Chapter33~Sebuah Rencana

15 2 0
                                    

Hari-hari telah dilalui hingga saat yang telah ditunggu pun tiba tapi Cara jadi ragu. Paginya setelah Cara mengetahui semuanya kini rasa ingin taunya berubah menjadi rasa bersalah, cerita yang amat sangat menyayat hati.

Dia tidak berniat menceritakan kepada temannya yang lain, biarlah dirinya sendiri yang tau. Ia bimbang apakah harus ia melanjutkan rencananya.

Revan? Sekarang lelaki itu menjadi possessive terhadap Pita. Bahkan Cara enggan menatap mata elang milik Revan. Kejadian malam itu membuat Cara takut.

Ya sekarang Cara sedang berada dibalkon kamanya untuk melihat embun pagi. Sesaat setelah itu ponsel Cara berdiring menandakan ada telfon yang masuk.

“Halo, ada apa?” Tanya Cara kepada si penelpon.

“Semuanya sudah siap!” Seru orang disebrang sana.

“Baiklah tunggu saya dan teman-teman saya datang menemui anda.” Pintanya sesaat sebelum memutuskan panggilan.

Cara meghela nafas semuanya sudah dipersiapkan dan tidak enak jika dia harus membatalkan rencana kali ini. Bahkan ia juga sudah berkorban sampai detik ini.

“Maafkan aku kali ini.” Ucapnya dalam hati.

*~*~*~

Revan sekarang sedang berada di Apartemen Pita, ia tidak berniat meninggalkan Pita sejenak saja.

“Hoam, Adit ih dating pagi-pagi mau ngapain sih, gue masih ngantuk nih?”

Keluhnya pasalnya ini adalah hari minggu dan ini adalah hari libur kenapa Revan dating sepagi ini.

“Gue pengen main aja sih. Lo tidur aja lagi.” Ucap Revan dengan nada santai. Padahal niatnya satu untuk menjaga Pita.

“Bodo Dit bodo.” Kesal Pita sambil merebahkan tubuhnya disofa. Matanya terpejam namun sudah tidak berniat tidur kembali.

Niatnya tidur seharian gagal total karena kedatangan Revan, padahal Pita sekarang sedang mempersiapkan diri untuk bertatap dengan hari esok. Hari yang menguras emosi pastinya.

“Ta bangun aelah. Gue boring nih laper lagi dikulkas lo gak bahan yang bias dimasak, kita keluar yuk cari makan?” Bujuk Revan.

“Adit jangan paksa gue, gue males bangun.” Jawab Pita masih setia dengan mata yang tertutup.

“Ta ayolah Ta.” Rayu Revan sambil menggoyangkan lengan Pita pelan.

“Ini baru jam 7 elah Dit, gue nggak biasa bangun pagi.” Alesan Pita, ia maasih sangat berat untuk membuka matanya.

Revan masih berfikir untuk mengajak Pita keluar dari apartemennya pasalnya jika ia terlambat mungkin kejadian yang tak akan terfikirkan terjadi.

“Ayolah Ta ayo.” Bujuk Revan berkali-kali.

“Iya-iya oke!” Teriak Pita frustasi.

Dengan ogah-ogahan akhirnya Pita berjalan ke kamrnya untuk mandi dan bersiap, jika tidak dituruti maka Revan akan mengganggunyanya sampai ia mendapat apa yang diinginkan.

“Oke tunggu bentar gue mau mandi.” Ucap Pita sesaat sebelum menutup Pintu kamarnya.

Revan tersenyum, akhirnya dia bisa meluluhkan Pita.

*~*~*~

“Gimana kalo kita batalin rencana ini?” Katanya sambil mentap dengan tatapan sayu.

“Gila lo kita udah sejauh ini dan sekarang lo niat buat batalin. Big No!” Sanggah salah satu dari mereka.

“Tapi gue nggak sanggup terusin.” Katanya lagi.

“Yaudah lo nggak usah ikut biar kita aja yang usaha, gue heran sama lo ini rencana lo dan ini udah hampir berhasil lo malah mau batalin.” Cerca salah satunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pengenalan :: School Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang