Suara dari speaker kembali terdengar, membuat semua orang langsung berhenti bergerak, mengerti jika permainan akan berakhir.
"Permainan akan berakhir dalam sepuluh... sembilan... delapan... "
Kisha mengikuti Reo dengan perasaan gugup yang semakin menguasainya setiap kali ia mendengar hitungan dari PANITIA. Ia penasaran dengan siapa saja yang akan menjadi pemegang kartu baru dan kartu apa yang ia dapatkan.
Ternyata Reo membawanya kembali ke lapangan basket, dimana sudah banyak murid berkumpul untuk mendengarkan siapa sang penguasa sekolah dalam satu minggu ke depan. Kisha yang berada di belakang Reo dapat merasakan ketegangan dari orang-orang di sekitarnya, membuatnya semakin gugup karena tahu namanya akan disebut.
"Tiga... Dua... Satu. Permainan berakhir. Silahkan angkat kartu yang kalian punya saat ini."
Kisha menelan ludah. Tangannya masih memegang kartu yang berada di dalam kantong rok miliknya dan ragu untuk memberitahu semua orang jika ia memiliki kartu. Dan akan lebih memalukan lagi, jika dirinya mendapatkan JOKER kembali.
"Satu kartu lagi," suara speaker kembali terdengar. "Tunjukkan kartumu atau kami akan bertindak."
Ancaman itu langsung membuat Kisha terdiam. Tangannya bergetar dan masih berada di dalam kantong sedangkan orang-orang di sekitarnya mulai gelisah serta penasaran dengan siapa yang memiliki kartu terakhir.
Reo menyadari jika Kisha sama sekali tidak bergerak dan menunjukkan kartunya. Cowok itu langsung tahu dari reaksi kekasihnya yang masih tidak mengetahui apa kartu yang dimilikinya. Tapi kalau Kisha tetap seperti itu terus, ia akan berada dalam bahaya.
Dengan cepat Reo menarik tangan kekasihnya yang hanya bisa pasrah dan mengangkat tangan serta kartu yang dimilikinya. Tindakan Reo yang spontan tersebut langsung mendapatkan perhatian besar dari orang-orang di sekelilingnya.
Apalagi saat mengetahui kartu apa yang Kisha punya.
"Hasil sudah didapatkan. Kami akan mengumumkan empat orang yang memegang kartu utama serta satu JOKER dalam permainan THE END."
Semua orang dengan cepat saling berbisik dan bergumam, membuat Kisha menunduk semakin dalam untuk menyembunyikan wajahnya. Ia tidak ingin mendengar namanya menjadi JOKER lagi, tapi ia juga tidak ingin mendengar namanya disebutkan dengan lantang di depan semua orang.
"King dipegang oleh Reonald Mahesa Sagraha, Queen dipegang oleh Daniel Arya Widiardi, Jack dipegang oleh Kisha Fayyola Nadhifa, As dipegang oleh Violetta Lidya Saputri dan JOKER dipegang oleh Ardira Fabrianne."
Pengumuman itu menggemparkan seluruh isi sekolah. Bukan hanya itu, Kisha yang mendengar namanya bukan lagi menjadi seorang JOKER membuatnya ingin melompat penuh syukur jika bukan karena ia mengenali siapa JOKER setelah dirinya.
Ia tidak memang tidak pernah mendengar teman sebangkunya mengenalkan diri dengan nama lengkapnya, tapi tentu saja ia bisa melihat dan mengingat namanya dari buku-buku yang ditulis pada sampul dengan rapi.
Dira.
Siapa yang akan menyangka jika cewek itu yang akan menjadi JOKER baru untuk seminggu ke depan?
"Selama seminggu, silahkan mengikuti peraturan yang tersedia sesuatu dengan masing-masing peran yang diterima. Terima kasih," kata dari speaker itu lagi
Ini kesempatannya.
Kisha langsung menepis dengan kasar tangan Reo yang masih mengangkatnya tinggi, meninggalkan kartu yang ia miliki begitu saja terbawa oleh angin dan berlari ke salah satu gedung utama, dimana ruang kepala sekolah berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's a game, baby!
RomanceBagaimana jika kebebasanmu direngut hanya karena sebuah permainan yang menjadi tradisi di sekolah barumu?