*typo bertebaran
Happy Reading:)
*~*~*~
Pita masih bingung kenapa ia harus dibawa ke ruangan ini. Ruangan yang penuh nuansa hitam khas cowok, serta beberapa alat musik yang tertata rapi. Pita menyimpulkan bahwa ini kemungkinan adalah ruang pribadi Arsen. Jadi Pita sungkan untuk bertanya.
Pita dan Arsen masih hanya diam. Belum ada yang membuka suara. Pita canggung sekarang. Hanya ada dirinya dan Arsen sekarang. Berdua. Di ruang tertutup yang lebih parah.
“Jadi tadi lo mau ngomong apa?” Tanya Arsen lebih lembut dari biasanya.
“Sebenarnya aku mau tanya maksud Kak Arsen tentang pertanyaan tadi siang itu apa?” Tanya Pita hati-hati.Arsen tersenyum. Senyum yang jarang diperlihatkan. Memang Arsen jarang sekali tersenyum. Dan ini kemungkinan akan masuk buku bersejarah milik Pita, Arsen tersenyum untuknya.
“Gue sayang sama Shilla. Gue ngga mau Shilla dapet cowok yang kaya gue. Gue emang brengsek, tapi gue nggak banci. Gue hanya ingin adik gue bahagia dengan cowok baik-baik. Gue nggak menilai Mahesa bukan cowok baik-baik. Tapi berdasarkan apa yang gue liat tadi gue akan berfikir dua kali untuk mempercayakan Shilla kepada dia.” Jelasnya panjang lebar. Tak biasanya Arsen berbicara banyak seperti ini.
Pita ikut melengkungkan bibirnya. Memang yang dilihat Pita adalah Mahesa dan cewek lain tadi, makannya Pita mengajak kawan-kawannya pergi dari sana. Arsen memang terlihat acuh tapi sebenarnya dia sangat peduli. Dari kata-kata Arsen tadi Pita menyadari itu semua.
“Tapi maksud Kak Arsen melihat kejadian tadi apa?”
Arsen menghela nafas gusar. “Gue dari tadi ikutin kemana kalian pergi, dan Mall pertama yang lo kunjungi disana gue liat Mahesa sama cewek lain. Gue berfikir untuk tarik Shilla keluar tapi gue terimakasih ke lo karena dengan lo ngajak pindah itu membuat gue sedikit tenang meskipun gue nggak bisa memastikan bahwa Shilla melihat atau tidak.”
“Padahal rencana aku kesini buat cerita itu, eh malah Kak Arsen udah tau lebih dulu.” Jelas Pita, memang sebenarnya Pita ingin bertemu Arsen untuk menceritakan apa yang ia lihat tadi.
“Makasih yah.” Ujar Arsen lalu mengajak Pita keluar.
Akhirnya Pita dan Arsen keluar. Terlihat disana sepertinya Shilla sedang berusaha mendengar apa yang dilakukan Kakaknya dan Pita.
“Ngapain?” Tanya Arsen dingin.
“Hehe, rencana sih mau ngintip.” Jawabnya tanpa dosa.Baik Arsen maupun Pita hanya terkekeh. Hal itu membuat Shilla semakin bingung. Tadi memang ia berniat menguping tapi percuma ruang musik Arsen dibuat kedap suara. Itu membuat sia-sia yang dilakukan Shilla.
“Kalian nggak lagi main hati kan?” Tanya Shilla semakin ngawur.
Pita dan Arsen saling memandang lalu terkekeh. Biarlah Shilla berargumen sendiri dan mereka berdua hanya diam.
“Yaudah Kak, La gue pulang yah. Udah malem juga.” Pamit Pita.
“Bukan malem lagi Ta ini udah tengah malem.” Cibir Shilla.Kali ini Pita hanya terkekeh lagi.
“Mau gue anterin apa pulang sendiri?” Tanya Arsen pada Pita.
“Ehm makasih Kak, aku pulang sendiri ajah. Berani kok.” Tolak Pita halus.
“Ya udah hati-hati yah.” Ucapnya sesaat sebelum Pita pergi keluar rumah untuk pulang.Setelah mengantar Pita sampai depan rumahnya, Shilla dan Arsen masuk kembali ke dalam rumahnya. Padahal besok sekolah tapi tetap saja selalu main.
“Kak?!” Panggil Shilla setelah menutup dan mengunci pintu depan.
“Hm?” Arsen hanya bergumam menjawab Shilla.
“Kakak beneran lagi main hati sama Pita?” Tanya Shilla.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pengenalan :: School Love Story
Short StoryCerita konyol 4sahabat dalam sekolahnya yang mulai mengenal cinta yang tidak lain karena unsur ketidaksengajaan. Dimulai dari konflik kecil hingga badai yang mulai menghampiri persahabatan mereka,lika liku dunia,kerasnya persahabatan,pengorbanan ci...