Chapter17~Haruskah?

51 11 0
                                    

Enjoy gaes:)
Typo harap maklum:)



*~*~*~

"Lo udah bisa lupain dia Ta?" Tanya Adit lembut namun terdengar sarkas ditelinga Pita.

Deg

Kenapa Adit harus bertanya seperti itu? Ia malah membuat Pita mengingatnya lagi.
"Kenapa Tanya?" Jawab Pita dengan suara bergetar karena menahan tangis.

"Gue ga mau Ta lo terus-terusan kayak gini." Ucap Adit berusaha selembut mungkin agar tak menyakiti perasaan Pita.
"Gue udah coba lupain dia. Tapi sia-sia dia tetep ada difikiran gue." Jawab Pita agak keras dan terkesan lebih teriak.

"Lo harus tetep coba Ta, semua butuh proses. Lo harus bisa melewati proses ini, lo harus bisa buka hati lo buat yang lain."

Ucapan terakhir Adit sangat menohok bagi Pita. Membuka hati buat yang lain? Sungguh terasa berat bagi Pita. Ia bukan tak mau membuka hati, namun saatnya belum siap. Hatinya belum siap menerima yang baru. Ia benar-benar dibuat sakit oleh masalalunya.

"Lo harus bisa lihat orang yang bener-bener sayang sama lo." Ucap Adit lalu menghela nafas panjang dan " Terutama disekitar Lo." Lanjutnya.

'Maksudnya?
Sekitar gue?'

'Siapa?' Tanya nya dalam hati.

"Maaf Dit kalo untuk sekarang gue belum bisa. Gue masih mau sendiri. Lo tau kan dia itu firstlove gue. Dan itu artinya gue susah buat ngelupain dia. Jangankan ngelupain, wajahnya saja masih tertata rapih diotak gue." Jelas panjang lebar dari Pita.

"Tapi lo harus tau Ta, dia ga akan bales perasaannya, bahkan dia ga akan buat lo bahagia Ta."

Runtuh sudah pertahanan Pita, airmatanya mengalir deras dipipinya. Ia sudah mencoba untuk menahan bulir bening itu. Namun apalah daya bulir itu telah jatuh.

"Hiks Dit gue bener-bene takut buat hiks buka hati hiks gue belum hiks bisa ngelupain dia hiks dia itu--" Pita tak sanggup melanjutkan kata-katanya. Isakannya kian keras. Ia tak mampu jika harus menahannya lagi.

"Ta lo ga perlu lupain dia Ta, lo cuma harus tempatkan dia sebagai orang berharga dimasalalu lo, dia pasti bisa bahagia saat liat lo jadi alasan buat orang lain tersenyum, tapi kalo lo kaya ginj lo sakitin diri lo sendiri dia pasti juga akan kecewa sama lo."

Pita tak menjawab, ia hanya diam mencerna setiap kata yang diucap Adit. Ia berhenti terisak. Pita menatap mata Adit lekat-lekat.
"Haruskah Dit?" Tanya Pita dengan suara khas orang selesai menangis. Adit hanya mengangguk mantab atas pertanyaan Pita. Adit lalu menggunyingkan bibirnya membentuk lengkungan.

"Gue harus buka hati buat siapa?"
"Yang sekiranya bisa buat lo bahagia dan lo juga ngerasa nyaman dan aman saat berada didekat lo."
"Contohnya?"
"Ck Lo ga peka yah Ta." Sekarang Adit mulai kesal karena Pita tak kunjung faham akan ucapannya.
"His lo yang nyebelin kalo bilang ga pernah to the point." Adu Pita.
"Lo bakal tau kok. Lo harus bisa bedain perhatian dari temen biasa apa temen yang emeng ada rasa." Jelas Adit.

'Maksud ni orang apa sih? Perhatian ke gue? Bikin gu nyaman? Kan cuma dia. Gimana sih.' Batin Pita.

"Heyoh mikirin kan lo?" Goda Adit lalu terkekeh pelan.
Pita makin dibuat bingung oleh ucapan Adit.

Pita memalingkan wajahnya menatap jalan raya. Sekarang sedang hujan. Ah rasanya hari ini sangat berat bagi Pita, ia harus berdebat dengan Adit dan sekarang harus melewati masa susahnya ketika hujan mulai datang mengguyur.

Pengenalan :: School Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang