Setelah pulang sekolah Pita serta kedua temannya-Shilla dan Keyla memutuskan untuk menengok Cara yang sedang ada di apartemen milik Pita. Mereka menaiki mobil sendiri dan Pita menaiki mobilnya sendiri pula.
Setelah sampai di apartemen Pita, mereka menemukan Cara sedang berbaring diatas sofa dan membiarkan TV menyala. Pita langsung menghampiri Cara. Cara menyadari ada yang datang ia merubah posisinya menjadi duduk. Cara tersenyum mendapati ketiga temannya datang untuk menjenguknya.
"Gimana keadaan lo Car? Udah mendingan?" Tanya Pita menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.
"Ya yang seperti lo lihat, gue udah mendingan kok. Udah agak tenang juga." Jawab Cara disertai senyuman diakhir kalimatnya.
"Syukurlah kalau begitu, gue khawatir banget sampe-sampe nih gue pengen bunuh orang yang sakitin lo." Kata Pita dengan wajah geram.
"Udahlah Ta gue udah capek." Keluh Cara. "Eh Ta gue pulang aja ya bareng mereka, takut dicariin nyokap gue nggak bawa handphone." Lanjut Cara.
"Iya Ta biar Cara pulang bareng kita aja, lagian Shilla bawa mobil juga."-Keyla.
"Yaudah kuy pulang."-Shilla.
"Pulang dulu ya Ta." Pamit Cara.
"Yaudah kalian hati-hati ya." Ucap Pita.
*~*~*~
"Ngapain minta pulang bareng?" Tanya Shilla.
"Gue punya sesuatu." Jawab Cara.
"Apaan dah? Jangan sok misterius!" Sesak Keyla.
"Sabar nyet." Cerca Cara sambil mengambil sesuatu dari dalam saku celananya.
"Gue temuin ini di kamar Pita waktu dia sekolah tadi." Jelas Cara.
Shilla dan Keyla hanya melempar tatapan bingung.
"Ini apa? Liontin punya siapa?" Tanya Keyla bingung.
"Gue rasa ini punya Pita sih, kalo bukan punya dia kenapa ada di kamar dia kan. Dan disini juga ada fotonya yang bisa gue jamin kalau ini foto Pita waktu kecil." Jelas Cara.
"Kenapa lo ambil?" Tanya Shilla.
"Gue cuma pengen tau kenapa Pita sampai sekarang nggak mau ulang tahunnya diperingati. Dan gue rasa liontin dan orang yang ada didalamnya ini punya hubungan." Ungkap Cara.
"Tapi bukannya ini udah kelewatan ya? Secara kita udah ngambil barang pribadi dia." Sesal Shilla.
"Kita bakal balikin kok tenang aja." Ujar Cara. "Tapi kira-kira siapa yang tau soal Pita selain keluarganya?" Lanjutnya bertanya yang hanya dijawab gelengan kepala oleh kedua temannya.
Cara tersenyum penuh arti. "Revan!"
*~*~*~
Malam hari sesuai dengan rencana Cara ia pergi ke apartemen Revan untuk bertanya masalah kalung itu. Cara tidak menaiki mobil, ia memilih untuk menaiki taxi.
Sekitar lima belas menit akhirnya Cara sampai di depan pintu apartemen Revan, Cara sebenarnya ragu untuk menekan bel. Tapi egonya menuntut untuk mencari tau masalah ini.
Ting tong
Suara bel sudah dibunyikan. Cara menunggu sambil membalikan tubuhnya membelakangi pintu.
"Siapa?"
Setelah terdengar suara dari balik pintu Cara menengok ke depan.
"Cara?"
Cara tersenyum. "Hai Rev."
Revan menatap Cara dengan tatapan bingung, pikirannya mengarah ke Pita takut jika gadis itu kenapa-napa.
"Cara kenapa kesini? Pita nggak papa kan?" Tanya Revan.
'Sebenarnya sedeket apa sih mereka, kenapa gue kesini langsung yang ditanyakan Pita."-Ungkap Cara dalam hati.
"Cara? Lo nggak papa?" Tanya Revan memastikan karena melihat Cara seperti sedang melamun.
"Eh! Nggak papa kok, Pita juga nggak kenapa-napa. Gue kesini sebenarnya mau tanya sesuatu, bisa kita ngobrol berdua?" Tanyanya ragu. "Tapi nggak disini, kita keluar aja." lanjutnya.
"Oh gitu, oke tunggu ya." Jawab Revan. "Oh iya lo naik apa?" Tanyanya sebelum masuk ke dalam apartemennya.
"Naik Taxi tadi." Jawabnya jujur.
"Ya udah naik mobil gue aja." Ucap Revan mengakhiri percakapan mereka.
*~*~*~
Setalah mereka sampai di sebuah cafe. Cara tak ingin mengulur waktu lagi.
"Rev, gue boleh tanya sesuatu nggak?" Tanya Cara.
"Tanya apa Car? Kayaknya serius banget." Jawab Revan.
"Ehm, sebenarnya lo sama Pita itu ada hubungan apa sih? Kok gue lihat kalian deket banget sih?" Cara memulai serius.
"Jadi Pita belum cerita ya?" Revan malah berbalik tanya. Cara hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Jadi gue itu temen kecilnya Pita makanya gue sama Pita itu kelihatan deket ya karena kita udah kenal lama."-Revan.
"Jadi lo termasuk orang yang tau Pita dong?"-Cara.
"Ya gitu."-Revan.
"Ehm jadi lo tau dong, cowok ini siapa?" Tanya Cara sambil menunjuk foto yang ada di liontin milik Pita tersebut.
Revan tercengang, darimana Cara mendapatkan liontin itu.
"Darimana lo dapet barang itu?" Tanya Revan dengan sorot mata tajam.
"Rev, ja-jangan gitu gu-gue takut." Takut Cara.
Revan menurunkan sorot matanya. Ia sadar matanya membulat Cara takut. Revan menghela nafas, mecoba meredam emosinya. Semuanya yang bersangkutan dengan Pita apalagi itu masa lalunya Revan selalu merah dan emosi entah mengapa. Rasanya sakit melihat Pita harus menangis karena masa yang telah lalu.
"Sekarang jelasin ke gue gimana liontin itu bisa ditangan lo sekarang!" Ada nada mengintimidasi dari ucapan Revan yang membuat Cara terpaksa harus berucap jujur.
"Anu Rev, gue sebenarnya pengen cari tahu tentang Pita, dia orangnya tertutup banget Rev masalah masa lalunya. Sebagai teman seharusnya saling terbuka kan?" Cara mencoba berkata jujur.
Revan menghela nafas lagi, mungkin saatnya Pita menceritakan kepada teman-temannya. Tapi Revan tidak bisa memaksa Pita jika dia memang belum siap.
"Tapi apa dengan mengambil barang pribadi milik Pita lo masih pantes disebut temen?"
Jleb!
Ucapan Revan menohok hati Cara. Seperti itu cara berbicara dengan perempuan?
"Rev tenang dulu gue bisa jelasin semuanya." Ucap Cara.
"Apa, cepet bilang?!" Sentak Revan.
"Gue cuma pengen tau kenapa Pita segitu nggak maunya ketika ada yang pengen ngerayain ulang tahun dia. Dan gue cuma pengen cari bukti aja Rev gue nggak berniat buat ngambil kok Rev. Dan gue rasa anak kecil yang ada di foto itu ada hubungannya dengan misteri ini." Jelas Cara.
"Tapi caranya nggak gini Car, harusnya lo bilang baik-baik sama Pita." Ucap Revan.
"Udah Rev udah gue udah coba bilang baik-baik sama Pita tapi dia tetep nggak mau bilang. Dan ini cara satu-satunya buat gue tau semuanya Rev. Tolong Rev, tolong kasih tau gue kenapa." Mohon Cara.
Revan menggeleng pelan. "Gue nggak bisa Car. Maaf!"
Revan bangkit lalu pergi meninggalkan Cara sendiri termenung di meja.
"Kayaknya gue juga bisa bantu masalah lo!"
*~*~*~
Maaf ya dikit, hehe yang penting up:)
Makasih yang masih setia di cerita aku. Aku sayang kalian-3
Jangan lupa vote and comment gaes:)
ILYA♡

KAMU SEDANG MEMBACA
Pengenalan :: School Love Story
Short StoryCerita konyol 4sahabat dalam sekolahnya yang mulai mengenal cinta yang tidak lain karena unsur ketidaksengajaan. Dimulai dari konflik kecil hingga badai yang mulai menghampiri persahabatan mereka,lika liku dunia,kerasnya persahabatan,pengorbanan ci...