh gadis itu.
Mendengar tak ada lagi pertanyaan dari lawan bicaranya Lana beranjak dari kursi makannya. Tapi dengan cepat Hanbin menahannya dengan memegang tangan Lana dan membawa gadis itu ke rooftop.
"Apa yang kau lakukan !?" suara Lana meninggi.
"Berhentilah berpura – pura menjadi kuat disaat kau benar – benar hancur !" suara Hanbin tidak kalah tinggi.
"Apa pedulimu !? sudah ku katakan aku baik – baik saja! Kenapa kau mencampuri urusanku?! Uruslah masalah mu sendiri"
"Kau sedang tidak dalam keadaan baik – baik saja! Berhentilah berpura - pura tegar saat disaat kau pun tidak bisa melakukannya!" Hanbin memegang bahu gadis itu dengan kedua tangannya. Manik matanya berhasil menangkap air mata di pelupuk mata gadis itu.
"Aku.. Aku hanya..." suara gadis itu bergetar menjadi isakan tangis.
Hanbin dengan refleks membawa gadis itu ke dalam pelukannya berharap gadis itu dapat membagi rasa sakitnya agar tidak membebani pikirannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain in Melody ✔
FanfictionYG entertaiment dengan band. Serta seorang perempuan menjadi leadernya. Apa yang kalian bayangkan? This is the first story i made. Ide nya dateng gitu aja secara tiba-tiba. Mohon maaf bila ada kekurangan dalam cerita ini. Enjoy