Kisha terbangun dengan kepala berat saat ia menyadari bahwa kini ia sudah berada di kamarnya. Matanya melirik kanan dan kiri, jaga-jaga jika ada sosok cowok yang membuatnya bermimpi buruk dengan berusaha untuk melecehkannya, tetapi tidak ada tanda-tanda orang selain dirinya di kamar tersebut hingga Kisha menarik nafas lega.
Sepasang mata hitamnya melirik ke kaca di seberang tempat tidur, gaun minim dan rambut yang acak-acakan adalah bukti bahwa semua yang ia alami bukanlah mimpi.
Wajah Kisha memucat, bertanya-tanya sejak kapan ia berada di kamarnya, atau lebih tepatnya kapan cowok itu mengantarnya pulang ke rumah dengan selamat? Dan apa yang dikatakan cowok itu pada mamanya?
Dengan cepat, Kisha segera turun dari tempat tidurnya dan berlari menuju dapur dimana terdengar suara berisik yang membuatnya yakin mamanya sedang memasak sarapan untuknya dan adiknya.
"Ma! Mama!" teriak Kisha
Mama Kisha menoleh,"Sudah bangun? bagus ya, belum mandi dan siap-siap. Mau telat kamu?"
Kisha mengabaikan pertanyaan mamanya, ia lebih memilih untuk mengetahui bagaimana caranya ia berada di rumah dengan selamat saat keadaan kacau yang terjadi antara dirinya dengan Reo kemarin.
"Ma, Kisha kok bisa udah sampe di rumah? Yang nganter siapa?!"
"Ya Nak Reo lah. Kamu tuh ya, Kasian tau dianya bela-belain nganter kamu jalan-jalan sampe kamu dijadiin cantik kayak gini eh malah tidur."
Kisha hampir muntah mendengar penuturan mamanya, jelas-jelas ia merasa jika semalam Reo membawanya pergi ke sebuah rumah ga jelas dan dilecehkan di dalamnya. Reo juga udah nyium dia tiga kali dalam sehari, memberi obat aneh yang membuatnya kehilangan kesadaran sampai pagi ini dan hilang gitu aja.
Bagian mananya Kisha dianter jalan-jalan ampe ketiduran?
"Yaudah kamu cepetan mandi! ga malu anak perempuan kok belum mandi jam segini."
Awas aja tu cowok kalo berani macem-macemin gue, pikir Kisha kesal
# # # # #
Seperti biasanya, Reo duduk di kantin yang masih sepi dengan beberapa pedagang yang sedang mempersiapkan dagangannya. Di sampingnya ada Radith dan Edo yang sedang membicarakan sesuatu yang tidak membuat Reo tertarik sama sekali.
Rokok di mulutnyalah satu-satunya yang menarik untuknya kini. Setelah semua masalah tadi malam, ia terpaksa harus mengganti strategi agar Kisha mendatangi dirinya pagi ini dengan memberi obat dan mengantarnya pulang dalam keadaan tidak sadar semalam.
Cewek itu pasti akan panik, mengira ia melakukan sesuatu buruk saat dalam keadaan tidak sadar, dan itulah yang ia inginkan dari Kisha.
Sementara ia tidak sabar menunggu kesenangan itu mendatanginya, Reo menerima kabar mengejutkan pagi ini sehingga dalam sekejap moodnya yang bagus berubah drastis. Hal itu disadari oleh kedua sahabatnya.
"Yo," Panggil Radith,"Lo kenapa sih? suntuk amat kayaknya."
"Gue tebak, KING kita ini lagi mikirin tu cewek kenapa ga muncul-muncul kan?" timpal Edo
Radith mengangkat alisnya,"Lo serius tertarik ama tu cewek?"
"Gue tertarik buat ngerusak dia," ralat Reo
"Itu yang lo pikirin daritadi?"
"Bukan. Lo ga denger kabar apa pagi ini?"
Radith dan Edo saling memandang bingung, kabar apa yang dimaksud oleh Reo hingga cowok itu sudah terlihat siap meledak kapanpun andai saja ada yang mencari gara-gara dengannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
It's a game, baby!
RomanceBagaimana jika kebebasanmu direngut hanya karena sebuah permainan yang menjadi tradisi di sekolah barumu?