24. Cemburu nih?

151 18 5
                                    

"Jika kamu bisa menggenggam hati yang lain, bolehkah saya menyandar pada bahu lain?"

-Allysa Chelcilia Hervia Agatha-

"Ssutt udah ya, jangan nangis. Sorry tadi gue gak sengaja bentak lo!" Aldi mengusap pelan rambut Sania. Sementara Sania masih berusaha menahan isakannya.

Acha yang jengah hanya memainkan hp nya. Scroll bolak-balik semua sosial medianya. Bahkan ia dengan isengnya membalas puluhan chat dari fansnya yang biasanya hanya ia diamkan.

"CHA!" teriak seseorang.

Acha mendongak dan matanya bertemu dengan cowok itu.

"Lo!--" pekik Acha senang dan segera memeluk sosok itu.

❤❤❤

Acha melepaskan pelukannya dari sosok itu.

"Lo ngapain di sini, Cell?" tanya Acha ketika Marcell duduk di sampingnya.

"Jalan-jalan doang sih. Lo ngapain di sini?"

"Nyari angin wkwk. Btw lo sekarang sekolah di mana?" Acha dengan santainya menyuap sesendok penuh es krim.

"Ehm ... gue sih di sma sebelah, tapi mulai besok gue sekolah di sma lo!" Marcell ikut menyuap es krim.

"Aciee kita satu sekolah lagi. Awas ntar galmov lho sama gue. Gue kan cantik luar dalam, pasti susah di lupakan lah!" sombong Acha sembari mengibaskan rambutnya.

Marcell mengusap kasar wajah Acha dengan gemas.

"Kurangi kepedean lo deh, Cha. Kasian gue sama pacar lo itu. Udah dapet bekasan gue, tampilan naudzubillah gini, mana tingkahnya astghfirullah. Duh nyebut kan gue."

"Naudzubillah? Astghfirullah? Eleh! Bodo! Jelek-jelek gini lo pernah jatuh cinta sama gue lho! Ngaku lo! Iya kan?" Goda Acha sembari menaik turunkan alisnya dan mencondongkan wajahnya ke arah Marcell.

"Iya iya ngaku gue kalo soal itu. Tapi kan lo dulu masih imut-inut gak amit-amit kaya gini!" Marcell mendorong kembali kepala Acha menjauh darinya.

"Kalo gue amit-amit, apa kabar cewe yang fotonya lo post kemarin di sw?"

"Gue gak post apa-apa."

"Boong. Yang cewe posenya anu di deket lampu merah itu!"

"ANJAY! DIA ORGIL CHA! LAGIAN GUE POST FOTONYA JUGA BUAT KEPENTINGAN TUGAS!"

"YA LO JANGAN NGEGAS DONG!" Teriak Acha sembari membungkam mulut Marcell dengan sesendok es krim.

"LO JUGA NGEGAS DODOL!" Marcell yang tak terima pun ikut menyendokkan es krim ke mulut Acha.

"IWH MALCWEL DWINGIN!" Teriak Acha dengan tampang absurdnya sebab kedinginan dengan sebongkah salju di tenggorokannya.

Marcell hanya tertawa terpingkal-pingkal melihat Acha dengan keabsurdannya. Sedangkan Aldi hanya mengaduk bosan es krim di depannya sembari menatap sang kekasih yang asyik dengan sang mantan. Lain lagi dengan Sania yang tengah sibuk tertawa dengan hp nya.

Aldi beranjak pergi meninggalkan mereka semua yang menatapnya bingung, namun tetap fokus pada kegiatannya masing-masing.

"Pacar lo kenapa, Cha?"

"Ntah, kan dari tadi sama lo!" jawab Acha acuh dan kembali sibuk dengan es krimnya.

Sania meletakkan hpnya dan memandang Acha dengan tatapan sulit diartikan.

"Kejar Aldi!" titah Sania pelan namun tegas.

"Lo aja. Kan dari tadi dia sama lo!"

"Tapi lo lebih berhak dari pada gue! Cepat kejar kalo lo bener-bener peduli sama Aldi!"

"Bodo amat. Gue gak peduli!" Kekeh Acha. Dia mengambil hp nya dan sibuk dengan duni maya.

BRAK!!!

"CARI.DIA, KALO.LO.BENERAN.SAYANG.SAMA.ALDI!" bantak Sania penuh tekanan.

Sania pergi belalu meninggalkan gemuruh hati di dalam dada Acha. Bukan karena terkejut dengan gebrakan meja Sania, melainkan dengan ucapan gadis manis itu. Entahlah, tiba-tiba perasaanya tak enak.

Acha terlonjak ketika Marcell menepuk pundaknya pelan.

"Susul gih pacar lo!"

Acha menatap kosong Marcell dan segera melangkah meninggalkan tempat itu. Namun baru beberapa langkah dia berhenti.

"Sorry gue pergi dulu!" ucap Acha pelan tanpa membalikan tubuhnya.

Marcell tersenyum miris. Ya, jujur dirinya memang belum bisa move on dari cewek yang baru saja menghilang dari pandangannya. Ia menyesal dulu memutuskan hubungan dengan gadis seistimewa Acha. Dan sekarang, ketika ia kembali membawa segudang penyesalan dan sesamudra harapan, Acha telah menemukan kebahagiannya.

Mungkin dia bisa bertindak antagonis, namun dia memilih menjadi sosok tersakiti. Ia tak mau lagi menyayat hati rapuh Acha.

Setelah membayar semua pesanannya, ia bangkit meninggalkan tempat itu.

❤❤❤

Acha termenung di halte. Ia berulang kali mencoba menghubungi Aldi, namun tak diangkat. Bahkan ia sudah menspam chat ke Aldi, tapi entahlah, masih ceklis satu hingga kini.

Gerimis mulai menyapa bumi, menapaki lembah gunung hati yang membisu. Mengguyur jiwa-jiwa yang kini merenung akan kenangan hati.

Acha memijit kakinya, ia lelah berlari mencari Aldi kesana kemari tanpa hasil. Ia masih memikirkan semua kemungkinan di mana Aldi berada. Hingga akhirnya ia mengingat suatu tempat. Ia tersenyum, ia sangat yakin Aldi ada disana. Dengan semangat ia mencegat taksi yang lewat dan segera meluncur ke tempat itu.

❤❤❤

Aldi duduk termenung menatap hamparan pemandangan indah di depannya. Tatapannya kosong, pikirannya jauh terbawa angin. Hatinya hanya terus memanggil satu nama, Acha ....

"Apa iya gue cemburu sama Marcell?" batin Aldi pelan.

Tes tes tes

Setitik dua ketik air hujan mulai menerpanya. Namun kakinya enggan melangkah, hanya berdiam menjejak tanah berumput indah.

"Acha emang pacar gue, tapi kan cuma karena tantangan itu. Apa pantes gue cemburu? Cemburu kan tanda cinta, apa iya gue cinta sama Acha? Kayanya iya deh. Tapi apa Acha juga punya perasaan yang sama? Kayanya dilihat dari sikap Acha tadi, dia gak ada rasa deh sama gue. Apa gue putusin Acha aja ya? Biar Acha bisa balikan sama Marcell. Kayanya Acha lebih bahagia sama Marcell dari pada sama gue!" Aldi bertanya dalam hati.

Aldi terjengnggit kaget ketika gerimis semakin menggila. Bajunya mulai basah. Namun entah mengapa dirinya enggan pindah.

"Huft, basah aja deh sekalian. Sakit aja kalo perlu, biar gue ada alasan buat gak sekolah dan ketemu Acha." batinnya kembali.

BRESSSS

Hujan tiba-tiba jatuh dengan gembiranya. Namun Aldi heran, kenapa ia tak merasakan guyuran air?

Ia menengok ke atas, siapa tahu ada pesawat terbang di atasnya. Namun yang ia lihat hanyalah sebuah payung berwarna biru.

"Siapa? Bukankah tadi gue sendirian di sini? Apa hantu kaki ya? Ish gue cowo masa takut hantu. Apa Sania? Eh gak mungkin, Sania kan anti hujan. Apa iya Acha? Iya ini pasti Acha. Uhuy! Ternyata Acha peduli juga sama gue. Mana pas lagi momennya. Di bawah hujan, satu payung berdua!" Aldi terkekeh kecil menyadari pikirannya.

Aldi berbalik dengan pelan. Berharap pikirannya menjadi nyata. Aldi terkejut menyadari bahwa orang yang membawa payung untuknya adalah ....

❤❤❤

ADALAH RARA!!! AUTHOR YANG KECEH BADAI INI.

IHIHIHI ENGGAK KOK ENGGAK. SANS AE. DIA ITU ADALAH, EHM RAHASIA WKWK.

Ditunggu di next part aja ya ....

Tata!!! See you next part!!!

Salam sayang
KR💕

TARAXACUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang