Madness

20.1K 917 9
                                    

KISHA POV

PLAAAAKKKKK!

Tanpa kusadari tanganku bergerak menuju ke salah satu sisi wajah Kak Reo dan muncullah suara itu yang membuat udara di sekelilingku berubah, sekaligus suara ramai tadi berhenti dan berganti menjadi hening yang ganjil dan tak nyaman.

Kurasakan tubuhku sudah tak lagi terperangkap dalam salah satu lengan besarnya membuatku mau tidak mau mengangkat kepala perlahan dan melihat reaksi Kak Reo. Aku benar-benar refleks menamparnya tadi! Aku harus minta maaf atau sesuatu akan bertambah kacau-

ASTAGA!

"Lo... punya nyali juga rupanya ya."

Aku bisa melihat jelas bekas tamparanku di wajah Kak Reo yang berkulit bersih. Pasti tanpa sadar aku melepaskan tenaga yang berlebihan dan... Ugh, dari suara yang kutimbulkan jelas sekali warna merah di pipinya itu sangatlah sakit dan berdenyut.

"M-Maaf kak, saya... ga sengaja. Beneran... "

Setidaknya aku harus minta maaf dulu, lagipula dia kan yang salah sudah menciumku seenaknya. Ini memalukan, harusnya dia punya urat malu!

Kak Reo menatapku tajam dan tiba-tiba salah satu lengannya menggapai bahuku dan mencengkramnya dengan erat di sana membuatku sedikit meringis kesakitan. Tenaganya bukan main-main.

"Harusnya lo senang, gue mau ngerasain bibir lo yang ga berpengalaman itu di sini."

Hah?

"Sekarang lo malah ngelunjak, ck... "

"T-Tapi kan saya ga minta di cium kak. Dan perlakuan kakak itu ga pantas."

Kayaknya ni cowok kalo ga diterus terangin bakalan kemana-mana deh urusannya. Jangan-jangan otak Kak Reo geser gara-gara berteman dengan temannya yang ga waras itu?

"Oh? lo berani juga heh?"

"Bukan itu maksud saya kak. Saya-"

"LO ITU CEWEK GUE! PAHAM?!"

TIba-tiba Kak Reo meninggikan suaranya dan genggaman tangannya pada bahuku berubah semakin kuat hingga tanpa kusadari aku berteriak kesakitan. Cowok ini benar-benar ingin meremukkanku dengan tenaganya atau gimana sih?!

"Yo, udah... bentar lagi bel. Guru pasti bakalan ngeliat," ujar Kak Radith

"Iya, KING. Kalo lo kesel ama ni JOKER, lo gunain gue buat ngehukum dia," timpal Kak Edo

Apa katanya?! bisa-bisanya dia berkata seperti itu di saat aku yang menjadi korban di sini? 

Mataku perlahan melirik ke arah Dira untuk memohon bantuan, tapi entah kenapa pandangan teman sebangkuku itu sama sekali tidak terfokus padaku. Tapi pada Kak Edo. 

Aku tidak tahu ada masalah apa, tapi Dira memandang Kak Edo dengan kebencian dan kemarahan hingga dua tangannya mengepal kuat di sana. 

"Yo, lepasin dia," ucap Kak Radith lagi, kali ini ia berusaha buat ngelepasin aku dari Kak Reo

Tapi tiba-tiba saja Kak Reo berpaling pada Kak Radith dengan pandangan penuh amarah dan lengannya satu lagi yang bebas mengenggam leher cowok itu dengan cepat hingga membuatku sedikit menganga.

Apa Kak Reo ingin ngebunuh Kak Radith?!

"Lo berisik. Bisa diam ga?" bisik Kak Reo

"KAK! Itu Kak Radith!" teriakku

"Gue tahu dia Radith! Makanya gue suruh dia diam!"

Gawat, Kak Reo lagi dipenuhi emosi. Ga bisa ngebedain temannya sendiri.

It's a game, baby!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang