Gamble

17.2K 861 18
                                        

Kisha menepis kasar tangan Radith yang menahannya sedari tadi dan berdiri dengan cepat kemudian menghapus airmatanya dengan kasar membuat semua yang melihatnya hanya bisa terdiam. Bahkan Reo dan Daniel menghentikan aksi pertaruhannya ketika melihat cewek itu berdiri.

Perasaan Kisha bercampur aduk ketika Reo dan Daniel menatapnya. Antara kekecewaan pada Reo, kemarahan pada Daniel dan kebencian pada keduanya. Perlahan, Kisha mengambil langkah panjang-panjang menuju Reo dan melayangkan tangan kanannya pada cowok itu.

PLAK!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Reo hingga membuat pria itu merasa shock sesaat. Tidak ada yang membuka suara saat hal itu terjadi. Tidak juga dengan Reo yang bertanya-tanya dalam hatinya. 

Mata cokelat Reo melirik Kisha, cewek itu terlihat kacau saat ini. Dengan mata memerah basah seolah menahan tangis agar tidak tumpah keluar, bibir yang terkatup kuat menandakan ia menahan amarahnya dan sisa airmata yang mengalir di pipinya.

Seketika itu, Reo sadar dirinya sudah mengacaukan rencana semulanya untuk menyelamatkan Kisha dan membawanya pergi dari rumah Daniel.

"Apa lo ga punya hati? Lo mempertaruhkan gue disaat gue dengan bodohnya berharap lo nyelamatin gue! Gue ga peduli lo KING, Kakak kelas atau orang yang paling disegani di sekolah! GUE BENCI LO!" teriak Kisha

Kalimat itu menggema di seluruh ruangan dan Tidak ada yang berani membuka mulut untuk membantah ucapan itu. Reo sekalipun, hanya bisa menghela nafas dan membuang muka. Ia tidak ingin melihat ekspresi penuh kekecewaan dari Kisha. Kalimat itu sudah cukup untuk membuatnya berada di posisi yang sama dengan Daniel saat ini.

"Gue mau pulang," desis Kisha dan berbalik

Reo mengangkat kepala, memperhatikan Kisha yang berjalan menuju sofa dan mengambil tas kecilnya yang terjatuh dan segera beranjak ke pintu keluar tanpa mengatakan apapun atau peduli dengan sekitarnya lagi.

"Man, hadiah kita melarikan diri."

Daniel berusaha untuk memprovokasi dirinya, ia tahu. Tapi tetap saja ia merasa benci jika sindiran itu menyangkut pada diri Kisha. Terutama setelah semua yang ia lakukan pada Kisha.

"Omong-omong... tu cewek masih anak baru kan? Emang dia udah tau jalan sini?" tanya Daniel

Reo berdecih, membuang asbak yang terbuat dari kaca ke sembarang arah hingga terdengar suara pecahannya yang nyaring, kemudian berlari menuju pintu keluar untuk menyusul Kisha.

"WOI! ASBAK GUE!" teriak Daniel tanpa diperdulikan oleh Reo

Terdengar cekikikan dari ketiga orang yang sedari tadi hanya bisa menonton dan menunggu perintah dari Reo. Ia bisa mengurus mereka nanti dan memberi pelajaran untuk itu. Sekarang ia harus menyusul Kisha, meluruskan masalah dan mengembalikannya ke rumah seperti janjinya pada adik cewek itu.

Mata cokelat Reo dengan cepat menemukan Kisha yang berdiri dengan penuh kebingungan di pinggir jalan, melirik kanan kiri pada jalanan sepi seolah berharap menemukan angkutan kota atau kendaraan agar dapat kembali ke rumahnya.

Reo menghela nafas lega dan segera berjalan ke arah Kisha. 

"Lo ga takut keculik lagi, berdiri di pinggir jalan?"

Kisha berbalik dengan cepat, terkejut menyadari Reo sudah berada di sampingnya dengan dua tangan terlipat rapi di depan dada dan senyuman ramah padanya. Tentu saja rasa kecewa masih membuat Kisha tidak ingin berbicara pada cowok itu dan membuang muka.

"Cewek banget. Marah-marah, nangis terus ga mau ngomong," ejeknya menyindir

"Lo apa sih, ga liat apa gue masih marah ama lo?!" hardik Kisha

It's a game, baby!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang