Disini duduk berdua ditepi sebuah danau, larut dalam fikirannya masing-masing. Keheningan malam yang membuat keduanya entah harus berbicara apa. Angin dingin yang menyapu kulit mereka membuat dingin merasuk ke dalam kulit.
Pantulan bulan yang terpampang jelas diatas danau seolah mengisyaratkan perasaan gadis itu. Perasaan itu memang semu, tapi entah kenapa gadis itu tak mau melepaskan. Rasanya sakit sekali ketika ia harus mengingat betapa kelamnya masa lalunya.
Gadis kecil yang mencintai sosok sahabatnya sendiri. Katakanlah ini lucu, namun sebenarnya hal itu sangat merubah segalanya. Mulai dari sikap bahkan perilakunya. Gadis itu merubah segalanya. Menjauhkan semuanya yang berhubungan dengan orang itu. Orang yang merubah dunianya.
Dia membenci apa itu Cinta. Karena hal itu ia kehilangan sosok malaikat dalam hidupnya. Klise, memang gadis itu berubah karena masalalu. Tapi siapa tau sosok itu sangat berperan penting dalam diri gadis itu.
Sudah bertahun-tahun berlalu namun gadis itu tak kunjung membaik. Masih dengan perasaan yang sama. Sebenarnya gadis itu mencoba untuk melepaskan bayangan sosok itu dari dalam otak dan hatinya namun apa daya ia malah menyakiti dirinya sendiri.
Dan malam ini sebenarnya Pita enggan diajak Revan ke tempat seperti ini. Ini membuat otak Pita meresonansi ingatan masa lalunya. Ditepi danau yang Indah, dan ditempat ini Pita tau arti sebuah kenyamanan yang sesungguhnya.
Pita tersenyum getir saat dimana ia harus dipertemukan dengan takdir yang sangat ia benci. Pita berharap hari itu hanyalah mimpi dan ketika ia bangun semuanya kembali seperti semula. Tapi itu semua nyata dan Pita harus menelan itu secara jelas.
Tak sadar saat ini ada bulir bening yang jatuh membasahi pipinya. Seperti ada kontak batin Revan menoleh kearah Pita dan langsung memeluknya dari samping. Pita menangis sejadi-jadinya dipundak Revan.
“Ta semuanya sudah berlalu, kita harus jalani hal yang baru.” Ucap Revan sambil mengelus-elus kepala Pita.
Merasa tidak ada respon dari Pita. Revan berinisiatif untuk bertanya kepada Pita.
“Minggu depan kita kesana yah? Udah lima tahun lo nggak kesana setelah terakhir kali lo kesana waktu itu.” Tanya Revan yang membuat Pita berhenti menangis dan menoleh ke arah Revan.
“Minggu depan?” Tanya Pita.
“Iya minggu depan.” Balas Revan sambil tersenyum.
Pita sebenarnya enggan, minggu depan? Kenapa cepat sekali. Pita menghela nafas panjang lalu mengangguk pelan.
Revan tersenyum lalu menarik diri Pita kedalam dekapannya.
*~*~*~
Pagi harinya Pita sudah bersiap untuk berangkat sekolah dengan rambut yang ia ikat dibelakang dan tas Sekolah warna merah yang sudah siap di gendongannya.
Tok..Tok..Tok
Pita melihat ke arah pintu depannya yang terketuk. Siapa yang datang sepagi ini? Revan? Ah tidak dia tidak mengatakan akan menjemputmu. Lalu siapa?
Pita membuka pintu depannya. Dan pemandangan disana mengejutkan dirinya. Cara sedang berdiri sambil mengusap air mata yang tersisa disudut matanya.
“Astaga lo kenapa Car?” Tanya Pita.
Cara tak mengindahkan ucapan Pita, ia langsung memeluk Pita erat.
Pita membawa Cara masuk kedalam Apartemennya.
“Hei kenapa?” Tanya Pita setelah mereka duduk di kursi ruang tamu milik Pita.
“Rey,..” Lirih Cara.Pita menghela nafas, ia sudah menduga pasti ini berhubungan dengan Reyhan. Pita geram, jika ketemu nanti ia akan mencakar-cakar wajah tampannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pengenalan :: School Love Story
Proză scurtăCerita konyol 4sahabat dalam sekolahnya yang mulai mengenal cinta yang tidak lain karena unsur ketidaksengajaan. Dimulai dari konflik kecil hingga badai yang mulai menghampiri persahabatan mereka,lika liku dunia,kerasnya persahabatan,pengorbanan ci...