5. Jadi gimana?

77.9K 2.8K 39
                                    

FIRMAN POV

"Kau perlu apa untuk berangkat?"

Tanya Bella sambil berdiri di depan almari.

Sedangkan aku, aku berbaring memperhatikannya yang sedari setengah jam yang lalu sudah melotot ke arahku yang tak membalas pertanyaannya.

"Ay.."
Geramnya.

"kenapa kamu bahagia kalau aku pergi?"
Tanyaku ke arahnya.

Bela menatapku dingin dan aku ikut merasakan aura itu.

"Kamu gak bisa lari dari masalah gitu aja! Bagaimanapun Sela istri kamu, jemput dia! Kamu membiarkan dia bersenang-senang dengan lelaki lain, sedangkan kamu? Sudah seminggu lebih kamu tidur tak nyenyak, makan juga gak enak gara-gara mikirin wanita jalang itu!"

Ujarnya menantang ke arahku.

"Jaga ucapan kamu Bela! Dia bukan jalang!"
Ujarku tak sadar sudah berdiri menjulang ke arahnya dan menunjuk muka Bela yang terlihat berdecih ke arahku.

"Lalu apa? Kau tak terima dia ku katakan jalang? Terus sebutan apa yang pantas? Cinderella? Princes? Sebutan itu sama sekali tak cocok buat istrimu itu!"

"Jalang hanya cocok buat manusia yang pernah hidup di kelab"
Ujarku datar.

"kau menyindirku?"
Tanyanya dengan wajah terluka.

Oh tuhan, aku salah mengatakan itu lagi.

"mak.."

"sudahlah, aku lama-lama stres tinggal satu atap denganmu. Lebih baik, sekarang kau kemasi barangmu dan pergi dari sini! Terserah mau ke kutub mau kau jemput dia aku tak peduli!"

"Kau tak lupa mengusir siapa?"

Tanyaku geram.

"aku tau kau yang membeli apartement ini. Tapi aku berhak mengusirmu karena ini sudah atas namaku, so? Tinggalkan aku dan pergi dari sini. Aku ingin bersenang-senang. Oh atau aku pergi ke kelab ya? Toh di matamu aku kotoran!"
Ujarnya lancar dan terlihat aura permusuhannya.

"Itu maumu? Aku pergi? Fine"
Ujarku memasukkan semua barangku ke koper tanpa ada sisa bahkan barang yang lain yang tak penting ikut ku bawa.

Aku merasa di injak-injak olehnya, bagaimana mungkin dia berkata begitu?

Dia memang sering melawanku, tapi tak pernah sampai mengusirku dengan cara seperti ini.

Apalagi dia tau gimana kacaunya diriku saat ini. Dan ya memang itu semua karna Sela, tapi bukan berarti aku di perlakukan seperti ini.

Aku suaminya.

Aku pergi dan membanting pintu kamar dengan keras.

"Dasar Gila! Jemput tuh istrimu, biar ngurusin orang gila sepertimu"
Ujarnya yang mampu ku dengar.

Ku rasa impas, dia ku sindir oh bukan tak sengaja aku menyindirnya Jalang, dan dia mengataiku Gila.

Saat sudah di depan lift aku menghembuskan nafasku kasar.

Aku berpikir ulang dan menarik kembali koper ke arah berlawanan.

The Secret Wife✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang