Konferensi pers telah dilakukan beberapa hari lalu, tapi masih banyak orang yang membicarakan hal itu sampai berhari-hari tiada henti. Kegiatan StarDust dihiatuskan untuk sementara waktu. Lana merasa bersalah karena itu tapi para membernya mengerti akan keadaan yang terjadi sekarang.
Saat ini Lana berada di rumah untuk menemui ibunya. Sudah lama sekali semenjak debut ia tak pulang ke rumah, baru kali ini ia mendapat kesempatan untuk menemui keluarganya meskipun hanya diberi waktu beberapa jam saja.
"Ibu, aku baik-baik saja. Ibu tidak perlu khawatir. Aku bisa mengatasinya sendiri"
"Ibu hanya tidak ingin kau disakiti oleh banyak orang MinJi-ah"
"Ibu hanya perlu percaya padaku, arraseo?"
Ibu Lana hanya menatap anak perempuannya dengan tatapan sendu.
"Aku tahu hati ibu sakit hati setiap kali melihat ayah, aku tahu ibu masih sangat menyayanginya. Aku tidak keberatan jika ibu mau kembali pada ayah. Untuk kebahagian ibu aku rela. Perceraian ayah sudah memasuki tahap akhir, aku harap setelah ini ibu bahagia seperti dulu" lanjut Lana.
Air mata mulai terlihat pada pelupuk mata Ibu Lana. Ia merasa bersalah pada Lana karena sudah selemah ini. Seharusnya ia bisa mengikhlaskan kepergian suaminya itu untuk Lana, tapi hatinya tak bisa berbohong. Ia menyayangi suaminya lebih dari apapun.
"Maafkan Ibu, seharusnya ibu bisa lebih kuat dan tidak menyusahkanmu seperti ini. Maafkan Ibu membuat hatimu sakit" Ibu Lana tiada henti menyalahkan dirinya terus menerus.
"Ibu tidak perlu seperti ini, berhentilah menangis. Aku benci melihat ibuku yang cengeng seperti ini" ucap Lana menghapus air mata ibunya dengan ibu jarinya.
---
Sepulang dari rumah ibunya Lana langsung menuju dorm. Ia ingin mengistirahatkan pikirannya sejenak, namun apa yang terjadi justru sebaliknya. Wanita paruh baya yang selama ini menjadi hama dalam hidupnya muncul lagi.
"MinJi-ah ada yang mencarimu" ucap Hyunbin begitu Lana masuk ke dalam apartemennya.
Lana melepas sepatunya dan menuju ruang tamu untuk melihat siapa orang yang sedang mencarinya.
Para membernya berdiri di depan wanita itu. Mereka seolah menjadi bodyguard Lana yang siap melindunginya bila wanita paruh baya itu akan menyerang Lana.
"Wah... kau berani datang ke apartemenku rupanya Kim Ye Won-ssi " sapa Lana.
"Apa yang kau butuhkan sampai datang kemari?" Lana mendudukan dirinya tepat di depan wanita paruh baya itu.
"Apa kau puas dengan apa yang kau lakukan?" Ye Won menatap tajam mata Lana.
"Puas? Aku bahkan tidak melakukan apapun" balas Lana santai. Lana tahu arah pembicaraan ini, maka dari itu Lana justru ingin memancing lawannya ini.
"Tidak melakukan apapun katamu?!" nada tinggi mulai digunakan oleh Ye Won.
"Apa aku salah dalam berkata? Benar kan aku tidak melakukan apapun padamu nyonya?"
"Kau sudah menghancurkan hidupku. Kau sudah merebutnya dariku, aku di ceraikan olehnya dan semua itu karena ulahmu dan keluarga sialanmu itu!"
"Merebut katamu? Aku hanya mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku yang telah kau rebut"
Ucapan Lana membuat Ye Won benar-benar geram. Ia reflek memajukan badannya dan siap untuk menampar Lana, namun dengan cepat In Ho menahan tangan Ye Won dengan mencengkramnya erat.
"Dia adalah korban dari semua ulahmu nyonya. Kau tidak seharusnya melakukan perbuatan semenjijikan ini" In Ho juga terlihat geram dengan wanita paruh baya di depannya ini.
"Lepaskan! Jangan berani-beraninya kalian ikut campur dalam masalah ku dengannya"
"Masalah Lana juga masalah kami, jadi jika kau melakukan sesuatu padanya maka kami tidak akan pernah tinggal diam" kali ini Hyunbin bersuara.
"Kalian hanyalah perusak kehidupan orang! Kalian tidak pantas untuk bahagia!" teriak Ye Won.
"Perusak? Jika kami perusak lalu anda apa nyonya? Penghancur? Pemusnah?" ejekan BaekJin benar-benar membuat Kim Ye Won semakin geram.
"Akan kupastikan kalian hancur!!" Kim Ye Won menekankan perkataannya di setiap kalimat yang diucapkannya.
"Lebih hancur mana dengan hidup anda? Semua yang anda katakan telah terekam pada ponsel ku dan cctv yang ada di ruangan ini" ucap In Ho sambil mengacungkan ponsel dengan voice recorder yang masih menyala, lalu tangannya menunjuk cctv yang terletak di sudut ruangan ruang tamu.
"Jika dirimu berulah lagi, maka bisa dipastikan kau yang akan lebih hancur" In Ho berbisik mendekat di telinga Kim Ye Won.
"Perlu kutunjukkan dimana pintu keluar Kim Ye Won-ssi ?"
Tidak menjawab pertanyaan BaekJin, Ye Won lebih memilih meninggalkan tempat itu dengan mengeluarkan suara hentakan sepatu high heels yang sengaja dibuat-buat.
"Hahahaha" semuanya tertawa melihat kepergian wanita paruh baya itu.
"Lihatlah wajahnya tadi, seperti singa yang sudah tidak lama diberi makan oleh pawangnya" ucap BaekJin.
"Aku tidak pernah sesenang ini melihat orang begitu sebal dengan kita, hahahaha" Hyunbin memegang perutnya yang kaku akibat tertawa terlalu keras.
"Aku sungguh berterimakasih pada kalian" ucap Lana pelan. Suara tawa mereka menjadi lenyap tiba-tiba.
"Ya! jangan merubah suasana menyenangkan menjadi mellow" In Ho merangkul Lana.
"Ini adalah tugas yang memang wajib kita kerjakan noona"
"Ah... aku menyayangi kalian para memberku. Gomawo!" Lana merangkul erat para membernya.
Aku hanya ingin bersyukur pada Tuhan karena mempertemukanku dengan kalian semua. Terima kasih untuk selalu berada di sampingku di saat aku benar-benar membutuhkan kalian. Jika rasa terima kasihku dituliskan pada selembar kertas itu tidaklah cukup, terlalu banyak bantuan yang telah kalian berikan padaku. Aku tidak pandai menyampaikan rasa sayangku pada kalian secara langsung, tapi hal yang paling ingin ku katakan pada kalian jika aku sanggup melakukannya adalah terima kasih, aku menyayangi dan mencintai kalian semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain in Melody ✔
FanfictionYG entertaiment dengan band. Serta seorang perempuan menjadi leadernya. Apa yang kalian bayangkan? This is the first story i made. Ide nya dateng gitu aja secara tiba-tiba. Mohon maaf bila ada kekurangan dalam cerita ini. Enjoy