19

713 38 28
                                    

Sakti mengerjapkan matanya pagi ini karena silau oleh cahaya matahari yg masuk lewat jendela.

"Sayank kamu gak bangun? Ini udah siang" suara Shania sambil membuka tirai jendela

"Ntar dulu aku masih ngantuk"

"Ayo bangun donk, jangan males"

"Aku kan hari ini libur Sayank, ntar dulu ya.."

"Enggak, cepetan bangun, ini tuh udah siang" suara Shania terdengar semakin dekat di telinga Sakti.

Sakti lalu membuka mata, dilihatnya Shania sudah ada di depannya. Tercium aroma wangi sabun mandi di hidung Sakti yg berasal dr tubuh Shania. Dilihatnya Shania baru selesai mandi dan masih memakai handuk di tubuhnya.

"Kamu pagi-pagi udah wangi, mau kemana?"

"Kemana apanya, ya mau bangunin kamu biar kamu gak males"
"Ayo cepet bangun ini udah siang.!!"

"Pagi-pagi kok udah keramas? Semalem kan gak aku apa-apain..."

"Emang aku keramas harus nunggu di apa-apain kamu dulu? Yg enggak-enggak aja"

"Ya gak gitu, ini tuh suatu pemandangan yg menyejukkan mata gitu loh lihat kamu pagi-pagi kaya gini, gak kaya biasanya"
"Biasanya kan aku yg bangun duluan"

"Berarti yg sekarang ini luar biasa, makanya kamu cepetan bangun"

"Kalau pagi-pagi lihat kamu kaya gini yg bangun malah yg lain deh yank"

"Apaan?"

"Kasih tau gak ya..."

"Enggak, gak usah, gak penting"

"Hehe, yaudah kalau gak mau tau"
"Sayank... Sini donk deketan"

"Apa sih... Aku lagi ngeringin rambut ini"

"Sini aku bantu keringin"

"Mau modus ya?"
"Sorry, diriku tidak akan tertipu olehmu, hahaha"

Sakti tersenyum lalu segera bangkit dr tempat tidur dan berlari memeluk istrinya. Dia peluk Shania dr belakang saat Shania sedang lengah tidak memperhatikannya.

"Kamu pagi-pagi gemesin banget si..."
Ucap Sakti sambil menyenderkan kepalanya di bahu Shania dan hendak mencium pipinya tapi ditepis oleh si empunya.

"Iihhh bauk, cuci muka dulu sana.!"
Sambil menjauhkan wajah Sakti dg tangannya.

"Gak mau, aku mau nya sekarang" Setelah berkata seperti itu Sakti lalu menggendong tubuh Shania dan mengangkat nya ke kasur.
Shania memberontak dan memukul-mukul tubuh Sakti tapi percuma, tenaganya tidak lebih kuat dr suaminya.

"Iihh lepasin..." Shania berusaha memberontak dg memukul-mukul bahu Sakti dan menghentak-hentakkan kakinya.

"Hahaha coba aja kalau bisa" Sakti lalu menjatuhkan tubuh Shania ke kasur.

"Mau ngapain kamu? Awas jangan macem-macem ya?!!" Shania berkata sambil mengepalkan tangannya memberi ancaman pd Sakti.

"Mau makan kamu!!"
"Haawwrrrggghh.!!"
Sakti lalu menubruk tubuh Shania yg berada di atas kasur.

"Sayank... Iihh geli banget sumpah, hahaha iiihh lepasiinn...!!"
"Aku teriak panggil Mama nih"

"Mama gak ada di sini Sayank, ini tuh rumah kita"
"Sekarang gak ada yg bisa nolongin kamu" Sakti lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Shania sambil menatap mata Shania dalam-dalam.

Tiba-tiba saja Shania merasa lemah kemudian dia menyerah.
Tubuh mereka kini semakin menempel, Sakti mencium leher Shania dan mendesak-desakkannya disana, kemudian dia cium bibir Shania dan mulai melumatnya.

Dunia Milik Shansak Yang Lain NgontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang