Happy reading readers....
❤❤❤"Kita di bukit kenangan"
Acha hanya diam melihat ke depan. Pemandangan kota benar-benar bagus dilihat dari tempat setinggi ini.
Acha duduk di atas rumput dan memandang lurus kedepan. Sedangkan Aldi duduk di sebelahnya.
"Gue gak tahu, lo atau gue yang akan menang"
"Gue harap lo yang menang, Cha"
"Apa alasan lo ngasih gue tantangan waktu itu?" Acha menoleh ke arah Aldi yang masih fokus dengan lukisan ribuan tumbuhan di depannya.
"Entah.... tiba-tiba terlintas gitu aja di otak gue" Aldi masih menatap hamparan di depannya.
Tenang, hijau dan asri.
"Lo pernah kesini?" Tanya Acha pelan.
Aldi menoleh ke arah Acha dan mata mereka bertemu.
"Ya. Dengan orang yang gue sayang tapi dia udah pergi ninggalin gue. Takdir kali ya? Orang yang gue sayang malahan pergi ninggalin gue?
Mereka kembali fokus ke depan. Sesak menghampiri Acha, matanya mulai memanas mengingat sosok dia.
"Lo sendiri pernah kesini?" Lanjut Aldi.
"Ya. Gue pernah kesini dengan orang yang berharga buat hidup gue. Tapi sayang di tempat ini juga gue kehilangan dia"
"Hahaha....." Aldi tertawa sumbang. Ada nada sedih dan kecewa tersirat di dalamnya.
"Nasib kita sama, ditinggal orang yang disayang" ucap Aldi pelan tapi ada rasa kecewa yang teramat sangat di dalamnya.
"Apa karena kehilangan dia lo jadi bad gini?" Acha mulai penasaran dengan Aldi yang ia kenal selama ini.
"Maybe yes, maybe no"
"Maksudnya?"
"Selain gue kecewa karena dia,,, gue juga kecewa sama bonyok gue yang gak punya waktu buat gue"
"Sibuk kerja?"
"Yes. Gue ngerasa gak disayang lagi, gak diperhatikan lagi, kaya mereka udah gak peduli sama gue. Jadi mungkin dengan cara ini gue berusaha menarik perhatian mereka tapi tetep aja gagal"
"Apa Gara-gara dia juga lo kaya gini?" Tanya Aldi lagi.
Acha mengangkat bahu acuh. Dia menghela nafas berat beberapa kali.
"Sama kaya alasan lo sih" jawab Acha sekenannya.
"Gue capek jadi bad gini" ucap Acha dan Aldi bersamaan.
Mata mereka saling bertemu dalam tiupan angin bukit kenangan.
Aldi tersenyum tipis, sangat tipis bahkan hanya Acha yang bisa melihatnya.
"Tapi sekarang gue lagi coba buat kenangan baru di bukit ini sama lo. Dan gue harap lo gak ninggalin gue kaya dia" Aldi memelankan suaranya.
"Kenapa gue? Kenapa gak cewek lain yang lebih cantik atau yang lebih baik dari gue?"
Mata mereka masih bertemu, jantung pun bermaraton ria di tengah kecanggungan yang terjadi.
"Karena cuma lo, cewek yang bisa buat gue nyaman jadi diri gue sendiri"
Rona merah menjalar ke segala penjuru di pipi putih Acha. Ia tersenyum sekilas tapi segera mengembalikan seperti semula ekspresinya.
"Apa yang buat lo nyaman sama gue? Apa karena gue cantik, famous, pintar? Sorry bukan maksud sombong. Gue cuma pengin tahu aja. Karena semua cowok yang deketin gue cuma ada 2 kemungkinan alasannya. Pertama numpang famous dan yang kedua,,,, manfaatin gue"
![](https://img.wattpad.com/cover/149066094-288-k276228.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TARAXACUM
Novela Juvenil"Cinta saja tak cukup untuk bertahan, bagiku kejujuran adalah pondasi utama suatu hubungan" -Acha "Cinta tanpa diikuti percaya itu bohong! Hubungan tanpa sebuah kepercayaan itu sia-sia!" -Aldi Cerita klise tentang kisah cinta anak sma. Dimana ketika...