Chapter14~Aneh

48 11 2
                                    

Enjoy yak gaes:)
Kalo ada typo maklum yak:(






*~*~*~

Bel pulang sekolah berbunyi menandakan selesainya kegiatan disekolah. Siang ini keadaan masih terik panas matahari masih terasa di kulit para siswa.

Koridor sekolah masih terlihat sangat ramai sehingga membuat Pita dkk tetap berada didepan kelas untuk menunggunya sepi.

"Eh La jadi kan kita kerumah Cara?" Tanya Pita memecah keheningan diantara mereka.
"Ya jadi lah masa batal gitu aja." Jawab Shilla cepat.
"Kita ga ada niatan bawa in Cara makanan atau apa kek buat dibawa kerumahnya." Saran Key.
"Tumben lo mikir pake otak biasanya juga pake dengkul." Ejek Pita lalu menoyor pelan kepala Key.

Key hanya mendengus kesal mendengar ucapan Pita. Key marah? Tentu tidak. Sekasar-kasar nya ucapan Pita ia yakin kalo itu hanya sebuah canda belaka.

"Yaudah yok jalan koridor udah sepi juga." Ucap Shilla lalu berjalan mendahului Pita dan Key.

"Tungguin napa aelah." Ucap Key dengan nada sedikit kesal karena memang dia tak suka ditinggal karena diantara kita hanya dia yang langkahnya pendek karena memang keterbatasan tubuh.

Mereka bertiga berjalan menuju parkiran sekolahanya kali ini mereka pergi menggunakan mobil Shilla tapi yang menyetir tetap Pita, karena kata Pita "Biar gue aja yang nyetir karena kalo ga gue yang nyetir nanti gue bosen terus loncat dari mobil." Kira-kira itu yang diucapkan Pita jika ia tak pergi menggunakan mobilnya. Mereka lalu melenggang keluar sekolah menuju rumah Cara.

*~*~*~

Hahhhh

Sudah terdengar beberapa kali lelaki itu menghembuskan nafasnya. Terhitung sudah sebanyak 5 kali. Leleki itu hanya berbaring menatap langit-langit Apartemenya. Rey sangat bosan dengan keadaan seperti ini. Ia serasa tak hidup sekarang.

Tok tok tok

Dengan ogah-ogahan lelaki itu berjalan keluar kamarnya lalu menuju pintu Apartemennya.

Ceklek

"Woi sob ngapain lo disini hah? Tepar lo hah?" Tanya Jack lalu melenggang masuk bersama sahabat-sahabatnya sebeleum di persilakan oleh empunya.

Rey hanya menatap pasrah ia tak kaget dengan perlakuan sahabat-sahabatnya itu. Kemudian ia menutup kembali pintu Apartemennya lalu ikut duduk bersama ketiga sahabatnya itu.

"Eh Rey gimana kemarin? Dapet berapa ronde hah?" Tanya Jack menggoda Rey dan menampilkan senyum iblis milik Jack.
"Lancar ga nih?" Mahesa pun ikut menggoda Rey.

Kedua sahabatnya itu memang agak gesrek otaknya, bukan hanya gesrek mereka juga kadang-kadang omes. Hanya satu yang waras yaitu ya Andra dialah orang yang mempunyai otak 100% diantara yang lain.

"Lancar pala lu peang gue masih waras kali gue juga tau dosa." Ucap Rey lalu menghembusakan nafas kasarnya.
"Santai Bosku uh gitu aja marah pms lu bang?" Goda Jack sambil terkekeh kecil.

Rey tak menjawab pertanyaan Jack mood nya kali ini benar benar sedang tidak baik. Entah apa yang membuat pikirannya kacau hari ini.

"Lo kenapa si Rey?" Kali ini Andra ikut angkat bicara.

Rey kali ini menjawab serius karena yang tanya bukan kawan gesrek nya. "Gue gapapa, gue cuma takut aja kalo Cara marah sama gue karena hal kemaren."

Teman-teman Rey kini menatap horor dirinya seolah mengintrogasi Rey dengan tatapan mata.

"Tuh kan gue bilang lo udah apain si Cara hah?" Tanya Jack.
"Ck.. Bukan itu bego maksudnya masalah gue udah tanpa izin ngajak dia ke Apartemen gue, ya gue takut aja kalo dia marah." Jelas Rey.

Mereka bertiga hanya mengangguk--anggukan kepalanya mengerti.

"Yang penting lo kan ga ngapa-ngapain." Ucap Andra.

Rey lagi-lagi menghembuskan nafas kasarnya. Ia takut jika Cara menjauhinya. Entah kenapa Rey tak ingin jauh dari Cara saat ini.

"Gue masuk ya mau tidur." Ucap Rey lalu bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju kamar miliknya.

Kawan Rey hanya mengiyakan ucapan Rey tersebut membiarkannya menenangkan diri.

*~*~*~

Tok tok tok

Tak ada sahutan dari sebuah ketukan itu, mama Cara sudah mengetuk pintu itu beberapa kali tapi tetap saja tidak ada balasan.

"Cara kamu ga papa kan nak?" Tanya mama Cara dari balik pintu.
Hasilnya masih sama, tidak ada jawaban.

Sebenarnya pintu kamar Cara tidak dikunci, tapi Cara selalu bilang jika ingin masuk kedalam kamarnya tetap harus mengetuk atau izin.

Setelah dirasa lelah akhirnya mama Cara turun kebawah karena terdengar suara bel rumah berbunyi.

Ting tong ting tong

Mama Cara berjalan ke arah pintu depan lalu membukanya.

Ceklek

Mama Cara atau sebut saja Tika itu membukakan pintu dengan senyum merekah diwajahnya. Detik kemudian Tika menyapa lembut ketiga remaja berseragam putih abu-abu itu.

"Eh nak Pita." Sapa Tika. "Ayo masuk nak." Lanjutnya.
"Eh iya buk terimakasih." Balas Pita lalu menyalami Tika diikuti Shilla dan Key dibelakang.

"Ayo duduk dulu." Pinta Tika.
"Iya tan." Jawab Pita Shilla Key serentak.
"Oh iya kesini cari Cara ya?" Tanya Tika yang dijawab anggukan oleh ketiganya.

"Jadi Caranya ada Tan?" Tanya Shilla.
"Ada tapi.." Jawab Tika membiarkan kalimatnya menggantung.
"Tapi apa tan?" Key mulai ikut angkat bicara.

"Dari tadi dia ga mau buka pintu dia terus didalem kamar ga mau keluar." Jawabnya sambil menyiratkan wajah khawatirnya.
"Mungkin tidur Tan." Jawab Pita mencoba menenangkan Tika.

Tika menghela nafas pasrah tak biasanya anaknya seperti ini ia berfikir ini sudah masalah hati jadi biarkan anaknya dan teman-temanya menyelesaikannya sendiri.

"Oh iya Tan kita boleh masuk ke kamarnya Cara?" Tanya Pita lalu diangguki oleh Tika.

Pita, Shilla, dan Key pun berjalan menuju kamar Cara tak perlu diantar karna mereka memang sudah pernah kesini ralat sering kesini maksudnya.

Tok tok tok

Pita memcoba mengetok pintu Cara namun nihil tidak ada jawaban dari dalam.

Dengan terpaksa Pita masuk tanpa izin kedalam kamar Cara dan menemukan Cara sedang terbaring lemah didalam kamarnya dengan selimut yang menutupi sebagian badannya.

"Cara." Panggil Pita lirih.

Cara menoleh merasa namanya dipanggil. Ia hanya menatap kawan-kawannya sekilas lalu memalingkan wajahnya.

"Cara? Lo sakit Car?" Tanya Shilla.

Cara tak menjawab pertanyaannya jangankan menjawab menoleh saja tidak.
Shilla hanya menghembuskan nafas kasar melihat perlakuan Cara.

Mereka akhirnya duduk ditepian ranjang Cara. Pita hendak memegang dahi Cara namun tangannya dicekal seseorang.

"Biar dia istirahat aja kayaknya dia sakit." Nasehat Key.
"Gue cuma pastiin dia sakit ga." Jawab Pita tak memgindahkan ucapan Key.

Pita memegang dahi Cara memastikan bahwa ia sakit atau tidak. Badannya memang tidak panas. Tapi sepertinya banyak pikiran.

"Lo kenapa hah?" Tanya Pita dengan nada sedikit tak mengenakan.
"Gue..." Jawab Cara menggantungkan kalimatnya.
"Kenapa Car?" Serobot Key dengan raut khawatir.
"Gue ngerasain hal aneh."

Hah?

Aneh?

*~*~*~
















Update yeayh:)

Setelah sekian lama akhirnya up😆

Vote and Comment yak gaes:)

Author sayang kalian❤

Pengenalan :: School Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang